Hope 17

721 76 7
                                    

Ceklek

Terdengar suara pintu terbuka berasal dari luar kamar si bungsu Alexandria. Di sana Davin mencoba masuk ke dalam kamar sang adik bungsu. Ia memasuki kamar Shaka, lalu mendudukkan dirinya di sebelah tempat tidur sang adik. Dengan telapak tangannya ia memegang dahi Shaka, memeriksa jika yang dibilang Javiero saat tukar pesan tadi malam beneran adanya si bungsu sedang sakit.

Davin baru saja pulang setelah ia berurusan dengan kerjaannya sebagai pengurus universitas miliknya. Subuh sekali Davin pulang setelah ia membersihkan diri nya, ia langsung saja pergi ke kamar sang adik.

" Emh " Gumam Shaka karena tidurnya meresa sedikit terganggu

Davin mengusap peluh surai sang adik

" Abang... " Panggil pelan Shaka, terbangun dari tidurnya

" Badannya ada yang sakit? " Tanya Davin perhatian

" Enggak, tapi dingin bang... " Adu Shaka, yang memang tubuhnya terasa dingin

Davin yang mendengar itu lantas menarik selimut yang sebatas perut Shaka menjadi lebih atas sedada Shaka.

" Lo kan udah tau dek, lo tuh gak bisa kena air hujan bentaran aja  " Kata Davin sambil mengusap-usap tangannya pada telapak tangan Shaka, agar telapak tangan Shaka hangat

" Gue juga gak tau bakalan hujan bang, hujan nya waktu gue dijalan dan gak ada tempat buat neduh. Jadi gue teroboh aja, kan udah malem juga " Ujar Shaka

" Lo si main gak tau waktu "

" Ish gue lupa liat jam bang "

" Huft yaudah tidur lagi gih masih jam 3 pagi ini "

" Abang tidur sini ya? Temenin... " Ujar Shaka manja, ya karena memang Shaka suka manja ketika ia sedang sakit

" Iya abang tidur sini udah tidur lagi, peluk abang biar gak dingin  "

Shaka memeluk tubuh sang kakak, ketika Davin berbaring di sebelahnya. Sambil tangan Davin yang kembali mengusak lembut surai hitam Shaka, dan membuat Shaka kembali tertidur. Beberapa menit setelahnya Davin ikut menyusul sang adik untuk ke bawah alam sadarnya.

Pukul 06.25 Javiero sudah siap dengan seragamnya, ia tinggal bersiap untuk keluar kamarnya. Namun ia berpas-pasan dengan seseorang yang keluar juga dari kamar yang berada di sebelah nya, ah ternyata itu adalah kakak ke-duanya Davin. Pasti sang kakak habis menemani sang adik untuk tidur semalam.

Tentu saja Javiero tahu, memang sejak dulu Shaka selalu ingin di temani tidurnya ketika ia sedang sakit. Huft kalian tidak perlu bertanya kenapa tidak Javiero yang menemani? Tidak tidak semalaman sebelum Davin pulang Javiero lah yang menemani Shaka untuk tidur.

Ketika ia ingin memejamkan matanya untuk  tidur ia malah terpikirkan Shaka, jadilah ia kembali ke kamar Shaka. Walaupun hanya sekedar duduk dekat kasur Shaka yang kosong, dan setelah terdengar suara mobil Javiero langsung pergi menuju kamarnya.

" Eh abang? Abis temenin Shaka tidur ya bang? " Tanya Javiero di sebelah

" Hm " Singkat Davin, lalu beranjak dari sana menuju ke lantai bawah dan diikuti oleh Javiero di belakang. Mereka berdua sama-sama menuju ke meja makan, dan di sana sudah tersaji rapih beberapa makanan

Setelah sampai pada ruang makan, mereka mendudukkan dirinya dan barulah kedua Jevan yang baru sja datang jam 5 pagi tadi duduk pada kursi di sana. Mereka mulai mengambil nasi beserta lauk pauk di sana, untunglah Javiero mendapatkan lauk yang sama rata. Terkadang Javiero saat makan hanya disisakan sedikit lauk saja sebagai penambah nasi, hanya karena ia telat sedikit saja.

" Bang Theo jam berapa pulang? " Tanya Jevan pada Davin

" Tadi bilang nya ke gue jam delapanan dia balik " Jawab Davin, lalu melanjutkan suapan nya

HOPE { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang