•
•
•
•
•
9 tahun sejak pertemuan megumi dan Satoru telah terlewati. Satoru masi tak menyadari kehadiran (name) di hidupnya. Kini Satoru di hadapkan dengan remaja berusia 16 tahun di depannya. Terlihat lesu dengan kesuraman di sekitar nya."Ini apa?" Ia mengangkat tangan kanannya yang terdapat pisau lipat yang sudah di gulung-gulung.
"Pisau lipat, Rika-Chan menghalangiku untuk bunuh diri." Ucapnya menenggelamkan muka di lutut.
"Suram yahh~" ucap Satoru membalas.
Tak ada jawaban lagi dari remaja itu. (Name) sedari tadi melihat interaksi mereka. Ia juga melihat jelas monster besar di belakang remaja itu.
'Kau ini.... siapanya dia?' Tanya (name) pada monster
'Huh?! Siapa kau berani bertanya padaku begitu?!' Jawab monster besar itu.
'Jawab saja, ayolah hanya membunuhmu dan memisahkan kalian adalah hal mudah bagiku' suara (name) merendah.
'Aku.... sewaktu kecil kami pernah membuat janji, janji untuk selalu bersama. Aku mati, dan akhirnya menjadi seperti ini.' Ucap monster itu.
'Heee... kau di kutuk?' Tanya (name).
'Apa itu?' Tanyanya.
'Tidak ada.'
Melirik ke remaja itu, (name) sadar jika remaja itu bisa melihatnya. Melompat turun ke kepala remaja itu.
"Kau, akan bersekolah di SMA jujutsu di Tokyo." Kata Satoru
"Tidak mau."
"Tapi sendirian itu kesepian."
"...."
'Pergilah, di sana kau akan bertemu teman-teman yang bisa menerimamu' ucap (name)
"T-tapi... apa ada yang mau menerima kU?"
"Ada dong! " ucap Satoru.
"Aku tidak bicara denganmu...."
"Loh?"
"Aku berbicara dengan rubah di kepalaku ini...."
"Mana? Aku tak lihat apa-apa di situ."
"Eh? Kau tak melihatnya?" Remaja itu lalu memegang (name) seperti memegang kucing dan menyodorkannya ke Satoru.
'Hei! Itu tak sopan!'
"Eh? Maaf..."
Dari kejauhan sang takdir mengawasi, melihat aktivitas ke-2 org dan 1 kutukan melihat ke arah (name).
'Sepertinya sudah saatnya, mungkin juga aku sudah terlalu lambat.'
Cahaya putih mengelilingi (name), dan tanda di kening Satoru terlihat, tanda yang sama dengan (name).Namun cuma (name) yang bisa melihatnya.
'Huh? Tanda yang sama dengan milikku'
"Eh rubah kecil, putih lagi. Ini milikmu?" Tanya Satoru sambil nyentil kepala (name)
"Woi itu sakit tau."
"Bukan, dia tadi turun dri bahumu."
"Serius?"
"Kau tak menyadari keberadaan kU selama ini Satoru? Aku sudah bersamamu dari sejak kau sekarat karena percobaan pembunuhan waktu itu."
"Suara ini..... Jngan-jangan kau... (name)? Itu kau?" Muka Satoru terlihat bingung dan kaget
"Ya ini aku loh, Tch padahal aku udah bareng kamu lamaaaaa bangetttt loh." Pipi rubah itu sedikit menggembung kesal.
Satoru diam dan menatap ke arah (name).
"Yahhh~ pokoknya kau akan berangkat sekolah besokk~ " Satoru berucap sambil mengambil (name) dari tangan yuta dan membawanya pergi.
Satoru membawa (name) seperti menggendong kucing. Berjalan dalam diam dengan raut wajah datar.
"Jadi (name) apakah ada yg ingin kau jelaskan padaku?" Ucap Satoru memecah keheningan.
"Eh? Aku? Hufft.... Satoru aku sudah bersamamu sejak lamaaa, bahkan sebelum kau bertemu dengan megumi. Kau saja yang tak menyadari aku bersamamu. Kau ingat waktu megumi bilang tentang hewan peliharaan? Itu dia sedang membicarakan kU. "
Satoru diam dan menatap (name). Matanya tertutup dengan perban.
"Kenapa aku tidak bisa melihatmu? Dan kenapa kau berubah jadi rubah? Kenapa kau pergi waktu itu? Kenapa kau tak memberikan tanda-tanda jika kau bersamaku?" Pertanyaan demi pertanyaan terlontar.
(Name) diam dan melihat Satoru sedih. Ia ingin bilang semuanya, namun di sisi lain ia tak mau jika Satoru tau tentang tugas utamanya.
"Tidak ada, aku hanya rindu dengan sahabatku dulu. Aku mana tau, aku sudah sampai berteriak di depan wajahmu dan kau masi saja menghiraukan kU. Aku memang rubah sedari dulu, bisa di bilang aku kutukan tingkat spesial yang kalian cari selama ini." (Name) menjawab semua pertanyaan Satoru.
Lagi-lagi Satoru diam, memandang kedepan dengan wajah datar. Pelukan di tubuh kecil (name) ia eratkan. (Name) memandang Satoru dri bawah. Memiringkan kepalanya untuk melihat jelas wajah tampan tertutup perban itu.
"Satoru? Kita mau kemana?"
"Ke asrama kU, aku lelah temani aku tidur sebentar."
"Ehh?"
"....."
"Yasudah."
Mereka sampai di asrama Satoru, (name) lalu turun dri gendongan Satoru dan berjalan santai menuju kasurnya.
"Katanya tadi mau tidur, sini-sini." (Name) menepuk sebelahnya dengan tangan kecilnya.
Satoru lalu melepaskan perban di matanya Lalu merebahkan diri di samping (name).
"Aku tidak tau harus senang atau sedih tau." Ucap Satoru memecah keheningan.
"Eh? Serius? Harusnya kau senang dong, kan aku udah bareng kamu lagi." Ucap (name) dengan pandangan polos.
"Iyasih, tapi kau beneran selalu bareng aku kah? Berarti kau melihat semuanya yah.."
"Yup hampir semuanya, kecuali saat kau mandi. "
"...... "
"Kenapa? "
"Tidak ada, ngomong-ngomong soal itu, kau ini gabisa berubah jadi manusia lagi kah?"
"Aku? Gabisa, jika hanya berubah sesaat sih bisa. Eh Bntr sejak kapan aku jadi manusia?"
"Lah bukannya kau dulu manusia?"
"Bukan dong, aku dari duluuuu bangettt udah kea gini bentukku. Bahkan dari jamannya sukuna hidup." Ucap (name)
"Kau serius? Tapi aku tak bisa merasakan aura kutukan darimu, aku hanya merasakan aura manusia lemah darimu." Ucap Satoru sambil mengelus kepala (name) lembut.
"Oh, aku sengaja sih sembunyiin itu biar kamunya nyaman deket aku."
"..... tubuhmu sekarang di mana?" Tanya Satoru.
"Aku tidak tau."
"Jangan berbohong."
"Aku tidak berbohong tau."
Satoru menatap (name) curiga, lalu mendekatkan diri dan menutup mata tidur. (Name) yang melihat itu lalu tersenyum dan menepuk kepalanya lembut.
"Satoru sudah besar yah.... "
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Ryota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady fox (jujutsu kaisen x reader)
Fiksi Penggemar"Hiduplah dengan baik, jangan lupa dengan tugasmu rubah kecil." "Apakah aku harus melakukan itu?, ia hanya manusia biasa. Sedangkan aku rubah ekor 9, aku kuat! Kenapa aku harus mati hanya untuk manusia biasa." "Kau tidak berhak memilih." *mature...