Sarah keluar dari kamar mandi dengan baju bersihnya yang sebelumnya sudah ia ganti. Sarah berjalan menuju ranjang, salah satu tangannya mengusak cepat rambut basahnya dengan handuk kuning cerah yang diambilkan oleh Lisa tadi.
Beberapa barangnya yang sebelumnya tersusun rapi diatas ranjang kini tampak sudah berubah posisi, sedikit berantakan pasti Lisa yang membongkarnya pikir Sarah kemudian ia hanya tersenyum kecil mengabaikan hal tersebut.
Masih dengan handuk ditangannya Sarah mendudukan dirinya di kursi meja rias mulai mengambil beberapa pelembab wajahnya, ia sudah terlalu lama menghabiskan waktunya dikamar mandi hampir melupakan seruan Lisa jika papa mertuanya menyuru ia untuk segera turun menemuinya.
Sarah menatap pantulan dirinya pada cermin, ia termenung mengingat apa yang menjadi alasannya sampai ia bisa kembali ke tahan air lagi dalam waktu cepat. Sarah menundukan kepalanya teringat akan gertakan marah ayah mertuanya yang marah besar mengatakan dirinya tak becus menjadi seorang ibu dari Elisa, tak bisa menjadi ibu yang baik bahkan setelah diberi kesempatan.
Ayah mertunya mengatakan jika Elisa jatuh pingsan disekolah nya membuat Sarah hampir terkena serangan jantung ketika mendengar berita tersebut, tak melanjutkan lagi pembicaraan sang ayah mertua dia telfon Sarah memilih langsung mematikan sambungan dan berkemas mengabari kantor pusat tempat ia bekerja jika ia akan pulang kembali ke indonesia sekarang tanpa memperdulikan pekerjaan nya yang masih menumpuk dinegara tetangga tersebut. Memilih penerbangan terakhir ke Jakarta ketika tengah malam dan sampai di pagi harinya.
Perasaan gelisahnya Sarah sepanjang jalan memikirkan kondisi Elisa membuat Sarah hampir stress ditambah lagi ponsel Lisa tak bisa dihubungin sama sekali sampai akhirnya semua kekhawatiran nya terbayarkan ketika ia melihat wajah damai Lisa yang masih tertidur tadi pagi. Mengingat kan Sarah ketika dulu ia menggedong Lisa kecil didepan jendela sambil bercanda menepuk nepuk pipi mochi Lisa.
Sarah menghapus lelehan air matanya yang keluar tanpa sadar, entah kenapa belakangan ini ia terlalu gampang menangis dengan alasan apa pun itu. Mengambil tisu yang ada di meja riasnya dengan mengelap bekas jejak air matanya yang tertinggal, Sarah menarik nafasnya kemudian dihembuskan berusaha tersenyum pada pantulan dirinya sendiri dicermin.
Selesai dengan beberapa skincare nya dan menyemprotkan sedikit parfum ke tangan Sarah beranjak dari posisinya, berdiri menghadap cermin besar yang menjadi pintu lemari besarnya, sedikit membolak balikan badannya membenarkan tatanan baju dress rumahan yang ia gunakan. Sudah lama sekali ia tidak berpenampilan seperti ini dirumah sendiri biasanya hanya pakaian kerja dan baju tidur yang ia gunakan tapi kali ini terasa berbeda.
Sarah tersenyum puas dengan penampilannya hingga ia teringat ada sesuatu yang kurang, kalung nya batin Sarah. Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi Sarah untuk menggunakan aksesoris, ia memiliki ketertarikan lebih terhadap pernak pernik tersebut terutama kalung atau liontin cantik. Bahkan Sarah memiliki satu kotak khusus berisi semua koleksi kalung yang ia miliki.
Perempuan tersebut membuka lemari besarnya tempat dimana ia menyimpan kotak koleksi kalungnya. Seketika Sarah teringat dengan kalung cantik yang digunakan oleh Lisa saat kumpul sarapan tadi membuat Sarah kembali tersenyum mengingat betapa manisnya Lisa menggunakan kalung miliknya tersebut.
Dengan perasaan senang nya Sarah meraih kotak berukuran sedang berlapiskan kain beludru berwarna hitam, ia membuka pengait penutup kotak tersebut menampilkan banyak jenis kalung koleksi miliknya yang sudah ia miliki selama bertahun tahun. Mata Sarah menelisik satu persatu benda mungil cantik tersebut memilih mana yang akan ia gunakan hingga matanya menangkap satu liontin berkilau yang mengundang kerutan bingung pada wajahnya.
"Bukan nya ini yang Lisa pakai tadi?" Tanya Sarah kebingungan pada dirinya sendiri, ia meraih kalung tersebut untuk melihat lebih jelas lagi.
Sarah ingat jelas bagaimana bentuk liontin yang digunakan oleh Lisa tadi, sama persis seperti yang ada ditangannya saat ini tetapi bagaimana bisa kini kalung tersebut sudah ada didalam kotak penyimpanannya lagi. Apakah sudah Lisa kembalikan atau-
KAMU SEDANG MEMBACA
̶N̶o̶t̶ Twins (HIATUS)
FanficElisa Antonio Baskara, gadis pindahan dari luar negeri yang sukses membuat geger satu sekolah karena kemiripan wajahnya dengan salah satu siswa korban bunuh diri yang terjadi dua bulan yang lalu, Eliza Cahyani. Elisa dibuat kebingungan dengan semua...