Setelah pulang dari sekolah Geya bertujuan untuk pergi ketempat ia kerja, ia kerja paruh waktu disebuah cafe yang ada didekat sekolahnya. Hari ini adalah hari pengambilan gaji dimana setiap awal bulan para karyawan akan mendapatkan gaji.
Ia langsung masuk kedalam cafe dan mengganti pakaian terlebih dahulu sebelum bekerja.Geya segera bekerja seperti biasa ia mendapat tugas untuk membawakan pesanan para pelanggan. Hari ini caffe begitu ramai dan saat Geya akan mengantarkan pesanan kemeja pelanggan
Deg...
"Papa," ucapnya pelan.Betapa terkejut ia melihat seorang pria paruh baya yang sangat familiar, itu adalah Papa kesayangannya sedang duduk bersama istri barunya, Geya langsung memanggil salah satu rekan kerjanya untuk mengantarkan pesanan milih Papanya.
Papanya Geya memang sering datang ke Caffe tempat Geya bekerja, bahkan Geya selalu bersembunyi tidak ingin bertemu dengan Papanya atau Geya harus memakai masker agar Papanya tidak mengenalinya.
"Gey," panggil Lina salah satu karyawan disana.
"Hmm,"
"Gue paham kok lo lagi hancur ketika ngeliat keluarga yang lo punya satu-satunya, dia punya keluarga lagi," ucap Lina menepuk bahu Geya.
"Gue pengen banget dipeluk Papa Lin," lirih Geya yang masih bisa didengar oleh Lina.
"Lo yang sabar ya Gey, pasti Papa lo bakalan datang terus meluk elo," ucap Lina tersenyum.
Geya melirik kearah Lina "Gue gak yakin Lin, terakhir kali gue ke rumah, gue diusir dan dituduh pengemis,"
"Uda ya Gey jangan sedih, banyak kok yang sayang sama elo contohnya gue,"
"hmm," ucap Geya tersenyum haru,
"Uda ya jangan sedih lagi, lo cuci muka sana tuh mata uda bengeb, gue mau lanjut kerja dulu," pinta Lina.
Lina memang salah satu karyawan yang bisa dibilang dekat dengan Geya, bahkan Geya juga seri!g cerita tentang Papanya kepada Lina, Lina adalah seorang anak yang ditinggal cerai oleh kedua orangtuanya, dan kedua orang tuanya sendiri sudah memiliki keluarga masing-masing dan Lina hanya tinggal bersama Neneknya berdua.
Geya mencoba tegar untuk menghadapi harinya, ia mengambil masker yang selalu ia letakan didalam tas sebagai jaga-jaga jika bertemu dengan Papanya.
Geya memandang kearah meja tempat Papanya bersama istri berunya sedang duduk dengan tenang dan sesekali bercanda begitu romantis, pelahan Geya mengingat sewaktu Almarhum Mamanya masih ada ia adalah seorang anak yang paling beruntung bisa menemukan keluarga yang hangat.
Ia hanya tersenyum kecut mengingat gimana sayangnya Papanya dan menjadikan ia ratu, dan seketika ia mengingatkan disaat Mamanya sudah sekarat namun Papanya memilih jalan bersama wanita simpanannya.
"Pria brengsek," ucapnya pelan menatap Papanya dari kejauhan, begitu bencinya Geya kepada Sang Papa bahkan untuk menyapa saja ia tidak sudi, walaupun dari dalam hanya ia menginginkan Papanya untuk datang dan memeluknya.
SKIP MALAM
Malam hari telah tiba waktu yang ditunggu-tunggu oleh para karyawan cafe tempat Geya berkerja untuk mendapatkan Gaji bulanan mereka setiap bulannya.
"Selamat Malam semuanya,", sapa Buk Risma selaku pemilik Cofe tersebut.
"Malam Buk," ucap semua Karyawan.
"Baik hari ini ada dua kabar yang akan saya beritahukan, satu kabar buruk dan satunya kabar baik," ucap Buk Risma menjeda ucapannya "jadi kalian mau yang mana dulu nih?"
"Kabar baiknya apa Buk?" tanya Lina disampingnya Geya.
"kalian mau denger kebar Baiknya dulu?" tanya Buk Risma mendapatkan anggukan dari semua karyawannya "Jadi kabar baiknya, untuk bulan ini gaji kalian saya kasih bonus,"
"Wah yang bener Buk?" tanya Geya.
"Alhamdulillah yaallah bisa dugem," ucap Gani yang ada dibelakang Lina.
"Woy Gani lo tuh ya, tobat goblok," ucap Farhan.
"Uda uda jangan ribut, saya mau ngasih tau kabar buruknya," ucap Buk Risma.
"Jadi apa Buk?" tanya Lina kepada Buk Risma.
"Hufftt.." Buk Risma membuang nafas kasar, ia menatap satu persatu semya karyawannya "Untuk saat ini pengeluaran Caffe semakin besar dan pemasukan semakin sedikit, jadi saya dengan berat hati harus memecat salah satu dari kalian,"
"T-tapi Buk..," sambung Lina "Huft... saya yang akan keluar Buk,"
"Tapi Lin, lo juga butuh pekerjaan untuk biaya hidup lo apa lagi Nenek lo uda sakit-sakitan Lin," tahan Dika dengan keputusan Lina.
"Gue tau Dik, tapi kalian lebih butuh pekerjaan ini, Gue masih bisa cari kerjaan lain," kekeh Lina.
Geya merangkul Lina "Uda deh Lin, lo kagak usah keluar biar gue aja," ucap Geya tersenyum.
"Tapi Gey, lo butuh pekerjaan ini Gey, kalo elo gak kerja siapa yang ngasi elo makan, Gue gak mau lo jadi pengemis," ucap Lina.
"Mulut lo ya bener-bener minta di ruqiah doain gue jadi pengemis," ucap Geya geram.
"Biar gue aja yang keluar," sahut Gani yang sedari tadi diam.
"Syuttt. Diem lo pada, intinya gue yang keluar!" tegas Geya "Toh gue uda dapet pekerjaan, ya walaupun gajinya gak segede yang disini sih,"
"Lo boong kan?" ucap Lina meyakinkan.
"Untung apa coba kalo gue boong," sahut Geya "Uda deh, jangan banyak drama males gue,"
Geya langsung menghampiri Buk Risma "Buk Geya yang akan keluar dari sini,"
"Kamu yakin Gey?" tanya Buk Risma.
"Iya Buk, Geya yakin,"
"Yaudah kalo itu mau kamu Gey, Ibu gak bakalan maksa,"
Geya mengulurkan tangannya dan Buk Risma memberikan tangannya untuk disalam oleh Geya "Ibu Geya minta gaji Geya, bukan salam,"
"Ohwala bilang toh, Ibu sampe lupa ngasih kalian gaji gara-gara kebanyakan drama hahahah," ucap Buk Risma tertawa.
Mereka yang ada disana tertawa melihat ekpresi muka Geya yang kesal.
Buk Risma langsung memberikan amplop yang berisi uang kepada seluruh karyawannya dan juga Geya,Saat akan memberikan amplop kepada Geya Buk Risma langsung memeluk Gey "Gey, walaupun kamu uda gak kerja disini lagi. Ibu harap kamu sering datang kesini ya Gey, kalian uda Ibu anggap keluarga Ibu sendiri,"
"Iya Buk Geya bakalan sering main kesini kok," ucap Geya "Tapi kalo Geya kesini Gratis makanan ya Buk," ucap Geya melepaskan pelukannya.
"Iya Gey, gratis kok buat lo tapi air mineral hhhh,"sambung Gani tertawa terbahak-bahak.
"Ish kok gitu sih kalian, dedek tuh gak bisa diginiin," ucap Geya dramatis.
"Uda uda jangan ribut lagi," ucap Buk Risma "Tenang nanti Gratis untuk kamu kok Gey,"
"Nah gitu dong, kan enak kalo Geya kesini," ucap Geya.
"Itu mah maunya elo nemu yabg gratisan," sahur Dika menjitak jidad Geya.
"Uda uda gak usah ribut, kita gak pulang nih? uda malam loh," ucap Lina.
"Oh iya Yuk pulang semunya," ajak Bik Risma.
Mereka semuanya hanya mengangguk dan bersiap-siap untuk pulang kerumah masing-masing.
Geya mengendarai motornya sambil diantarkan oleh Dika dan Gani yang dibelakangnya, sebelum mereka mengantarkan Geya tidak lupa mereka mengantarkan Lina terlebih dahulu,
Untuk jaga-jaga takut ada apa-apa karna tidak baik anak gadis di jalan malam-malam sendiri,
makanya Dika san Gani mengantarkan Geya dan Lina satu persatu setiap malamnya.Geya sampai dirumah ia langsung berterimakasih kepada kedua temannya dan langsung masuk dalam rumah dan memsukan motornya kedalam agar tidak hilang dimaling, Geya langsung mengganti pakaiannya dan langsung tidur tanpa ritual apa pun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Self Destruction
General FictionGeya Mahendria seorang gadis yang memiliki tekanan hidup yang mendalam diawali dengan Mamahnya yang meninggal dunia dan dilanjutkan dengan pernikahan Papanya. Membuat hati Geya makin hancur tidak karuan melihat harta satu-satunya yaitu Papanya memi...