Chapter 5: Berapa Kali?

1.2K 205 25
                                    


"Jadi lo sebenernya udah pacaran belum sih, sama Anca?"

Windry melengos, buru-buru memasukkan ponsel yang baru saja menunjukkan halaman chat miliknya dengan Anca.


Windry Selina A

Udah sampe venue

Tadi difotoin Ella sebelum masuk

Tadi difotoin Ella sebelum masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anca Artis Gila

Cantik banget :(

Cantiiiiik

Cantikkuuuu

I wish I was there with you

Have fun, Pretty Girl

Be safe!

Miss you :(


"Kepo banget, sih. Ketularan Theo nih lo lama-lama," jawab Windry, mengibaskan tangannya. Ella membalas dengan cibiran. Di tangannya ada sebuah lightstick yang menyala.

"Lo lama-lama kayak Mora sama Ian. Denial."

"Ih, nggak, ya!"

"Pffft."

"Yeee, beneran! Gue sama Anca sama-sama tau, lah. Kalo Mora sama Ian... hopeless case,"

Ella tertawa kecil mendengar kalimat Windry. "Emangnya kalian nunggu apaan?"

Barisan mereka maju beberapa senti. Windry dan Ella memang memilih datang menjelang konser dimulai. Toh, mereka hanya ingin menikmati konser dengan santai. Berbeda dengan mereka di masa muda dulu yang rela mengantri sejak pagi demi bisa berdiri dekat dengan panggung.

Mungkin seperti itulah Windry dengan pacar-pacarnya di masa lalu. Mereka terlena dengan iming-iming kenangan masa muda yang penuh gairah. Bersama Anca, Windry seperti antrian tempat ia berdiri saat ini. Dia hanya ingin menikmati tanpa perlu terburu-buru. Bersama Anca membuatnya nyaman. Dan itu sudah sangat cukup untuk Windry.

Windry tidak terlalu peduli dengan pacar-pacarnya di masa lalu. Tapi Anca berbeda. Windry ingin lelaki itu bertahan di hidupnya selama mungkin. Selama yang ia bisa. Windry tidak akan pernah siap jika harus kehilangan Anca seperti yang sudah-sudah.

"Lo sendiri kenapa buru-buru banget sama Theo?" Windry balik bertanya. Ella mengedikkan bahu.

"Karena gue yakin dia yang terakhir buat gue. Kayak... rasanya gue nggak butuh apa-apa lagi, cuma butuh dia. Lagian gue juga nggak mau diputusin lagi. Mumpung Theo khilaf ngelamar, gue iyain aja,"

"Harusnya kebalik nggak, sih? Lo tuh yang khilaf, mau-maunya nerima lamaran Theo!"

Ella tergelak, membuat beberapa pasang mata tertuju pada mereka. "Theo tuh keren banget tau, Wiiiin. Orangnya nggak neko-neko, tanggung jawab, sopan, pinter. Aduh, pokoknya gue nggak pernah tau ada cowok kayak dia,"

It's Okay If It's With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang