••••••••••

3 4 0
                                    

Geya sedang menunggu Ica memesan makanania sambil membuka ponselnya, tidak lama akhirnya Ica datang dengan sebuah talam di tangannya yang berisi nasi goreng dan Pak Asep yang menjual makanan di kantin membawa dua jus jeruk.

"Taro sini aja Pak Jusnya," perintah Ica kepada Pak Asep.

"Siap Neng," sahut Pak Asep meletakan jus tersebut "Bapak tinggal ya," ucap Pak Asep mendapatkan anggukan dari Geya dan Ica.

"Makan Gey," ucap Ica kepada Geya.

Geya hanya mengangguk dan langsung memakan nasi goreng yang dipesankan oleh Ica.

"Gey," panggil Ica kepada Geya yang sedang makan.
Geya merasa terpanggil mengangkat kepalanya dan menaiki satu alisnya.

"Apa?" tanya Geya.

"Gey, besok malam mau gak temenin Aku dirumah, nanti kamu nginep di rumah aku," pinta Ica kepada Geya.

"Bonyok lo?"

"Mami sama Papi besok mau ke Amerika ada kerjaan disana," Jelas Ica "Mau ya Gey, plisss,"

"Gak," tolak Geya mentah-mentah.

Ica yang mendengar itu hanya menunjukan muka sedikit kecewa "Yaaa, kenapa sih Gey,"

"Gue kerja," sahut Geya.

"Gimana kamu besok gak usah kerja, nanti aku kasih uang deh untuk kamu, yaya yaya pliss," mohon Ica.

"Lo nyuap?”

"E-engga, a-aku cu-cuman...."
"Berapa?" tanya Geya memotong ucapan Ica.

"Emmp terserah Geya aja sih,"

"Sepuluh juta,"

"Oke deal!" girang Ica mengulurkan tangannya.

"Lumayan mendadak kaya," batin Geya tersenyum jahat.

Geya membalas uluran tangan Ica dan tersenyum "Ya,"

"Ayok kota makan dulu Geya, nanti kita buat jadwal kita selama Geya di rumah Ica," ajak Ica kepada Geya.

Geya hanya menganggu dan langsung menyantap nasi goreng yang di pesan oleh Ica,

Byurr....
Sebuah tangan yang berhasil menumpahkan jus alpukat tepat diatas kepala Geya.
Geya langsung memutar badannya kearah orang yang telah menyiramnya dan ternyata adalah Reyna lah yang telah menyiramnya.

"Upsss, sory sengaja hhhhh," ucap Reyna tertawa.

"Duh cup cup cup, cantik bener nih kalo disiram mirip apa guys," ucap Reyna kepada antek-anteknya.

"Lebih mirip gembel si hahahah," sahut Clara.

"Kayaknya kurang deh, emmp apa ya..." pikir Olin "Gue tau apa yang kurang," ucap Olin berjalan kemeja sebelah dan mengambil kecap, dan langsung menuang semua kecap keatas rambu Geya.
Geya hanya diam dan memandangi Reyna dan antek-anteknya yang sedang tertawa puas.

"Uda puas? Oh atau...." geya menggantung perkataannya dan langsung berjalan kearah Olin "Atau kurang puas kalo gue belum ngebongkar aib lo," bisik Geya.

"Maksud lo?" tanya Olin.

"Oh iya lupa, kemarin gue ngeliat dua perempuan  masuk ke dalam Bar." Ucap Geya memandangi Olin dan Clara satu persatu "Ya walaupun gue gak tau mereka siapa, tapi yang jelas mereka ada disekolah ini,"

Reyna langsung menjambak rambut Geya "Lantam ya mata lo, ketika ngomong gitu mandangi kedua temen gue," Sahut Reyna tak terima.

Geya berusaha sekuat tenaganya untuk melepaskan jambakan dari Reyna "Asal lo tau, semua yang lo anggap baik itu semua busuk!" teriak Geya melepaskan tangan Reyna.

"Jangan sok tau lo!" bantah Reyna.

Geya tersenyum sinis melihat Reyna, Ica yang diam sedari tadi melihat Reyna diserang oleh Reyna dan antek-anteknya langsung menarik tangan Geya untuk pergi dari kantin agar semuanya selesai.

"Ayok Geya ikut aku," ucap Ica menarik keluar dari kantin "Pak Asep nanti uangnya Ica bayar".

Ica berhasil membawa Geya keluar dari kantin, ia melihat Geya dari atas hingga bawah yang sudah tidak karuan, baju penuh dengan jus dan rambutnya yang penuh dengan kecap.

"Geya, kamu ganti baju ya. Biar aku ambilkan baju aku yang ada di loker," pinta Ica.

"Hmm,"

"Yaudah kamu ke Toilet aja biar aku ambil di loker, kamu tunggu disana nanti aku antar,"

Geya hanya mengangguk dan langsung meninggal Geya yang akan pergi ke loker untuk mengambil baju ganti, Geya langsung ke Toilet untuk membersihkan dirinya.

Brakkk....
Tiba-tiba Geya tertabrak oleh seorang pria yang membuat ia terjatuh "Anjing, bisa jalan gak sih, buta ya lo." Ucap Geya langsung memandang pria tersebut, dan ternyata itu adalah Bagas.

Bagas langsung berjongkok dan mrmandangi Geya"Apa kata lo?" tanya Bagas.

"Buta mata lo!" ucap Geya menekan perkataannya.

"Coba ulangi,"

"Buta mata lo!", ucap Geya menekan perkataan.

Bagas memegang dagu Geya dan memandanginya dari atas hingga bawah seperti gembel.
Plakkk...
Suara tamparan dari tangan Bagas berhasil mendarat di pipi mulus Geya.

"Mulut lo disekolahi, janvan asal bicara untuk gue!" tegas Bagas.

"Berani lo nampar gue? siapa yang berani ngasih hak untuk bisa nampar gue hah!" teriak Geya.

Geya langsung bangkit dan diikuti oleh Bagas, iamenatap kearah Bagas "Berani nya lo," ucap Geya.

Plakkk...
Satu tamparan dari tangan Geya yang mendarat ke pipi Bagas sebagai prmabalasan "Gue anggap kita impas," ucap Geya meninggalkan Bagas yang memegang pipinya.

Geya langsung berjalan kearah Toilet ia rasa jus jeruk yang ada dibajunya dan kecap dirambutnya sudah bagitu lengket ditubuhnya, ia sedang menunggu Ica untuk menbawakan baju gantinya.
Tidak lama Ica pun datang membawakan baju ganti untuk Geya.

"Ck. Lama," ucap Geya mengambil baju yang ada di tangan Ica dan langsung masuk kedalam Toilet.

Ica setia menunggu Geya berganti  baju hingga akhirnya Geya keluar menggunakan baju yang di bawa oleh Ica.

"Maaf ya Gey, tadi aku beli roti dulu kan tadi kita gak jadi makan," ucap Jca memberikan sebungkus roti.

"Empp... makasih ya," sahur Geya mengambil roti tersebut.

"Uda ayok kita ke Kelas, bentar lagi masuk," ajak Ica kepda Geya.

"Emmp oke,"

Geya dan Ica langsung berjalan kearah Kelas, sepanjang jalan mereka berdua bercerita bersama. Ica sedikit senang karena Geya sudah tidak terlalu cuek seperti biasa entah setan Toilet mana yang berhasil merubah Geya menjadi hangat.

Mereka masuk kedalam kelas dan tidak lama mereka dikelas terdengan suara bel yang sudah berbunyi pertanda waktunya masuk dan belajar.

Semua murid mengikuti mata pelajaran dan seperti dilihat Geya yang sabar menunggu waktu pulang ia sedikit bosan dikelas karena melihat begitu banyak angka yang ada di papan tulis membuat nya mual,

Sekian lama menunggu akhirnya jam pulang pun tiba, kini. Semua murid baik kelas satu, kelas dua, maupun kelas tiga.  Semua berhamburan keluar dari kelas untuk pulang kerumah masing-masing.

Self DestructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang