2. Secret?

1.8K 149 2
                                    

Setelah pertengkaran kecil dengan Sehun, gurunya sendiri. Renjun kembali ke kelas.

Untung saja guru belum datang, jadi ia tak terlambat untuk pelajaran selanjutnya.

Tak lama kemudian bel pergantian jam berbunyi, guru pelajaran selanjutnya datang.

Dan pelajaran kembali dimulai.

Renjun tampak sangat malas untuk menyimak penjelasan dari guru fisika ini.

Biarkan saja, toh dia kan pintar.

Renjun hanya melamun sepanjang kelas.

"Jadi semuanya paham?" Tanya Bu Irene.

"Paham bu!"

"Baik sebagai tugas di rumah kerjakan halaman 34 sampai 45 di kertas folio dan besok di kumpulan!"

Semua murid lantas terkejut, bagaimana tidak. Tugasnya sangat banyak.

"Wahh ini namanya pembunuhan buk" Protes seorang murid.

"Benar, pembunuhan berencana inimah"

"Tidak usah protes! Mau saya tambah!?" Tegasnya.

"Tidak!" Seru satu kelas.

"Jadi kerjakan awas kalian sampai tidak mengumpulkan besok!"

Kriingg....

Bel istirahat berbunyi, bu Irene pun meninggalkan kelas.

Sedangkan beberapa murid menyumpah serampahi bu Irene, bu Irene termasuk salah satu guru killer di SMA ini.

"Tugasnya ngga ngotak anjirr"

"Ho'oh, ke kantin yok. Panas otak gue"

Renjun membereskan Buku-bukunya, ia tak berniat untuk ke kantin.

Ia sedang tak berselera untuk makan.

Brak!

"Ehh pendek! Mending lu beliin kita ke kantin"

Jeno menggebrak meja Renjun, membuat Renjun terkejut.

"Kalau kalian bisa kenapa harus gue?" Sarkas Renjun.

"Berani lo sekarang?" Tanya Jaemin.

Renjun tak berniat untuk membalas pertanyaan Jaemin.

Ia bangkit dari kursinya dan berniat pergi. Sebelum tangan besar Jeno menariknya.

"L-lepasin gue! Arghh..." Ketahuilah tenaga Jeno lebih besar daripada Renjun.

"Makannya kalo di suruh tuh nurut! Belagu amat" Ucapnya di sertai dengan smrik di wajahnya.

"Argghh.. Lepasin gue! Gue mau dibawa kemana!"

"Kealam barzah diem lo!" Sarkas Jaemin kesal.

Dan disinilah mereka, Renjun dihempaskan hingga membentur tembok Gudang.

"Argghh" Erang Renjun.

"Ehh bitch! Lo ga usah sok sokan berani di depan kita! Lo tu ga lebih dari orang luck yang bisa sekolah disini tau ga!"

"Jen, lo kalo ngomong suka bener deh"

Dua pangeran ini lantas tertawa dengan lepas, sedangkan Renjun mati-matian menahan sakit.

"Huang Renjun, lo tu seharusnya sekolah di SLB. Pasti lu bakal punya banyak temen!" Ucap Jaemin.

"Jen cepetin aja, laper gue"

Jeno yang paham pun mendekati Renjun.

"A-awas! Pergi lo"

"Gausah galak-galak"

Bullying | Renjun ft. Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang