Hope 15

715 86 6
                                    

⚠️ Mohon maaf beberapa perkataan yang kasar/menyinggung, tidak bermaksud hanya murni karangan fiksi

Tap

Tap

Suara langkah kaki terdengar di sebuah ruang yang sepi, tidak ada penghuni di dalamnya. Langkah kaki itu semakin maju melangkah, hingga ia berhenti pada sebuah tempat penyimpanan barang-barang kecil. Entah kenapa ia membawa dirinya pada ruangan ini, sejenak ia menelisik setiap sudut dari ruang itu. Ada begitu banyak barang-barang berharga di sana, namun menurutnya itu kurang berharga di matanya.

Srak

Ia membuka laci dengan ukuran sedang dalam ruang itu, karena rasa penasarannya ia membedah laci itu. Hingga menemukan beberapa kertas lembar dengan goresan angka berada di kertas itu. Ia ambil beberapa kertas itu, memeriksa setiap angka yang tertera di sana. Rahangnya mengeras kala ia mengetahui angka yang sangat tidak sesuai dengan nya, ia remas sedikit kertas yang ia genggam itu.

Dengan amarahnya yang masih bisa terbendung ia keluar dari ruangan itu, ini sangat jarang sekali ia memasuki ruangan tersebut. Kemudian ia simpan kertas-kertas itu, dan ia akan mencoba untuk penghuni kamar menjelaskan semuanya.

___

__

Huft...

Helaan napas terdengar dari bocah lelaki yang baru saja menyelesaikan latihannya. Saat ini ia sedang beristirahat meluruskan kakinya yang pegal, akibat dari latihannya.

" Tumben banget Ja baru sebentar udah keliatan capek banget gini? " Tanya Alex sang pelatih

" Iya nih, terus muka lo pucet juga Ja. Sakit ya lo? " Ujar Andrea

" Emm kayak nya gue kurang enak badan si " Jawab Javiero

" Harusnya jangan maksain latihan Ja, gak papa istirahat di rumah "

" Ia bang ini juga gak tau tiba-tiba aja ini kayak gak enak badan gini "

" Lo kalau mau pulang duluan gak papa Ja, jangan maksain kasian badan lo " Kata Alex

" Em boleh emang bang? "  Tanya Javiero

" Yaa boleh lah Ja, lo kan lagi gak enak badan masa mau maksain tetep latihan "

" Yaudah deh bang kalau gitu gue minta abang jemput dulu "

" Iya gih, kalau gitu abang lanjut latiha  sama yang lain ya "

" Iyaa bang, sorry banget gue gak bisa ikut lanjut " Ujar Javiero tidak enak, karena ini kali pertama ia berhenti saat masih jam latihan

" Iyaa santai aja Ja, yaudah gue ke sana sama anak-anak ya "

" Iya bang "

Alex dan Andrea melanjutkan latihan mereka dan Javiero masih duduk di lantai yang beralas. Kemudian ia mengeluarkan handphone nya dari dalam tas nya dan menekan nama kontak yang tertera di sana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HOPE { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang