•
•
•
•
1989, 5 Desember."Huaaa..... bosannya.." keluh (name).
Ini sudah yang ke 10x ia mengulangi hal itu. Kazuha dan Ryota yang duduk di sampingnya menatap aneh ke (name).
"(Name), bukannya ada kerjaan yah dari inari-sama." Kata kazuha.
"Hee... bukankah aku sudah tugaskan itu ke kamu kazu? " jawab (name). Beginilah, ia akan melempar semua tugas yang di perintahkan inari ke kazuha. Kazuha tak dapat menolak, menerima tugas dengan senang hati.
"He? Yang di Kyoto itu, bukan?" Tanya kazuha.
"Iya."
Mengerjapkan matanya beberapa kali lalu segera bangkit dari duduknya. Pamit undur diri mengerjakan tugas yang di beri inari ke (name).
"Kau ini, selalu saja seperti itu. Kasihan dia." Ryota menasihati (name).
"Huh? Yasudah si, lagian dia juga mau." (Name) mengambil satu biskuit dan memakannya. Pemandangan yang sudah ia lihat lebih dari 1.000 tahun lamanya. Seorang (name) bermalas-malas an.
1989,6 Desember.
Malam hari itu terasa sangat sunyi di kediaman gojo. Nth apa yang akan terjadi. (Name) datang untuk mengunjungi pak tua gojo dan istrinya. Tepat di jam 11 malam ia datang. Ia tak bisa melakukannya jika siang, jadi ia datang di waktu malam.
Melirik ke kanan dan kekiri, kosong. Pikir (name) langsung ke arah dalam kediaman. Melangkah masuk tanpa permisi, toh dari tadi di panggilin ga nyaut.
"Tolong..." terdengar lirihan dari dalam sebuah ruangan di dekat (name). Menoleh mencari asal suara tersebut berasal.
"Yang bener aja, ini pada kemana si. Ya salahku juga si datang tengah malam..." berniat untuk pergi dari sana namun teriakan histeris berhasil membuatnya terdiam. Ia kenal betul suaranya, pak tua gojo.
"Jangan istriku!! Kumohon!!"
"Huh? " segera berlari ke tempat suara teriakan itu. Membuka pintu kamar, dan benar saja melihat pemandangan yang mengerikan. Pak tua gojo yang tangannya sudah terikan dengan muka yang babak belur. Sang istri yang memegang perut kesakitan. Dengan 4 assasin yang menahan pak tua gojo, dan satu lagi tengah mengarahkan pisau tepat perut istri pak tua gojo.
Melihat itu, dengan sigap (name) memenggal kepala assasin itu dan menangkap pisau yang hampir jatuh di perut. Tangannya berdarah akibat memenggal assasin tadi menggunakan tangan kosong.
"Ck. Aku benci jika tanganku harus kotor karena darah tak berguna ini. " melirik ke arah pas tua gojo.
Terlihat jika keempat assasinnya terbengong melihat ketua mereka mati terpenggal begitu saja. Tak menunggu waktu lama, ekor putihnya memanjang dan mencengkam keras tubuh keempatnya. Menekan dengan keras sampai terbelah 2.
"Wah~ wah~ sudah lama aku tak mengeluarkan tenaga seperti ini. " tersenyum kecil dan kembali menatap pak tua gojo.
"KU mohon bawa istriku ke rumah sakit! Ia akan melahirkan!! KU mohon!!!" Histerisnya.
"Ya, ya, ya. Sebelum itu aku lepaskan kau dulu, mereka masi banyak disini." Ucap (name) sambil melepaskan ikatan itu.
Setelahnya, ia beralih ke istri pak tua gojo. Menggendongnya ala bridal style,cukup berat.
"Lakukan yang terbaik~ aku pergi dulu~" ucapnya lalu teleport ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit ia lalu memanggil suster dan sedikit menendang pintu untuk masuk.
"Perawat! Ada org yg mau melahirkan nih!" Ucapnya
Perawat muncul dengan tergopoh-gopoh dengan muka panik. Sambil membawakan kursi roda, (name) menaruh tubuh wanita hamil itu dan menatap datar ke arahnya.
"Jangan mati ya pak tua gojo, yah... biarpun energi kutukan mu habis sih." Melirik ke arah bajunya yang berlumur darah.
"Ck. Balik deh." Niatnya kembali ke kediaman gojo. Namun ia urungkan, ia sangat tau jika para pembunuh itu pasti akan kemari dan membunuh anak itu.
Berjalan masuk ke ruangan dan melihat proses persalinan. Sedikit mengernyit ngilu mendengar teriakan dari istri pak tua gojo. Melangkah mendekat dan memberikan tangannya untuk di genggam.
"Huh? Kurasa aku tak akan mau punya anak...." ia berucap pelan.
Merasakan tangannya yang di genggam erat, sedikit mengaduh sakit.
"Sakit yah?" Tanya (name)
Terlihat anggukan dari wanita hamil itu.
"Dokter ini belum lahiran juga? " tanya (name) bidan yang mengurus persalinan itu.
"Maaf nona, belum ada tanda-tanda bayinya akan keluar. " ucap bidan
"Loh? Tapi dia udah kesakitan gini loh." Tunjuk (name) ke istri pak tua gojo. Menatap tajam ke arah sang bidan.
Bidan itu memilih diam menatap sendu ke arah (name). Menyuruh suster untuk menyiapkan proses persalinan, operasi.
Tepat di jam 3 pagi, anak dari keluarga gojo lahir. Namun sang ibu tak bisa selamat karena kehabisan darah. Ya, sebenarnya bidan itu sudah di perintahkan untuk membunuh wanita itu. Namun ia tak berani karena ada (name). Memperlambat proses persalinan dan mengakibatkan wanita itu mati dan anaknya tetap selamat. Sebelum ia menghembuskan napas terakhir, ia berucap.
"Namanya Satoru..... (name) tolong jaga dia yah...." lalu napas terakhir keluar dan menutup mata untuk selamanya. (Name) menatap datar wanita yang meninggal di depannya ini. Melirik ke arah tempat bayi dan berjalan mendekat, mengangkat tangan dan menggendongnya.
"Ibumu meninggal, mungkin ayahmu juga. Kau yatim piatu sekarang." Mengelus pipi gojo kecil.
"Satoru yah....." menyunggingkan senyum kecil.
"Selamat datang di dunia yang kejam, Satoru." Ucapnya.
Di sisi lain.
Pak tua gojo juga menghembuskan napas terakhirnya. Kehabisan darah akibat sayatan di tubuhnya. Ia berhasil bertahan selama 3 jam. Anggota keluarga gojo yang lainnya juga di bantai habis. Para petinggi keliarga gojo malam itu tak berada di rumah, mereka sedang menjalankan misi di luar kota.
•
•
•
•
•
•
•
Ryota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady fox (jujutsu kaisen x reader)
Hayran Kurgu"Hiduplah dengan baik, jangan lupa dengan tugasmu rubah kecil." "Apakah aku harus melakukan itu?, ia hanya manusia biasa. Sedangkan aku rubah ekor 9, aku kuat! Kenapa aku harus mati hanya untuk manusia biasa." "Kau tidak berhak memilih." *mature...