14. A Truth

1.5K 123 1
                                    

Jeno Jaemin diperbolehkan untuk menjenguk Renjun, pemandangan yang sungguh mengerikan.

Seluruh tubuh Renjun terdapat banyak alat, masker oksigen yang terpasang di wajahnya.

Juga layar monitor yang terus menunjukkan garis-garis berkelok-kelok yang bisa lurus kapan saja.

Jujur mereka berdua merasa sedikit bersalah, dalam lubuk hati mereka.

Melihat Renjun seperti ini, rasanya seperti di cabik cabik. Teriris.

Entahlah, mereka sendiri tak tau bagaimana rasanya.

Intinya, yang mereka rasakan adalah....

Penyesalan.

"Lu kenapa ngga biarin kita berdua aja sih yang ketabrak?" Ujar Jeno.

"Kan lo tenang, ga bakal ada yang ngebully elu" Timpal Jaemin.

"Membully Renjun?" Potong Yoona.

Mereka berdua kaget karna kehadiran orang tuanya.

"Apa maksud kalian membully Renjun?" Tampak sangat jelas, rasa kecewa di dalam diri ibunya.

Dan mereka berdua tau itu.

"Jelaskan Jeno, jelaskan Jaemin"

Tak ada pilihan lain, mereka berdua mengaku suka membully Renjun karna dirinya miskin dan tuli.

Yoona yang mendengar hal itu memalingkan wajahnya.

"Mommy ngga nyangka kalian bisa gitu"

Yoona mendekati brankar Renjun, ingin sekali ia berteriak melihat keadaan Renjun.

"Jeno~ya, Jaemin~ah" Panggil Donghae.

"I-iya dad?" Jawab mereka takut.

"Setelah Renjun sadar, kalian harus meminta maaf pada Renjun!"

"Sampai Renjun memaafkan kalian! Jika tidak, daddy tak segan-segan mencoret nama kalian!!" Itu adalah perintah mutlak Donghae.

"Hanya karna Renjun yang menyelamatkan aku dan Jaemin, kalian tega ngusir kita?" Tanya Jeno diakhiri dengan kekehan kecil.

"Dia telah mengorbankan nyawanya untukmu Jeno, Jaemin!! Jangan buat daddy malu dengan tindakan bullying kalian!!!"

"Kami tau dad!! Tapi kenapa harus mengusir kita!! Kami juga tidak ingin diselamatkan oleh si tuli itu!!!" Bentak Jeno.

"Jeno!! Siapa yang mengajarimu membentak yang lebih tua hah!!"

"Sabar honey kita masih dirumah sakit" Ujar Yoona menengahi.

"Jeno~ya, Jaemin~ah"

"Berhentilah memanggil Renjun dengan sebuah tuli"

"Tapi dia memang benar tuli!" Sarkas Jaemin.

Donghae ingin sekali menampar kedua putranya, namun ia di cegah oleh Yoona.

"Ayo keluar kasian Renjun harus istirahat"

Akhirnya mereka berempat keluar dari ruangan Renjun, dan menuju taman.

"Duduklah" Perintah Yoona.

Jeno baik Jaemin menurut, ia duduk di bangku taman tersebut.

"Renjun menyukai dandelion, dan arti dandelion adalah pemberani"

"Dia berani mengambil resiko. Bahkan sampai mengorbankan nyawanya"

"Renjun sudah berkali-kali mengorbankan nyawanya demi keluarga kita"

"Berkali-kali? Apa saja?" Tanya bingung Jaemin.

Bullying | Renjun ft. Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang