Curhat

26 1 3
                                    

Geya menarik nafasnya dalam-dalam dan ia menatap kearah Ica "Lo mau denger  cerita gue gak?" tanya Geya kepada Ica.

Ica menganggukan kepalanya "Ica mau Geya." dan mendekatkan dirinya dengan Geya " jadi, gimana? " tanya Ica.

"Sabar napa," ucap Geya meminum air.

"Hehehehe gak sabaran, perdana Geya mau cerita hihihi," antusias Ica.

"Dulu keluarga gue adalah Keluarga cemara. " ucap Geya menatap kearah langit

Flashback Off

Disebuah Rumah bernuansa putih hiduplah sepasang kekasih dan seorang anak gadis yang baru saja menginjak umur 14 tahun dimana ia masih duduk di bangku Smp.

Keluarga Mereka terbilang cukup romantis dan cemara. Hingga suatu malam Mahen sebagai kepala keluarga pulang  bersama seorang perempuan.

TOK...
TOK...
TOK...

"Ria... Buka pintunya!!" Teriak sang kepala keluarga dari luar rumah.

"I-iya Mas sebentar," sahut Mama Geya dari dalam rumah.

Mama Geya datang dan membukakan pintu ia melihat Sang suami sedang berdiri didepan pintu betapa terkejutnya ia melihat suaminya sambil merangkul seorang perempuan disampingnya.

"Si-siapa dia Mas?" tanya Mama bingung melihat kedekatan Suaminya bersama wanita lain.

"Perkenalkan mantan pacar ku dan sekarang dia istri kedua aku, dan aku harap kamu bisa menerimanya," ucap Sang Suami entengg

Bagaikan di sambar petir tubuh Ria seakan-akan mengegang dari ujung rambut hingga ujung kaki setelah mendengar perkataan dari sang Suami. Ria merasakan nyeri dada yang merambat hingga bahu, leher, rahang, dan punggung. Napas juga terasa berat diikuti keluarnya keringat dingin di bagian tubuh Ria, seketika ia merasakan badannya seolah-olah ingin ambruk dan pandangannya tiba-tiba menghilang..

Brak...
Tubuh Mama Geya jatuh kelantai dan Sang Suami hanya memandanginya tidak peduli.

"Mama," Teriak Geya yang baru saja keluar dari kamar yang sedari tadi mengintip dari balik pintu, ia berlari kearah Mamanya yang sudah tidak sadarkan Diri "Ma Bangun Ma," Ucap Geya menggoyangkan badan Mamanya.

Geya beralih menatap Sang Papa "Pa bantuin Pa, bangunin Mama. Bawak Mama kerumah sakit Pa," mohon Geya kepada Papanya.

"Gak ada waktu, Biarkan situ," Ucap sang Papa tidak peduli "Ayok sayang kita kekamar," Ucap Ayah mengajak perempuan tersebut masuk kedalam kamar.

"Maa bangun Maa, bertahan Ma!" Isak Geya, ia langsung mengambil handphone dan langsung menelepon Ambulan.

~~RS

Sesampainya Geya di Rumah Sakit ia melihat Mamanya sudah di masukan kedalam ebuah ruangan, Geya setia menunggu didepan  pintu ruangan dan ia masih tetap berdoa agar Mamanya tidak apa-apa. Tidak lama ia menunggu akhirnya dokter yang menangani Mamanya keluar dari ruangan.

"Dengan keluarga Ibu Ria?" Tanya Dokter yang baru keluar.
Geya segera berdiri dan menghampiri Dokter "Saya Anaknya Dok, gimana keadaan Mama?" .

hufft... Dokter menarik nafasnya gelisa, ia mentap kearah Geya "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun Allah lebih sayang kepada Buk Ria,"

"Ma...Maksud Dok..ter?" gagap Geya

"Mama Anda Di nyatakan meninggal," ucap Dokter kapada Geya.

Geya mematung sejenak untuk mencerna perkataan Dokter yang telah menyatakan Mamanya meninggal "Eng..gak enggak mungkin, Dok...ter bohong kan," isak Geya
memandangi sang dokter.

"Saya tidak Bohong, anda bisa memeriksa nya kedalam," ucap Dokter "Saya pergi dulu," pamit Dokter.

Geya langsung berlari untuk masuk kedalam rumah ia melihat Sang Mama yang sedang berbaring diatas ranjang rumah sakit dengan kondisi yang sudah tidak bernyawa, air mata menetes dan berhasil turun melewati pipi mulus Geya, ia mendekat kearah Mamanya "Mama ngeprank Geya kan ma?" ucap Geya lirih.

"Mama enggak ninggalin Geya kan, Mama bohong kan?" tanya Geya menggoyangkan lengan Mamanya. Namun tidak ada jawaban dari Mamanya.

"Ma...Mama Ud...a gak say...ang Geya," Isa Geya memeluk jasad sang Mama.

Geya mengeluarkan ponselnya dan langsung menelfon Papanya yang ada di rumah. Namun berkali-kali Geya menelfon Papanya tidak mengangkatnya satu kali pun, Pasti Papa sedang asik bersama jalang kesayangannya dan ia bersumpah akan membalas dendam.

FLASHBACK ON

"Gu...e Ma...sih gak Ha..bis Fikir sa...ma Papa, bisa...bisanya dia se...jahat itu," Isak Geya yang duduk disamping Ica.

"Geya yang sabar ya, Pasti Mama Geya bangga sama Geya." Ucap Ica menenangkan Geya.

"Apa yang harus di banggakan dari gue?" tanya Geya meremehkan dirinya.

Ica langsung memeluk Geya "Geya jangan ngomong gitu Nanti Mama Geya sedih, Uda ya jangan nangis. Kalo Geya butuh apa-apa ada Ica kok,"

Geya melepaskan pelukannya bersama Ica "Makasih ya Ca," sanyum Geya.

"Gitu dong kan cantik kalo senyum, uda ya jangan nangis nanti Mama nya Geya sedih loh liat putri kecilnya nangis," Goda Ica.

"Ah... lo bikin gue malu, udah lah gue mau tidur," Ucap Geya langsung menidurkan dirinya dan memeluk bantal guling.

Ica juga menyusul dan langsung tidur disamping Geya, mereka melanjutkan cerita yang tidak penting untuk di bahas mulai dari caranya menyolong mangga pak Rt sampai caranya menggoda bencong yang suka mangkal di pinggir jalan.

Puas hati bercanda dan bercerita mereka pun merasakan ngantuk dan waktu pun sudah menunjukan jam 12 malam, mereka berdua memilih untuk langsung tidur.

Self DestructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang