"AYAH! AYAH! AYAH!"
Yafa yang sedang berada di ruang keluarga, terus-terusan memanggil Tian menggunakan mikrofon ditangannya.
Mata Yafa melihat jam dinding di ruang keluarga. Ini sudah 2 jam lamanya, sejak Tian mengatakan akan melakukan meeting di ruang kerjanya. Laki-laki itu tadi sudah berjanji hanya akan melakukan meeting tidak lebih dari 1 jam. Tapi nyatanya apa?
Melihat Tian yang tak kunjung datang ke ruang keluarga, Yafa membawa serta mikrofon di tangannya. Dan mulai memanggil Tian, tepat di depan pintu kerja laki-laki itu.
"AYAAAAAAHHHHH!!! AYOOOOO KARAOKE!!!"
"AYAAAAHHHH!!!"
Tian yang mendengar teriakan Yafa di luar ruang kerjanya, buru-buru mengakhiri acara rapatnya. "Sampai di sini dulu meeting pagi ini. Selamat pagi semuanya."
Begitu selesai mengakhiri rapatnya, Tian segera mematikan laptopnya, lalu keluar. "Nggak perlu teriak-teriak. Ayah denger, kok."
Tangan Yafa menunjuk pada jam dinding. "Liat itu! Udah jam berapa sekarang? Katanya tadi cuma satu jam? Ini udah dua jam! Ayah bohong!" Omelnya.
"Maaf ... tadi ada karyawan baru, makanya ayah masih harus ngajarin dia dulu." dustanya. Cari aman, karena Tian tau, dia sudah mangkir dari janjinya.
"Nggak mau tau! Salah sendiri tadi bilangnya, cuma satu jam! Tapi, nyatanya sampai dua jam!"
"Terus ayah harus gimana, biar kamu mau maafin ayah?"
Kedua tangan Yafa terlipat di depan dada. Wajahnya tampak sekali, jika sedang marah. "Nggak tau! Pikir aja sendiri!"
"Jangan gini, ih. Maafin ayah, ya? Kamu mau apa, kak? Es krim? Coklat? Coba bilang, nanti ayah usahakan." bujuk Tian.
"Kak Donita sama kak Cantika aja suruh kesini. Kakak mau karaokean bareng sama mereka."
"Tadi, katanya mau karaokean sama ayah?"
"Udah nggak mood!" Sentak Yafa. "Salah sendiri, ingkar janji! Kalo satu jam, ya satu jam! Jangan lebih dari itu! Katanya, jadi cowok nggak boleh ingkar janji? Kenapa ayah sendiri melanggar?"
"Kan, tadi ayah udah bilang, ada karyawan baru. Jadi-"
Yafa menutup kedua telinganya, dan menggeleng. "Nggak tau! Nggak tau! Nggak mau denger! Bodo amat! Kakak mau ayah panggil kak Donita sama kak Cantika kesini pokoknya!" Tegasnya.
"Tapi, ini masih pagi. Mereka pasti masih kerja. Masa iya, ayah harus gangguin jam kerja mereka? Itu namanya nggak sopan." jelas Tian dengan sabar.
Yafa terdiam.
"Coba kalo kamu ada di posisi lagi belajar, terus digangguin gitu. Kira-kira bakal suka, nggak?"
"Suka! Kan, cuma diajak karaoke! Ya mau, lah! Belajar terus, bikin pusing!" Jawab Yafa.
Tian tersenyum masam. "Kalo gitu, bayangin kamu lagi asik nge-fangirl, lagi quality time sama bias, lagi vc, atau nonton live misalnya, terus digangguin gitu. Suka nggak?"
Yafa kembali diam.
"Nggak suka, kan?" Tebak Tian. "Gimana kalo nanti aja? Tunggu kak Donita sama kak Cantika selesai kerja. Ya? Nggak papa, kan?" Tian mencoba menawarkan pilihan lain.
Tian hanya tersenyum kecil, melihat wajah Yafa yang cemberut. "Jadi ... karaokean sama ayah dulu, ya?"
Yafa mengangguk dengan terpaksa.
"Anak pintar!"
"Awas kalo ingkar janji lagi!!" Ancam Yafa.
"Iyaaa ... maaf..."

KAMU SEDANG MEMBACA
FANBOY! [Miss Independent Series]
FanfictionILYOUNG GS LOKAL!!! AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Demi memperluas wilayah kantor bisnis waralaba miliknya, Donita perlu membeli lahan kosong di sampingnya, yang akhir-akhir ini ia...