•
•
•
•
"Jangan main-main rubah jelek." Pak tua gojo menatap datar ke (name)."Ck, buat apa main-main. Jika bukan karena tugas utamaku, aku tak akan melakukan ini." Ucap (name) malas.
"Kau ingin membunuh anakku?" Tanya pak tua gojo
Lelaki tua itu sungguh bingung dengan kelakuan gadis rubah di depannya ini. Secara ia sangat tau jika sang gadis tak terlalu peduli jika itu tidak menyangkut dirinya. Menatapnya curiga.
"Tidak, aku malah pengen kerja sama dengan anakmu nanti." Tampang jengah terlihat di wajah cantiknya.
"Ck, jika bukan memandang dulu kau pernah menyelamatkan ku, aku tak akan mau."
Ya, dulu (name) pernah menyelamatkan pak tua gojo dari kasus pembunuhan. Ia juga tak tau Knpa, tapi dirinya dengan reflek menyelamatkan lelaki itu.
"Hee~ tau balas Budi juga kamu." (Name) tersenyum jahil.
"Terserah deh, yang penting kau tak berulah aku tak akan ambil tindakan."
"Kau pikir aku pembuat masalah, huh?" bibirnya maju sesenti kedepan.
"Setelah kau menghancurkan tamanku saat pertama kali datang kemari? Kau tak menyadari itu?" Perempatan imajiner muncul di kening pak tua gojo, mengingat hal itu sangat membuatnya kesal.
"Oh, ayolah aku tak sengaja." Tak ada rasa bersalah dari (name).
"Terserah kau saja."
"Oh di mana istrimu? Aku ingin menemuinya." Ucap (name) riang.
"........ di dalam."
Pak tua gojo ini sebenernya udah lama kenal ama (name). Tapi semenjak 2 thn terakhir mereka ga ketemu karena (name) sibuk ama urusannya. Pas pak tua gojo ini nikah aja dia ga dateng.
(Name) berlari masuk ke dalam kediaman yang besar itu. Mencari keberadaan istri dari pak tua gojo. Sampai di taman belakang rumah, melihat wanita cantik dengan kimono biru bermotif bunga mawar.
Ia mendekat dan langsung duduk di sebelahnya. Tersenyum ke arah wanita yang sedang hamil besar itu.
"Kau istrinya pak tua ya?" Tanya (name)
Mengerjapkan mata tanda sang wanita tak mengerti.
"Oh, aku (name) temannya." Mengulurkan tanda ingin berjabat tangan.
Menyatukan tangannya, mereka berjabat tangan,tanda perkenalan.
"Jadi kau (name) yah? Cantik,seperti yang ia bicarakan. " suara lembut mengalun di telinga runcing (name).
"Hee? Kurasa kau lebih cantik, wajahmu itu terlihat manis dan kulitmu juga putih." Kata (name) jujur.
"Terimakasih, tapi kau lebih dariku." Ia tersenyum lembut.
"Jangan dengarkan pak tua itu. Ia bodoh dalam menilai org." Katanya sarkas
Terdengar kekehan dari wanita bersurai hitam panjang di gerai itu. Mengelus perutnya lalu sedikit bersenandung.
"Aku dulu bertemu dengan suamimu, ia Sekarat dan hampir mati. Kasihan ya, jika aku tak datang mungkin kalian tak akan bertemu." (Name) berucap sambil menatap langit biru
"Yah... terimakasih untuk itu. "
"Hun! Tak masalah. Tubuhku bergerak sendiri waktu itu....." menoleh ke arah sang wanita dan melanjutkan ucapannya. "Mungkin karena jiwaku tau jika ia adalah ayah dari anak manusia yang akan menjalani kontrak denganku." Tersenyum lembut ke arah wanita itu. Wanita menatap sedikit terkejut dan membalas senyumannya.
"Jika itu benar.... tolong jaga anakku. Nth kenapa aku merasakan ia akan menanggung hal yang besar." Raut wajah khawatir terlihat jelas di wajahnya yang cantik.
"Hee.... aku tak janji loh, dulu aku pernah hampir kehilangan temanku si." Ucapnya santai
"Tak apa, tapi aku sangat berharap besar untuk itu." Sang wanita berucap sembari mengelus- elus perutnya.
Tak jauh dari mereka duduk, pak tua gojo melihat interaksi yang di lakukan istrinya dengan gadis rubah itu. Tersenyum kecil, istrinya jarang mau dekat dengan org lain.
Kembali ke sisi (name), ia juga ingin mengelus perut yang terlihat berat itu.
"Boleh aku pegang?" Tanyanya.
Sedikit mendelik, mengangguk setuju.
"Silahkan..."
(Name) mengangkat tangannya dan mengelus pelan perut wanita itu. Perasaan aneh menyerangnya, tangannya merasakan gerakan kecil di perut wanita itu.
"Wahh!! Dia bergerak!!" Ucapnya riang.
"Mungkin dia menyukaimu." Wanita berucap sambil tersenyum ke arah (name).
Diam-diam (name) merasakan tenaganya terkuras. Namun ia tak memperdulikannya dan lanjut mengelusnya.
' kok rasanya kekuatanku di serap yah..' batin (name)
Menarik tangannya dan menaruhnya di paha.
"Terimakasih...." pipinya bersemu. Menyembunyikan mukanya di sela rambut.
"Sama-sama..." wanita itu terkekeh melihat gelagat (name).
"Kau... tak punya pasangan?" Tanya istri pak tua gojo.
"Tidak. Aku tak berhak menentukan hidupku. Aku terlahir saja hanya untuk manusia, menemukan cinta sejati itu mustahil bagi makhluk sepertiku. Tapi jika kau tau saja ya, aku tipe org yang akan setia jika sudah mencintai satu org." (Name) terkekeh di akhir katanya.
Menatap sedih ke arah (name), istri pak tua gojo ini yakin jika ia baru pertama kali ketemu dengan sang gadis. Tapi, Nth kenapa ia sangat ingin mencampuri masalah (name).
Pak tua gojo yang melihat dari jauh itu tau apa yang akan di lakukan sang istri, pun langsung muncul.
"Woi gadis rubah, pulang sana. Nanti balik lagi kalo kau mau." Usirnya.
"Ck jahat banget si... jangan ngusir juga kali." (Name) bangkit dari duduknya dan melangkah keluar kediaman itu. Ia pergi pulang ke kuilnya.
Pak tua gojo duduk di sebelah istrinya. Menatap serius sang istri.
"Kau, jangan mencampuri urusannya.... aku tau jika kau kasihan padanya, tapi itu urusannya. Kita tak ada hubungannya, aku tak mau kau kenapa-napa setelah mencampuri urusan gadis itu." Tatapannya berubah khawatir.
"Eh... Yasudah jika begitu." Sang istri menyenderkan kepala ke bahu sang suami.
"Aku harap ia bisa mendidik anak kita. Firasat kU jelek sekali tentang anak ini." Ucap pak tua gojo sembari mengelus surai sang istri.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Ryota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady fox (jujutsu kaisen x reader)
Fanfiction"Hiduplah dengan baik, jangan lupa dengan tugasmu rubah kecil." "Apakah aku harus melakukan itu?, ia hanya manusia biasa. Sedangkan aku rubah ekor 9, aku kuat! Kenapa aku harus mati hanya untuk manusia biasa." "Kau tidak berhak memilih." *mature...