Ketiga perempuan itu terlihat harap-harap cemas di depan laptop milik Yafa. Tangan mereka bahkan saling bertautan, untuk menguatkan satu sama lain. Mata mereka juga terpejam, tak ingin melihat ke layar laptop. Hingga Cantika memberanikan diri membuka sebelah matanya, untuk melihat apa yang tertera di layar laptop.
Suara tangis Cantika terdengar nyaring, hingga Donita dan Yafa ikut membuka matanya. Keduanya ikut melihat ke layar laptop, lalu ikut menangis.
"NGGAK DAPET TIKET!" Seru ketiganya.
Tangis ketiganya terjeda, ketika pintu kamar Yafa diketuk.
"Jangan berisik, kak! Ayah mau meeting sebentar!"
Yafa segera membuka pintu kamarnya, dan memeluk Tian. "Nggak dapet tiket, ayah! Masa tiga hari konser, tapi nggak kebagian semuanya?" Adunya.
"Ya udah, berarti belum rejekinya buat nonton NCT Dream. Mungkin lain kali."
Sontak saja, Yafa melepaskan pelukannya dan menatap tajam wajah ayahnya.
"Kenapa? Ayah bener, kan?"
"Tapi, kakak mau nonton NCT Dream!" Yafa mulai merengek.
Gadis itu bahkan terus bergelanyut manja di lengan Tian, dan menggoyang-goyangkan lengan ayahnya.
"Jangan gini, kak! Nggak malu diliatin kak Donita sama kak Cantika?"
"Biarin! Pokoknya aku mau nonton NCT Dream!"
"Tapi kan, kamu kehabisan tiket? Terus, mau cari dimana?"
"Salah sendiri, ayah nggak mau usaha buat cari orang dalam! Katanya mau beli empat tiket? Mana? Ngomong doang!"
"Mereka nggak sedia calo, apalagi orang dalam!" Jawab Tian sekenanya.
"AYAAAAHHHH!"
"Nonton di Korea aja, ya? Sekalian liburan, gimana?" Tawar Tian.
Yafa menggeleng ribut. "Ngapain jauh-jauh ke Korea, kalo di sini juga bisa nonton?"
"Tapi kan, tiketnya nggak ada?"
"Ya nggak tau! Pokoknya cariin tiketnya." Yafa memaksa.
"Mana boleh maksa-maksa gitu? Kalo emang nggak dapet tiket, ya udah, mungkin lain kali."
"Ayaaaahhhh ih!"
"Dengerin ayah dulu. Liat ayah." Tian menggenggam kedua pipi Yafa, agar gadis itu menatapnya. "Nggak semua hal, bisa kamu dapetin. Kalo emang nggak ada, ya udah, mungkin lain kali. Masih ada waktu, kan?"
Mata Yafa berkaca-kaca.
"Nggak usah nangis. Malu sama kak Donita dan kak Cantika."
Yafa mencebik kesal, lalu berbalik dan masuk ke kamarnya, setelah sebelumnya membanting pintu kamar, meninggalkan Tian yang hanya bisa menghela nafas panjang.
***
"Jadi gimana, nih? Kita nggak nonton konser ya, Bu?" Gumam Cantika sedih.
Cantika yang sedang bersandar di bahu Donita melengkungkan bibirnya ke bawah. Begitu juga dengan Donita yang menumpukan kepalanya di atas kepala Cantika.
"Nggak tau, ah! Kamu sendiri, katanya punya temen yang jual tiketnya?"
"Udah tiga hari nyari nggak nemu, Bu! Ibu ih, gak percaya amat sama saya!"
"Bukannya nggak percaya. Tapi kan, kamu sendiri yang mau usaha buat cari tiketnya. Kamu bahkan udah ngomong sama Yafa, bakal usahain cari, biar dia nggak sedih."
KAMU SEDANG MEMBACA
FANBOY! [Miss Independent Series]
FanfictionILYOUNG GS LOKAL!!! AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Demi memperluas wilayah kantor bisnis waralaba miliknya, Donita perlu membeli lahan kosong di sampingnya, yang akhir-akhir ini ia...