•
•
•
•
"Aku semakin benci jika kau mulai membuat masalah paman." Ucap Ryota ke kaisarTerdengar kekehan dari kaisar. Umur mereka tak jauh. Kaisar adalah adik dari ayah ryota.
"Heee... masi kasar seperti biasanya yah..."
"Ck aku tidak peduli, pergilah sebelum aku hancurkan org kesayanganmu ini." Ucap Ryota sambil melirik ke anak keluarga sakura yang berada tepat di sampingnya.
"Hahh... aku akan kembali nanti~" ucapnya dengan nada jahil.
(Name) yang melihat ekspresi lain dari sang kawan segera mendekat. Menatap Ryota dengan pandangan bertanya. Yang di tatap paham lalu mengangguk paham. Keluarga sakura dan kaisar telah pergi dari kediaman tokitou, menyisakan Ryota, Ryuki, dan (name).
(Name) kembali menatap ke Ryota, tatapan yang menuntut jawaban.
"Ck iya, iya. Dia pamanku, adik dari ayah. Orang yang menyebalkan. Kami besar bersama, kau tau kan.... keluarga tokitou ini cukup terkenal di kalangan pebisnis, ia satu marga denganku. Dan paman jelek kU itu di angkat menjadi Kaisar karena ia berhasil menjatuhkan penghianat dari kekaisaran ini, dan penghianatnya adalah ayahku sendiri. Aku tak ingin menyangkalnya tapi emng itu kenyataannya." Jelas Ryota ke (name). Nada bicara yang menahan kesal.
(Name) yang mendengar itu menatap tak percaya dan sedikit menyipitkan matanya ke Ryota.
"Berhenti menatapku, ini tidak ada hubungannya denganku. Paman sialan itu yang merencanakannya. Ia menghasut ayahku untuk melakukan itu. Dan ayahku dengan bodohnya hanya mengikuti padahal sudah kU peringati. Ibuku ikut terbunuh karena membela ayahku. Mereka mati di bunuh pamanku di malam itu, aku sangat membencinya sampai sekarang. Dan sialnya ternyata ia punya perasaan denganku." Kembali menjelaskan.
"Kalian sedarah bukan? Kenapa ia bisa punya perasaan denganmu?" Tanya (name). Perasaan penasarannya kembali membeludak.
"Dia gila." Balas singkat Ryota.
"Ryota Nee...." lirih ryuki
"Masuk ke kamarmu ryuki. Jangan anggap hal ini pernah ada." Ucapnya lalu pergi sambil menarik tangan (name)
(Name) hanya mengikuti sang kawan yang menarik tangannya. (Name) tak tau kawannya ini menariknya kemana ia hanya berjalan sambil bertanya-tanya dalam hati. Pergi ke dalam hutan tepat tak jauh dari pemukiman warga. Berjalan terburu-buru dan berhenti di gundukan tanah.
"Jangan bilang...." (name) sedikit memelotot kaget.
"Kuburan."
"KAU KENAPA NENGAJAK KU KEMARI SIALAN!!!!!" Teriak (name)
"Jangan berteriak bodoh." Ryota memukul kepala (name), yang di pukul meringis kesakitan.
"Sakit tau."
"Dia kekasihku.... sudah mati 20 tahun yang lalu. Ia di bunuh oleh tokitou Akagi, pamanku. Ia cemburu dan menghasut para warga dan kekasih kU berakhir terbunuh." Ucapnya menatap sendu ke gundukan tanah itu.
"Hee... kau sering kesini? "Tanya (name) sambil menunjuk ke gundukan tanah itu.
"Jika aku sedih sih... tapi sejak bertemu denganmu aku sudah jarang kesini, soalnya aku udah jarang sedih. " ucapnya tersenyum ke arah (name), senyum tulus.
"Yahhh aku tau si kalo aku itu emng hebat." Ucap (name) percaya diri.
"Harusnya aku gabilang." Ia menatap datar ke (name).
"Hei!! Jangan bilang gitu!!" Teriak (name) lagi.
"Aku sangat menyayanginya... ayah dan ibuku mati setahun sebelum aku bertemu dengannya." Tatapan itu, tatapan seperti kehilangan arah.
"Dan dengan keegoisan seseorang ia harus mati... aku lebih memilih jika ia bersama orang lain dari pada harus mati terbunuh seperti ini. "
"Tunggu-tunggu... jangan bilang dia."
"Ya,dia orangnya." Pandangan teralih menatap (name), raut wajah seperti menahan tangis.
"H-hei... " jujur saja, jika (name) ini tak terlalu bisa menghibur org. Jadi skrng ia kalang kabut melihat sang kawan menangis.
"Haha... tak apa, tak perlu khawatir ini aku sudah terbiasa."
" pamanmu itu licik juga yah. Aku jadi ingin mencabik-cabik dan membunuhnya."
".... bagaimana jika aku bantu." Ucap (name ) dengan semangat.
"Tak perlu, ia hanya egois soal perasaan, tapi ia bisa memimpin kerajaan ini dengan adil. Jika kau membunuhnya, aku takutnya tak akan bisa menemukan raja yang bisa memimpin kekaisaran ini dengan baik."
"Hei. Tapi ia sudah-"
"Aku sedang mencari seseorang yang cocok, tenanglah. Jika sudah ketemu, aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri." Ucapnya tersenyum ke (name).
"Ck, datanglah jika kau membutuhkan bantuanku." Ucap (name).
"Pasti dong, aku pasti akan sangat merepotkan mu nanti."
Ryota sedikit terkekeh."Kau ini memang tahi." Ucap (name) dengan muka datar.
"Terimakasih...."
"Itu bukan pujian tau!!"
^^
Sebenarnya Ryota berniat menjadikan adiknya pengganti pamannya. Membuat sang adik naik tahta setelah sang paman terbunuh. Makanya sang adik sangat di ajarkan tentang segala hal di kediamannya itu, tapi tidak memaksa si. Lagian ryuki juga suka dengan hal yang di ajarkan sang kakak padanya.
Tahun kedua pertemanan mereka terjalin. Semakin mengerat satu sama lain. Seperti tak terpisahkan. Ryota juga jadi makin sering bercerita tentangnya begitu juga dengan (name).
"Bagaimana? Sudah menemukan yang cocok?" Tanya (name)
"Sudah dong." Jawab Ryota tersenyum.
"Woah.... siapa?" Tanya (name) lagi.
"Adikku."
"Ha? Ryuki? Kau tak bercanda kan yot..."
"Tidak dong, aku sudah memikirkannya dari lama. Aku juga sudah mengajari banyak hal yang harus di ketahui ke ryuki. " senyuman tak luntur dari bibir merah ber poles lipstik itu.
"Kau.... gila juga ya." (Name) mengedipkan matanya berkali-kali tanda Tak percaya.
"Ngga kok, lagian kan lebih untung begitu."
"Jadi? Kapan kau akan memulai?"
"Malam bulan Purnama. Malam ini." Senyuman terganti kan menjadi seringaian.
"Aku butuh bantuan mu loh."
"Ya, ya , ya."
"Hehe..."
•
•
•
•
•
•
•
Ryota
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady fox (jujutsu kaisen x reader)
Fanfic"Hiduplah dengan baik, jangan lupa dengan tugasmu rubah kecil." "Apakah aku harus melakukan itu?, ia hanya manusia biasa. Sedangkan aku rubah ekor 9, aku kuat! Kenapa aku harus mati hanya untuk manusia biasa." "Kau tidak berhak memilih." *mature...