̶N̶o̶t̶ Twins #03

1.9K 234 17
                                    

Crekkk

Bunyi gesekan besi engsel pada salah satu barisan loker memecah keheningan malam dikoridor sekolah yang bercahaya remang remang. Pintu loker dengan nomor 190 terbuka menunjukan isinya yang kosong tak terisi apapun. Sosok yang menjadi pelaku utama pembukaan pintu loker tersebut mengadahkan salah satu tangannya pada seseorang yang berdiri dibelakangnya, sebuah tas hitam berukuran sedang diberikan.

Sosok berpakaian serba hitam lengkap dengan topi diatas kepalanya mulai mengeluarkan isi tas yang dipegangnya. Setumpuk buku pelajaran dikeluarkan, buku buku tersebut kemudian diletakan kedalam loker yang membuat keadaan didalamnya hampir penuh. Helaan nafas terdengar sosok itu termenung sebentar, kemudian tangannya bergerak mengeluarkan sebuah amplop dari saku jeket kulit yang ia gunakan.

Sejenak dia menatap benda yang kini berada ditangannya, ia mengusap pelan permukaan kertas tersebut. Udara malam semakin mendingin melihat sosok yang berdiri didepannya termenung dalam diam mau tidak mau seseorang tersebut bersuara menegur "Tuan" panggilnya

Panggilan singkat dari seseorang yang berada dibelakangnya menyadarkan sosok tersebut, ia terdasar dari hanyutan pikirannya selama beberapa waktu. Dengan yakin sosok yang dipanggil dengan panggilan tuan tersebut meletakan amplopnya diatas tumpukan buku didalam loker. Tangannya kembali terulur kebelakang meminta barang selanjutnya yang akan dia letakan kedalam loker.

Sebuah kotak bertutup berukuran kecil diserahkan kemudian selanjutnya setangkai mawar putih yang sudah layu dan hampir mengering diserahkan kepada sosok tersebut. Tanpa menunggu lagi ia menerimanya dan langsung meletakan kedua barang itu kedalam loker dan menutup kembali pintu loker serta menguncinya.

Ia berbalik menghadap pada seseorang yang sedari tadi menemaninya menyerahkan kunci loker yang langsung diterima tanpa bersuara. Ia menganggukan kepalanya memberi isyarat tak langsung yang dapat di mengerti dengan cepat oleh orang tersebut kemudian ia ditinggal sendirian.

Lama ia termenung ditengah sepinya malam sekolahan, seorang diri, bunyi hewan hewan malam mulai terdengar. Jika itu orang awam mungkin mereka akan berlari ketakutan karena pikiran mereka yang terlalu melekat dengan suasana mistis seramnya sekolahan dimalam hari. Sosok itu melangkah membawa kakinya menelusuri koridor semakin masuk kedalam area sekolah.

Kelipan merah lampu kamera pengawasan disetiap sudut tempat tampak jelas dipenglihatan nya. Ia memasukan telapak tangannya pada saku jeket, berjalan cukup jauh dengan tenang sampai akhirnya kedua kakinya berhenti di tepian salah satu lapangan sekolah. Ia terdiam sejenak, dengan pelan ia melangkah memasuki area lapangan basket yang cukup terang karena cahaya bulan. Matanya melihat satu bola basket tergeletak tak jauh dari tiang ring basket, ia mengambilnya memantulkan beberapa kali bola oren itu pada lantai lapangan. Bunyi pantulan bola terdengar jelas memenuhi lapangan.

Melihat keadaan sekitar yang tidak ada siapapun membuat ia sedikit tertantang untuk memaikan benda oren tersebut, salah satu hal yang tidak akan pernah mungkin ia lakukan disekolah ini jika dikeadaan normal. Ia mulai mendrible bola, matanya tertuju pada ring basket diatas sana dengan cepat ia langsung berlari mendekati ring dengan mendrible bola dan kemudian bunyi gemericing rantai yang melingkari ring basket terdengar.

Bola berhasil masuk ke ring setelah ia menshootnya, bola memantul mantul pada lantai lapangan dibawah tiang ring. Nafasnya terasa memberat Ia kelelahan meskipun itu baru satu kali percobaan tetapi ia merasa puas. Dengan senyuman terpatri pada wajahnya dia mendongakan kepalanya menghadap langit malam, ia kembali termenung dengan pelan kedua matanya terpejam

Tunggu sebentar lagi liz, sebentar lagi
Sebentar lagi semuanya bakalan terungkap

------

"Jen, soal yang ini maksudnya gimana? Aku gak ngerti"

 ̶N̶o̶t̶ Twins (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang