Blue Words

03 | -Pan.

Sosok itu...
Dia yang menyatu bersama daun.

Seringkali ku melihatnya terbang hingga pagi datang, menuju rumahnya yang berada di belokan kanan kedua setelah kota malam.

Suku indian, putri duyung, dan bajak laut. Ketiga itu sering kulihat saat melewati jalan menuju ke rumahnya. Sangat unik.

Malam itu,
Dia dan bayangannya terpisah.
Dia menangis, lalu aku berinisiatif untuk menjahit bayangan yang terpisah itu dikakinya. Bayangan yang menyebalkan, sungguh.
Setelah terjahit sempurna, dia terlihat sangat bahagia sampai lupa berterima kasih.
Tapi jujur saja, kebahagiaannya menebar. Hingga aku yang dengan spontan memberinya sebuah bidal. Namun Dia tidak mengerti, lucu sekali.

Dan kau tahu?
Dia selalu datang dengan pedang ditangannya. Saat kutanyakan, ''Berjaga untuk melawan Hook'' jawabnya.
Hook adalah seorang bajak laut yang sering kulihat ketika menuju ke rumahnya. Katanya, bajak laut itu menginginkan serbuk peri. Entahlah...

Kehidupan selalu menyenangkan saat aku mendatangi rumahnya. Karena disana aku tidak perlu tumbuh dewasa dan memikirkan segala hal yang terasa pahit.
Ya... Walaupun saat kedatanganku yang pertama kalinya, sebuah panah menancap tepat di perutku.
Tapi dengan ajaibnya, aku pun pulih. Dan kulihat sebuah serbuk kekuningan di bekas lukaku.
Apakah itu serbuk peri?
Jika benar,
Pantas saja Hook sangat menginginkannya.
Hingga kami dan pasukannya sempat berperang beberapa saat.

Pengalaman itu kualami selama bulan Desember.
Sebenarnya sedikit aneh.
Disaat semua orang merayakan natal, kami malah berperang untuk melindungi serbuk peri.

Namun sesuatu yang buruk terjadi.
Satu hari setelah hari jadiku yang ke-17, dia tidak pernah datang lagi. Jalan menuju rumahnya saja, aku sama sekali tidak ingat.
Sangat aneh sekali bukan?
Aku hanya ingat ''belokan kanan kedua, lalu lurus terus sampai pagi''. Itu adalah kalimat yang dia ucapkan saat aku bertanya dimanakah rumahnya.

Ya... Seperti itulah kira-kira.