Ingin ku terbang kembali,
Tapi tak bisa.
Benar-benar tidak bisa.Mereka menaruh sebungkus benih harapan padaku.
Sepertinya sulit sekali untuk menanam dan menumbuhkannya.
Butuh lebih banyak air.
Namun kemarau kembali melanda.Takut tumbuh layu dan menghitam.
Takut terinjak oleh yang tidak menyadari.
Takut harus melakukan penebangan kembali.Kenapa musimnya menjadi seperti ini, ya?
Aku ingin kembali menjejaki tempat itu dengan seribu harapan dan aksi nyata.
Aku benar-benar merindukan hari-hari itu.Kapan, ya sayapku tumbuh kembali?
Aku ingin segera terbang lagi seperti dahulu.
Sayap payung yang patah itu,
Ingin sekali rasanya ku perbaiki.Seandainya aku tidak melakukan penebangan,
Tidak akan terjadi seperti ini kan?
Memang sebuah pembodohan diri untuk nekat menebangnya.
Seseorang pernah menuturkan kata,
'Mimpi itu sahabat orang nekat'.
Tapi untuk masalah yang ini,
Sepertinya tidak berlaku.
Aku tidak merasakan mimpi itu.Yasudahlah,
Biarlah,
Entahlah.
Kata ini terus terucap.
Aku ingin menyudahinya.Untungnya,
Seburuk apapun keadaanya sekarang,
Aku sudah tidak terpikirkan ingin mati lagi seperti dahulu.
Seseorang yang sama menuturkan kata lagi,
'Seperti apapun cuacanya itulah yang namanya hidup'
Ya. Kali ini aku setuju.
Sangat setuju.
Hidup itu memang seperti ini.
Terima kasih yang sudah menuturkan kata-katanya.
Kalian membuat banyak jiwa sembuh kembali.Semoga badai topan nya reda, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Words
شِعرTentang biru yang tidak dapat diucapkan dan tidak sempat tersampaikan dengan benar. -Yz