8. Kemarahan Papa

73 6 0
                                    

Haii haii, haii!! Heyoww Ramoyy😍

How are you? Lancar atau ada kendala? Gimanaa udah ketemu mas crush belumm? Hahaaaa😁

Alangkah baiknya sebelum baca bab ini, silahkan di pencet dulu bintangnya dan jangan lupa komen di setiap paragraf nya yaa😍😍

Sudahh siaapp bacaa Putra Aldevano bab 8? Semoga suka sama bab ini ya, moyyy.

Eitsss, follow akun wattpad aku dulu yaa moyy hehee biar dapetin notifikasi kalau aku update cerita Putra 😁🤍

Kalau ada yang typo, tag ya!

Ramein di setiap paragraf nya, ya!

Bintang dan komenmu adalah semangattkuu😋🤍

Happy reading....

****

Bukan cuma Papa yang capek, tapi Putra juga sama capek nya, Pa.
-Putra Aldevano

****

Bel istirahat sudah berbunyi sejak satu menit yang lalu, seluruh siswa dan siswi Cakrawala menyerbu stand makanan yang berada di kantin. Begitu juga dengan Salsha, Vanya, Nadella dan juga Nadia, ke-empat cewek itu berjalan menuju kantin disertai gelak tawa.

Sesampai nya di kantin, mereka langsung mencari tempat duduk yang masih kosong. Setelah menemukan, mereka ber-empat langsung duduk di tempat itu.

"Mau pesen apa?" Tanya Salsha,

"Gue mau bakso nya mang Udin aja, Sal. Minum nya jus mangga aja." Jawab Nadia,

"Samain aja semua, biar lo nggak repot." Kata Vanya mewakili,

"Yaudah, tunggu ya." Ucap Salsha,

"Mau gue temenin?" Tawar Nadella,

"Nggak usah, gue bisa kok." Sahut Salsha seraya tersenyum singkat, lalu cewek itu pun berjalan menuju stand Mang Udin.

"Mang Udin," Panggil Salsha kepada mang Udin yang sibuk menuangkan bakso kedalam mangkuk nya.

"Iya neng?" Sahut Mang Udin,

"Pesen bakso nya empat ya, Mang." Ujar Salsha, lalu menyerahkan uang berwarna ungu sebanyak empat lembar.

Mang udin langsung menerima uang yang diberikan Salsha, "Tunggu sebentar ya, Neng. Mamang mau buatin buat Mas Putra dulu,"

Salsha mengangguk lalu ia sedikit mendongakkan kepala nya berusaha menatap cowok yang berada di samping nya, ternyata benar cowok itu adalah Putra.

"Dia duluan aja, Mang. Putra belakangan aja," Jawab Putra, nada nya masih terdengar datar.

"Eh? Yaudah mamang bikinin buat Neng Salsha dulu," Sahut Mang Udin, lalu dengan cepat mang Udin menyiapkan empat mangkok itu.

"Bukannya lo duluan yang pesen?" Tanya Salsha, ia berusaha mengajak cowok dingin itu berbicara.

"Gue bisa nunggu, lo duluan aja." Jawab Putra,

"Gapapa?" Salsha memastikan sekali lagi,

"Iya"

Salsha mengangguk dan tersenyum tipis, "Makasih."

Putra AldevanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang