•
•
•
•
Setahun mereka telah bersama. Ryota dan (name), menjadi teman. Mungkin lebih tepatnya di sebut sahabat. Sering berbagi kesusahan dan kesenangan masing-masing. Ryota sudah sangat terbiasa dengan sifat (name). Sangat sabar menghadapinya ketika ia sedang emosi atau kebosanannya yg datang di saat tak tepat."Nee... tanduk di kepalamu itu keras ga?" Tanya (name) tiba-tiba.
"Huffft...( name) tanduk itu seperti tulang, jadi sudah pasti keras."
"Heee... berbeda dengan telinga? Boleh kU pegang?" Tanyanya lagi.
"Kau serius? Aku agak sensitif sih jika ada yang megang tanduk, tapi buatmu kU perbolehkan."
"Yattaaaa!!!" Serunya senang.
(Name) mencoba memegang tanduk milik Ryota. Aneh. Geli. Itulah yang di rasakan Ryota.
"Woahh.... keras ya, boleh kU tarik?" Tanya (name).
"Tidak!"
"Heee... pelit." Sedikit memajukan bibirnya tanda ia cemberut.
Ryota tak habis pikir, padahal ia bilang hanya memegang. Bukan menarik.
"Kau bilang cuma pegang." Ucapnya menatap datar ke (name). Yang di tatap malah makin mengerucutkan bibirnya tanda ia kesal.
Mereka berdua berdiam diri, (name) yang masi kesal dan Ryota tak ingin membujuk (name). Tak lama dari itu Ryota bangkit dari duduknya dan melangkah pergi dri (name).
"Kemana?" Tanya (name) yang melihat sahabat baiknya itu pergi, tak ada lagi raut wajah cemberut nya.
"Menemui ryuki, aku ada janji dengannya sore ini. Kenapa? Mau ikut?" Tanya sang kawan.
"Boleh!! Eh aku bilang kazuha dulu." Ucapnya.
(Name) lalu pergi ke dalam kuilnya dan bilang ke kazuha. Ya mereka sedang bersantai di kuil (name). Ryota sabar menunggu sang kawan kembali. Sekitar 10 menit ia baru muncul.
"Dari mana aja? " tanya Ryota
"Hmm? Inwi akwu twadi lwiat khazu bikin mochwi." Ia berbicara dengan mulut yang penuh dengan mochi.
"Bisa kau telan dulu? Aku tak bisa dengar jelas kau bicara apa." Tatapan pasrah tertampang di wajah Ryota.
"Glek... ini aku tadi liat kazu bikin mochi. Mau?"
"Oh makasih." Ia langsung mengambil satu mochi dri tangan (name).
"Enak..."
"Yakan!!! Selain tampan kazuha juga pintar memasak." Ucapnya dengan senyuman. Semenjak berteman dengan Ryota. (Name) jadi lebih sering tersenyum. Senyum tulus ia pancarkan di wajah cantik dan manisnya. Kazuha juga jadi bersyukur jika majikannya ini jadi lebih ceria. Ryota juga sering membantu (name) mengerjakan misi yang di beri inari. (Name) memang kitsune yang bisa melakukan segalanya sesuka hati. Tapi ia tak luput juga tugas dri sang dewa pangan itu.
"Ayo kita ke ryuki kun!!" (Name) berucap dengan ceria.
Ryota hanya melirik sembari memakan mochinya. Di perjalanan Ryota dan (name) di isi dengan candaan dan cerita (name). Oh Ryota juga sudah tau tugas utama (name). Sesekali, (name) mengeluh kenapa ia harus menunggu seorang manusia. Tidak si, bukan sesekali tapi sepanjang perjalanan.
Mereka sampai di kediaman Ryota, kediaman yang mewah dan banyak pelayan. Tak heran si, mereka itu ras naga dan klan tokitou itu cukup terkenal dalam bisnis. Semenjak orang tua mereka meninggal, Ryota dan Ryuki yang mewarisi peninggalan orang tuanya. Menjalankan bisnis dan berbaur dengan manusia biasa.
Ryuki sudah berdiri di depan pintu rumah ala Jepang kuno itu. Menatap sang kakak dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Ryota Nee... gawat." Air muka panik tertampang di wajah tampannya.
"Ha? Knpa? Ada ada denganmu, kenapa panik?" Tanya sang kakak beruntun.
"Keluarga sakura datang lagi untuk melamar Ryota Nee." Ucapnya.
"Itu saja? Lalu kenapa kau begitu panik? " tanya sang kakak.
"Masalahnya dia datang dengan kaisar. Aku yakin mereka akan memaksa Nee San." Mukanya makin panik ketika menyebut kaisar.
"Huffft... tak perlu panik ryuki, aku akan atasi." Ucapnya kepada sang adik sembari tersenyum.
(Name) yang melihat itu sedikit penasaran dan ikut masuk ke dalam. Di sana kaisar dan kepala keluarga sakura beserta putra mereka,yang akan melamar Ryota duduk menikmati teh yang di sajikan di kediaman ini.
"Selamat siang.... kaisar dan kepala keluarga sakura perlu apa sampai repot-repot datang ke kediaman kU yang Kecil ini?" Tanya ramah dari tuan rumah.
(Name) yang mendengar kata 'kediaman kU yang kecil ini' pun memandang heran ke Ryota. Apa-apaan dengan penuturannya itu. Jika kediamannya kecil, lalu kuilnya apa?
"Nona besar tokitou, kedatang kami kemari untuk meminang mu." Ucap kepala keluarga sakura tersenyum angkuh.
"Maaf, tapi aku menolak." Balasnya dengan senyum ramah.
"Tapi kaisar sudah menurunkan titah untuk peminangan ini." Seringaiannya semakin jelas.
"Tapi anakmu yang tak berguna itu tak cocok untuk di sandingkan denganku. Kalian tau bukan? Aku ini merupakan keturunan ras naga dan bisa di segala bidang. Sedangkan anakmu ini hanya bisa menghabiskan uangmu dan mabuk-mabukan. "Senyum ramah masi di tersampir di wajah cantik itu.
(Name) yang mengerti jika senyum itu tidak semanis yang terlihat pun bergidik ngeri. Pasalnya ia pernah melihat sang kawan tersenyum ramah sambil memukul preman yang mencoba memalak mereka.
"Sungguh tak sopan sekali nona besar di keluarga tokitou ini, apa karena kalian tak pernah di ajarkan orang tua kalian sopan santun? Oh iya... aku lupa jika ayah dan ibu kalian sudah tew-"
'Bugh
"Hiiihhh!!"
Pedang dengan ukiran indah tertancap di samping kepala putra keluarga sakura. Ryota yang tadinya memasang senyum ramah kini terganti dengan raut wajah memandang rendah manusia di depannya ini.
"Aku tak mengizinkan mu untuk mengungkit mendiang orang tuaku. Jika kau masi melanggarnya, aku pastikan kau tak melihat matahari lagi besok." Atmosfer tak enak memenuhi ruangan itu. Kaisar yang melihat hanya tersenyum lembut. Menatap putri satu-satunya keluarga tokitou dengan tatapan ramah.
"Kau tak berubah yah.. yota. " ucap sang kaisar.
•
•
•
•
•
Ryota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady fox (jujutsu kaisen x reader)
Fanfic"Hiduplah dengan baik, jangan lupa dengan tugasmu rubah kecil." "Apakah aku harus melakukan itu?, ia hanya manusia biasa. Sedangkan aku rubah ekor 9, aku kuat! Kenapa aku harus mati hanya untuk manusia biasa." "Kau tidak berhak memilih." *mature...