17. I'm always Alone

1.3K 97 4
                                    

Dipagi yang cerah, Renjun bangun karna sinar matahari yang masuk dari celah jendela.

Ia melihat sekilas tangannya yang di infus, menatap setiap sudut ruangan ini.

Penuh dengan aroma alkohol dan obat-obatan khas rumah sakit.

Renjun ingin bangkit, ia membuka gorden agar cahaya masuk.

Menatap pemandangan kota dari jendela.
Renjun ingat! Renjun belum melihat Haechan apakah pemuda itu sudah tau kalau dirinya sadar?

Renjun mencari-cari ponselnya, nihil. Tidak ada dimanapun.

Ia berpikir keras, apakah dirumah? Sepertinya tidak ia membawanya sebelum tabrakan terjadi.

Lalu dimana ponselnya?

"Renjun~ah kau sudah bangun? Bagaimana kondisimu" Tanya Suho yang baru masuk.

"Hai nak Renjun, gimana ada yang sakit?" Keluarga Lee juga ikut menjenguk.

Total ada enam orang yang masuk ke ruang rawat Renjun, sepagi ini.

Renjun menatap sinis Jeno dan Jaemin, ia ingin sekali rasanya memukul mereka.

Tapi entah mengapa ia tidak bisa, ia memilih untuk tidak menatap mereka.

Jeno dan Jaemin paham, Renjun belum sepenuhnya memaafkan mereka.

"Paman? Dimana ponselku?" Akhirnya Renjun bertanya pada Suho.

Barangkali pemuda itu menyimpan ponselnya.

"Sepertinya di ruanganku, sebentar aku ambilkan" Suho kemudian keluar.

Menyisaka lima orang disini.

"Infusmu sepertinya sudah hampir habis, bagaimana dengan luka di pelipis ini?" Tanya Baekhyun.

Renjun hanya menggeleng, entah itu tidak sakit atau tidak tau.

Keluarga Lee memutuskan untuk duduk di sofa ruangan itu, membiarkan kedua dokter itu memeriksa Renjun.

"Renjun~ah, kondisimu sudah mulai stabil. Sepertinya kau perlu menginap beberapa hari saja" Dalam hatinya, Renjun bersorak.

Akhirnya ia sebentar lagi keluar dari tempat ini, tempat yang menurutnya menakutkan.

"Oh ya ini ponselmu" Renjun meraih ponsel yang disodorkan oleh Suho.

Ia membaringkan badannya sejenak, ya dia sedang menonton film kesukaannya moomin.

Keluarga Lee hanya diam memperhatikan Renjun, mereka masih sedikit canggung dengannya.

"Nahh!" Pekik Renjun.

"Kenapa njun?" Tanya Donghae.

"Eee... Tidak tidak papa, aku menang game" Bohong, sebenarnya Renjun teringat sesuatu.

"Oh ya om sama tante ada masalah dikantor, kami tinggal ya?" Ijin Donghae.

Sedangkan Renjun hanya mengangguk, ia tak perlu ditemani sebenarnya.

Yoona dan Donghae keluar, menyisakan ketiga pemuda yang canggung.

"Lu pada pergi aja, gue bisa sendiri" Perintah dingin Renjun.

"Kita disuruh mommy ma daddy buat jagain elu" Timpal Jeno.

"Nyenyenye~" Keadaan kembali hening.

Renjun mengotak-atik ponselnya, ia mengernyitkan dahinya.

"Tunggu dimana nomor Haechan? Coba aku cek di riwayat panggilan" Gumamnya.

Nihil, ia tetap tak menemukan nomor Haechan.

Bullying | Renjun ft. Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang