Jendral tidak menyangka dua jamnya dimalam ini harus ia habiskan dengan sepiring makanan mewah, minuman mewah, suasana mewah, baju mewah, dan sikap kepura puraan nya menikmati semua kemewahan tersebut didepan dua orang yang sangat memuakan jika Jendral boleh jujur. Ia benar benar tidak menyukai semua itu tetapi tidak ada hal yang bisa ia jadikan alasan untuk menolaknya.
Makan malam demi mempererat tali kekeluargaan? Cih rasanya ingin sekali Jendral membalikan meja bundar berisi alat makan mewah disana tadi dan berteriak didepan dua orang tersebut sekencang kencang nya jika ia tidak pernah mau menerima mereka menjadi bagian dari keluarganya.
Rasanya sangat memuakan melihat senyuman yang tidak terlihat manis sama sekali dipandangan Jendral ketika Ceri yang melakukannya itu. Undangan makan malam bersama Ceri dan tuan Chandra selaku ayaknya gadis tersebut, salah satu acara yang paling Jendral hindari sejak minggu lalu ditambah dengan rengekan menyebalkan dari kekasihnya yang meminta ia untuk ikut hadir bertemu ayahnya. Puluhan kali sudah Jendral layangkan penolakan tentang ajakan makan malam itu tetapi apa lah dayanya jika Ceri sudah menggunakan Ibunya untuk dalam hal membujuk Jendral meng iya kan semua permintaan gadis itu.
Senyuman ibunya ketika meminta Jendral menerima ajakan makan malam tersebut terasa sangat berat untuk ia katakan tidak, mau tidak mau membuat Jendral berakhir menghabiskan dua jam nya menikmati hidangan mewah disalah satu restoran terkenal bersama Ceri dan ayahnya tentu saja.
Jendral menyandarkan kepalanya pada sandaran tempat duduk pada mobilnya. Setelah berhasil memberikan berbagai alasan nya untuk segera pergi dari restoran tadi kini Jendral membawa dirinya mengendarai mobil keluarganya menelusuri jalanan malam hingga akhirnya berhenti didepan satu rumah yang tampak sederhana dipandang dengan mata.
Panti Asuhan Bunda Rumi
Begitulah nama yang tertulis pada papan didepan pagar rumah sederhana tersebut.
Tempat yang dulunya selalu Jendral kunjungi hanya untuk melihat tawa anak panti yang bermain diteras depan saat siang hari dan melihat seseorang menikmati angin malamnya sambil berguman di ayunan besi depan rumah sambil membaca buku novel kesekian nya tak lupa dengan kacamata bulat yang tersampir dimatanya.
Hal yang kini tak bisa ia dapat pandangi lagi.
Mobil hitamnya terparkir rapi disebrang jalan depan panti, keadaan sekitar tampak sepi menujukan hari yang semakin malam. Jendral memukul dada kirinya ketika rasa sesak itu datang lagi, tenggorokan nya terasa tercekat dan matanya terasa enggan untuk berkedip ia tidak mau ada yang menetes lagi untuk kesekian kalinya, ia sudah berjanji.
Lama ia memandang, hingga akhirnya Jendral teringat sesuatu
"Liz"
"Kata marko anak panti pada sehat semua loh" Jendral tersenyum menatap satu persatu tanaman gantung yang menghiasi bagian depan rumah panti, ia bisa melihat dengan jelas jika semua tanaman tersebut tumbuh segar terawat dengan baik.
Ia teringat bagaimana kemarin hari Marko menceritakan kepadanya mengenai dirinya yang datang berkunjung ke panti menghantarkan empat dus kotak susu dan sedikit kebutuhan dapur lain nya. Ia disambut dengan hamburan pelukan dari tangan tangan kecil puluhan anak panti katanya. Marko mengatakan jika ia masih mengingat jelas bagaimana lengkingan senang ketika anak anak panti menerima susu kotak yang tidak seberapa itu ditangan mereka masing masing, itu terasa menyenangkan katanya.
"Kemarin marko beliin mereka susu kotak banyak banget, tapi kamu tenang aja aku udah ingetin dia buat jangan lupa tambahin juga susu kedelai khusus untuk si Rafa" Jendral tertawa sekilas ia mengingat wajah salah satu anak panti tersebut, satu satunya anak yang hanya bisa minum susu kedelai dibandingkan susu hewani seperti anak lain nya karena alergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/332836886-288-k628313.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
̶N̶o̶t̶ Twins (HIATUS)
FanfictionElisa Antonio Baskara, gadis pindahan dari luar negeri yang sukses membuat geger satu sekolah karena kemiripan wajahnya dengan salah satu siswa korban bunuh diri yang terjadi dua bulan yang lalu, Eliza Cahyani. Elisa dibuat kebingungan dengan semua...