Hope 11

665 73 9
                                    

" Argh! Si*lan! " Ucap Jevan dengan frustasi seraya ia mengajak rambutnya

Jevan sekarang berada dirumahnya tepat di ruang tamu ia berada. Keadaannya terlihat kacau jika dilihat dari pakain yang ia pakai, dengan dasi dan baju yang tak beraturan. Jevan menundukkan kepalanya pada tumpuan di kedua telapak tangannya, ia baru saja pulang dari perusahaan nya.

" Kacau! Kacau! "

Ceklek

Suara pintu terbuka menampilkan seseorang berpakaian rumahan

" Loh? Abang kok jam segini udah pulang? " Tanya nya setelah melihat penampilan dari orang di depannya

Jevan mengangkat kepalanya untuk menatap lawan bicara. Matanya menatap tajam ke arah sang lawan bicara, Javiero disana.

" Abang lagi ada masalah ya? "

" Bacot lo njing! " Umpat Jevan

" Kayaknya bang Jevan lagi ada masalah deh " Ujar Javiero dalam hati

" Emm bang kalau gitu gue ke atas ya " Ujar Javiero seraya ia mengkah pergi dari sana. Ia melangkahkan kaki nya menuju kamarnya untuk menaruh tas sekolahnya. Setelahnya ia kembali turun ke lantai satu untuk menemui Jevan sang kakak.

Saat sampai kembali pada ruang tamu, Javiero melihat sang kakak bersender pada sofa sambil memejamkan matanya dengan tangan memijat pelipisnya.

" Bang " Panggil Javiero

" Lo bolos les? " Tanya Jevan tanpa melihat Javiero karena matanya terpejam

" Bukan bolos tapi libur " Jawab Javiero

" Mana Shaka? " Tanya Jevan, karena tidak melihat kepulangan Shaka dari sekolah

" Shaka lagi ngerjain tugas di rumah temennya bang " Jawab Javiero

" Sini lo " Perintah Theo

Javiero mengikuti perintah Jevab untuk lebih dekat dengan Jevan.

" Pijitin kaki gue " Perintah Jevan

Heran, itulah yang Javiero rasakan sekarang. Tumben sekali kakaknya ini memintanya untuk memijat kakinya, biasanya juga tidak.

" Cepet! Kenapa diem! "

" Oh iy-ya bang " Javiero duduk pada lantai untuk memijat kaki Jevan, Javiero mulai memijat kaki Jevan

" Emm kalau gue boleh tau, lo... Ada masalah apa bang? " Tanya Javiero, namun sedikit ragu

" Lo gak perlu tau " Ketus Jevan

" Ah iyaa "

Javiero masih terus berlanjut untuk memijat kaki Jevan dan Jevan menikmati pijatan dari Javiero.

" Lumayan juga pijetan ni anak " Ujar Jevan dalam hati

" Abang udah makan belum? Abang laper? " Tanya Javiero seraya ia memijat kaki Jevan

" Gak " Singkat Jevan

" Abang abang yang lain belum pulang bang? " Tanya Javiero lagi

" Belum "

" Lembur ya bang? Atau pulang pagi? " Tanyanya lagi

Brak!

Javiero terkejut ketika Jevan menendang meja di depannya dan itu membuat Javiero berhenti untuk memijat kaki Jevan.

" Lo bisa berenti nanya gak si! Gue lagi pusing! Gak usah banyak nanya! " Kesal Jevan

" Ma-maaf bang... " Ujar Javiero

HOPE { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang