Masih ingatkah kalian dengan benih yang kutebar seenaknya, tapi tumbuh menjadi pohon yang berbuah?
Pohonnya sekarang tidak berbuah lagi.
Mungkin karena kemarau,
Jadi pohonnya sulit untuk berbuah.
Bahkan bunganya saja tidak ada yang bertunas.Sayang sekali...
Padahal aku sudah berusaha menanam dan merawatnya, walau banyak tekanan.
Pohonnya jadi hancur gara-gara kemarau.
Padahal aku sudah lebih banyak minum sekarang,
Tapi kenapa masih kemarau?Ah, sudahlah.
Mungkin memang sudah takdirnya.
Bagaimana jika pohonnya ku tebang saja, ya?
Lalu ku jadikan bangku taman.
Siapa tahu ada yang duduk disana,
Atau bahkan ada yang bercengkrama juga sambil menikmati damainya taman.Jika dipikir-pikir pun,
Pohonnya tidak begitu bermanfaat bagi sekitar.
Hanya bermanfaat bagi diriku saja.
Tidak adil bukan?
Hanya aku yang dapat memetik buahnya.
Karena jika bukan aku yang memetik,
Pohonnya akan marah.
Sebenarnya bisa saja aku yang memetiknya terlebih dahulu, lalu membagikannya.
Tapi aku tidak ada energi untuk itu, maaf.Jadi kuputuskan saja untuk menebang pohonnya.
Alih-alih menjadi bangku taman,
Akan bermanfaat bagi sekitar.
Akan ada orang yang duduk dibangkunya,
Ntah untuk istirahat atau hanya iseng saja,
Sekiranya itu sedikit bermanfaat.
Siapa tahu aku pun dapat bercerita dengan orang yang duduk di bangkunya.Jika kalian melihat bangkunya,
Apakah kalian akan duduk disana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Words
PoetryTentang biru yang tidak dapat diucapkan dan tidak sempat tersampaikan dengan benar. -Yz