1. Peresmian

1.1K 99 45
                                    

Donita memeriksa penampilannya sekali lagi, yang mengenakan setelan setengah resmi, karena akan menghadiri acara peresmian gedung kantor baru miliknya.

"Saatnya berangkat." gumam Donita.

Dengan langkah percaya diri, Donita berjalan menuju mobilnya. Lalu melajukan mobilnya tersebut, meninggalkan pelataran rumah pribadinya.

Bibir Donita bersenandung di sepanjang perjalanan. Merasa bahagia dengan pencapaiannya. Akhirnya, dia sudah resmi memiliki kantor sendiri untuk bisnis waralaba miliknya, yang bergerak di bidang makanan cepat saji.

Begitu tiba di kantor barunya, Donita segera memarkir mobilnya dan keluar.

"Selamat pagi semuanya." sapa Donita, pada karyawan yang sudah datang dan menyambutnya.

"Pagi, bu."

"Kita langsung ke aula pertemuan aja, ya?" pinta Donita. "Semuanya udah siap, kan? Tumpeng, kue, prasmanan?" Tanyanya pada salah seorang asisten, yang mendampingi di sebelah Donita.

"Siap, bu."

"Jumlahnya jangan sampai kurang, loh." Donita memperingatkan.

"Siap! Kemungkinan malah lebih, seperti yang bu Donita minta waktu itu."

"Ya udah, bagus kalo gitu. Terima kasih udah bekerja keras, Cantika."

Sang asisten tersenyum. "Siap, sama-sama bu."

"Silahkan duduk, bu." Cantika mempersilahkan kursi yang sudah disiapkan untuk Donita.

"Ada acara pemotongan pita juga, kan?" Tanya Donita untuk memastikan.

"Iya, bu. Udah disiapin juga, kok. Begitu ibu selesai pembukaan, kita langsung ke acara pemotongan pita, terus potong tumpeng, abis itu makan-makan, deh." jelas Cantika semangat.

"Semangat banget kamu, kalo soal makan."

Cantika meringis. "Kalo nggak makan, ya mati, bu."

Mata Cantika memperhatikan sekitarnya. "Bentar dulu ya, bu. Saya panggil dulu orang yang udah ibu tunjuk jadi MC hari ini."

Donita hanya mengangguk, lalu fokus pada ponselnya. Bibirnya tersenyum, melihat ucapan selamat dari teman-temannya. Dan mereka juga mengatakan akan datang ke peresmian kantor barunya.

"Maaf ganggu Bu, udah bisa dimulai kan, acaranya?" Tanya Cantika, menginterupsi kegiatan Donita.

Donita hanya mengangguk. "Oh iya, saya minta tolong ya Cantika, temen-temen saya mau datang sebentar lagi. Kira-kira ada lima orang, sama dua anak laki-laki. Tolong kamu siapin meja buat mereka, ya?"

"Siap, bu!"

MC di atas panggung mulai membuka acara. Setelah saling menyapa, kini tiba giliran Donita untuk maju dan memberikan beberapa patah kata kepada para karyawannya.

Donita tersenyum ramah dan percaya diri. "Selamat pagi semuanya. Puji Tuhan, kita semua berkumpul di sini dalam keadaan sehat. Pertama-tama, saya ucapkan terima kasih, tentunya kepada Tuhan, atas karunia-Nya, mungkin kantor ini tidak akan pernah ada. Dan, saya juga berterima kasih kepada kalian semua. Terima kasih, atas loyalitas kalian yang sudah bersama-sama dari kantor kecil di belakang rumah saya, hingga sampai sekarang sudah sebesar ini. Mari kita terus bersama-sama membangun usaha ayam geprek ini, agar semakin banyak dikenal orang. Saya rasa, tidak perlu berlama-lama lagi. Jadi, mari kita langsung ke intinya. Acara yang pasti paling kita tunggu-tunggu, yaitu pemotongan pita, sebagai bentuk simbolis, bahwa kantor ini sudah resmi dibuka."

"Terima kasih." ucap Donita, ketika sang MC memberikan gunting kepadanya.

Suara riuh tepuk tangan terdengar dari berbagai penjuru di aula tersebut, begitu Donita selesai memotong pita.

FANBOY! [Miss Independent Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang