Hope 20

822 93 10
                                    

⚠️ Mohon maaf beberapa perkataan yang kasar/menyinggung, tidak bermaksud hanya murni karangan fiksi


Seminggu sudah setelah Javiero di rawat selama 4 hari di rumah sakit. Hari-hari tidak ada yang berubah semua masih sama, yang berbeda ia harus banyak meminum obat untuk masa pemulihannya. Hari esok sudah memasuki hari untuk para pelajar SMA ujian semester ganjil. Ini adalah kesempatan Javiero untuk membuktikan jika dirinya bisa meraih nilai sesuai keinginan sang kakak, sesuai harapan sang kakak.

Dan untuk oprasi ginjalnya ia akan operasi setelah selesai ujian semester nya. Sudah lebih dari 1 jam Javiero belajar di dalam kamarnya, kali ini tidak ada yang mengawasi karena sang kakak semua sibuk pada pekerjaannya. Selama masa ujian semester latihan karate di liburkan, dan untuk bimbel tentu saja masih berjalan.

Kali ini Javiero benar-benar harus mendapatkan nilai terbaik, ia harus benar-benar membuktikannya pada sang kakak.

" Javi lo harus tenang, yakin lo pasti bisa. Bisa bisa harus bisa! " Ujarnya meyakinkan dirinya.

Sejak tadi hatinya terus takut akan hasil ujian nanti, padahal ia belum memulainya tetapi sudah ada rasa takut di hatinya.

" Ayok dong lo harus kontrol pikiran lo, pikiran lo gak boleh negatif "

Javiero terus berusaha mempelajari tiap-tiap materi yang ia baca, ia berusaha fokus dan membuang pikiran-pikiran negatifnya. Semakin ia berusaha untuk fokus semakin ramai suara-suara di kepalanya. Entah suara itu datang dari mana asalnya, itu membuat Javiero terganggu.

' hahaha bod0h! '

' lo gak akan bisa! '

' gak lo bisa! '

' jangan dengerin! '

' lo bod0h b0doh! '

' dasar bod0h! '

' jangan terlalu keras! Karena lo akan tetap bod0h! '

' jangan di dengerin! Lo harus fokus Javi! Lo bisa! Lo harus percaya lo bisa! '

Javiero memegang kepalanya sambil ia memejamkan kedua matanya, rambutnya ia remas dengan sedikit keras.

" Akh... Jangan bilang gue bod0h! Gue gak b0doh! Stop bilang gue b0doh! " Racau nya

' hahaha lo b0doh! B0doh bakal tetep b0doh! '

Javiero semakin meremat rambutnya dikala suara-suara itu semakin jelas dan berisik di kepalanya. Javiero menarik dan menghembuskan napasnya perlahan beberapa kali, ia berusaha mengalihkan suara-suara itu dengan kembali fokus pada belajarnya.

" Bisa lo bisa! Jangan peduliin suara-suara itu, hufft... Itu cuma sugesti lo Javi... "

Perlahan suara yang mengganggunya samar-samar hilang, lalu ia kembali fokuskan dirinya dengan belajar. Javiero selesai pada pukul 23.00, matanya sudah mengantuk mungkin akibat dari obat yang ia minum sebelum belajar tadi.

Beralih ia membereskan buku-buku nya dan di rapihkan menumpuk. Setelahnya ia pergi pada kasur empuk nya dengan matanya yang sudah memberat, Javiero membaringkan tubuhnya dan menarik selimut hingga batas dada dan memejamkan matanya.

Semoga hari esok ia bisa mengerjakan soal-soal ujiannya dengan mudah, begitu juga dengan hari-hari berikutnya dan semoga apa yang ia pelajari ada pada soal.

____

__

Pagi hari tiba Javiero dan Shaka sudah berada di dalam mobil untuk berangkat ke sekolah yang akan diantar oleh Theo ke sekolah. Theo memasang seatbelt nya bersamaan dengan Shaka yang duduk di belakangnya, sedangkan Javiero duduk pada bangku belakang penumpang.

HOPE { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang