Sial

7 11 0
                                    

Pagi ini Geya sudah ada diperkarangan sekolah, ini adalah hari keduanya disekolah barunya. Terlihat banyak para murid yang baru saja datang, ada yang diantar, ada yang membawa kendaraan sendiri dan ada juga yang berjalan kaki.

Geya memilih duduk dibawah pohon tidak jauh dari lapangan basket sambil menunggu bel masuk berbunyi, ia memakai Hoodie dan memakai Headset yang disambungkan ke Handphonenya untuk mendengarkan musik, sambil menikmati musik Geya membaca salah satu novel yang dipinjamkan oleh Lina.
Lina memang suka membaca novel jadi tidka heran jika didalam kamar Lina begitu banyak novel.

BUKK..
tiba-tiba sebuah bola basket yang sengaja dilempar kearah Geya mengenai kepala Geya "Aww," ringisnya pelan Geya merasakan kepalanya sedikit sakit.

Geya memandang kearah Bola basket tersebut "Woy Cupu, lempar bolanya," teriak seseorang dari arah lapangan.

Geya mengangkat kepalanya dan enggak untuk mengambil bola tersebut, ia melihat orang yang sudah melempar bola tersebut, mereka adalah Bagas Dkk.

"Huft..," Geya membuang nafas kasar, ia berdiri dan meninggal bola disana, ia ogah untuk memberikan kepada Bagas Dkk.
Biar saja mereka ngambil sendiri pikir Geya.

"Woy Culun lo budeg ya, gue suruh ambil ya diambil!" teriak Dika.

Geya tidak menggubrisnya ia memilih pergi dari sana Geya berjalan kearah kelas terlihat baru beberapa orang saja yang ada didalan kelas, ia langsung masuk dan duduk di bangkunya. Geya melanjutkan membaca novelnya tanpa ada gangguan sedikit pun.

BRAKK....

"Anjing!" latah Geya suara gebrakan meja dari seseorang yang membuat Geya terkejut, Geya melihat ke orang tersebut dan ternyata itu adalah Ica.

"Good morning Geya!" teriak Ica yang baru saja datang "Geya ngomong kasar ih,"

Geya tidak mengubris ia memilih lanjut membaca novelnya "Geya baca apa ih," ucap Ica menggoyangkan lengan Geya.
Geya tidak menjawabnya ia hanya memandang Ica dengan tatapan yang sulit diartikan "Ehehe maap deh, Geya lanjut baca aja," cengir Ica.

Ica membuka ponselnya sambil menunggu Geya membaca novel ia menonton YouTube, dari pada Ica mengganggu Geya dan mendapatkan tatapan horor lagi mending Ica membuka YouTube.

BRAKK....
Suara gebrakan dari seseorang yang berhasil membuat seisi kelas kenget bukan main, itu adalah Reyna dan antek-anteknya yang datang untuk membully Geya.

"Woy cupu beliin gue sarapan di kantin gih!" perintah Reyna songong.

Geya hanya memutar bola matanya malas "Bangsat baru aja tenang," batin Geya memandangi Reyna dari atas sampe bawah.

"Heh, Bukannya beliin gue sarapan malah ngeliatin gue, Budek ya lo!" teriak Reyna tepat di wajah Geya.

Geya hanya memandangi dengan rasa sedikit jijik "Kaki lo berfungsi kan!"  tegas Geya melipat kedua tangannya di dada.

"Wah makin berani nih cupu," sahut Clara melipat kedua tangannya didada.

"Lo tau, lo itu cuman sampah jadi jangan belagu," sambung Olin menunjuk ke wajah Geya.

"Ngomongi diri sendiri?" tanya Geya enteng.

PLAKKKK....
Reyna menampar pipi mulus Geya tepat didepan teman sekelasnya "Geya kamu gapapa?" tanya Ica langsung memegang pipi Geya. Geya hanya diam dan menahan panas di pipinya akibat tamparan dari Reyna.

"Lo ya, berani sama Gue," ucap Reyna  menarik baju Geya.

Kringgg...
Suara bell berbunyi pertanda seluruh murid masuk kedalam kelas masing-masing untuk mengikuti mata pelajaran "Gue peringatin ke elo. Asal lo tau ya, gak ada yang berani sama gue di Sekolah ini," ucap Geya mendorong Geya dengan kuat dan kembali ketempat duduknya.

Buk Dina selaku Guru Sosiologi masuk kedalam kelas  "Selamat pagi anak-anak," sapa Buk Dina.

"Pagi Buk..."

"Baiklah anak-anak pada hari ini kita akan melanjutkan  materi minggu, sebelum itu Ibu Absen dulu ya,"

"Iya Buk..."

Buk Dina mengabsen semua murid yang ada didalam kelas. Setelah mengabsen Buk Dina lanjut menjelaskan materi sebelumnya minggu lalu, Buk Dina menjelaskan dari jam masuk hingga jam sudah menunjukkan pukul istirahat.

KRING...
Bell berbunyi pertanda waktunya jam istirahat telah tiba, Semua murid berhamburan keluar untuk mengistirahatkan diri mereka masing-masing.

"Geya kantin yuk," ajak Ica kepada Geya yang sedang merapikan bukunya.

"Hm,"

Setelah merapikan buku mereka berdua bergegas kekantin, saat sedang berjalan keluar kelas tiba-tiba ada sebuah tangan mendorong Geya.

"Woy culun," teriak Reyna dari belakang Geya.

Geya berbalik dan menatap kearah Reyna dengan malas "Stres," kata Geya memandang Reyna.

Reyna yang mendengar perkataan dari mulut Geya  langsung melotot"Apa lo bilang," murka Reyna.

"Emp Geya ayok," ucap Ica langsung menarik tangan Geya terburu-buru ia tidak mau manambah masalah lagi.

Sudah merasa sedikit jauh dari Reyna, Geya langsung melepaskan tangan Ica "Apa sih lo,"

"Eh maaf Geya, Ica itu gak mau Geya dapet masalah makanya Ica tarik Geya," jelas Ica.

"Bukan urusan lo,"

"Tapi geya...," perkataan Ica tergantung melihat Geya meninggalkannya. Ica langsung berlarian menghapiri Geya.

Mereka berdua sudah ada di kantin untuk mengisi perut mereka di sebabkan para cacing sudah berdemo.

Mereka berdua duduk disalah satu bangku yang masih kosong "Geya tunggu disini ya, biar Ica yang pesen," ucap Ica meninggalkan Geya.

Geya hanya mengangguk paham dan langsung duduk di bangku sambil menunggu Ica memesan makanan ia membuka ponselnya untuk melihat Instagram.

Self DestructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang