2

1.1K 128 2
                                    

.
.
.
.
.
.
"Jangan menyesal jika kau mati sekarang onna.." seringaian sukuna sedikit menyeramkan.

"Hei, aku tidak akan mati semudah itu kau tau? Hanya kutukan mana bisa membunuh kU. " ucap (name) dengan nada mengejek.

"Haha!! naif sekali rubah kecil satu ini. " sukuna tertawa, tawa itu terdengar menjengkelkan di telinga (name).

Payung muncul di tangan (name), payung berwarna biru langit gradasi putih di dominasi warna hitam. (Name) membuka payungnya, tersenyum ke arah sukuna. Sukuna yang melihat itu sedikit terkejut, ada rasa tenang ketika melihat senyuman gadis rubah itu.

"Ck, menyebalkan." Sukuna berlari kencang ke arah (name), tapi (name) tak berlari malah ia berdiri dengan tenang. Kecepatan sukuna bak petir menyambar, tiba-tiba saja sudah di depan (name).
Mengarahkan tangannya ke arah (name) dan mencakarnya. Tak terjadi apa-apa, tubuh yang di cakar sukuna malah berubah jadi asap putih.

"Kau salah sasaran tuh... aku disini loh.." (name) berucap dengan senyum di bibir mungilnya.

Sukuna menyerang dengan membabi buta, tapi tak satupun yang kena. Setiap tubuh (name) yang di sentuh atau di cakarnya berubah menjadi asap.

"Gadis sialan, berhenti bermain-main. Cepat keluar!!" Ucap sukuna kesal. Amarahnya sudah di ambang batas.

"Loh... katanya tadi mau bunuh aku?? Kok skrng malah bilang main-main. Padahal ini baru satu jurus loh." Ucap (name). Seketika sekitar sukuna tertutupi kabut putih. Salju mulai turun, salju yang awalnya turun mulai lebat dan menjadi badai salju. Sukuna mendelik dan mengamati sekitarnya, salju-salju yang mengenai tubuhnya tergores.

"Kau membuatku sangat marah gadis kecil..." suara sukuna memberat, terdengar sangat mengerikan di telinga orang lain. Beda halnya dengan (name), ia mendengarnya malah tertawa.

"Hahaha.. apa-apaan itu, lihat mukamu lucu sekali! Ahahaha.." (name) tertawa keras, mengejek sukuna seru sekali baginya. Dia sekarang punya mainan baru.

'Sialan, apakah ini ilusi? Ck aku harus cepat keluar dari sini.' Ucap sukuna dalam hati.

"Are? Kau sudah menyadarinya? Sangat tidak menyenangkan. Hufft baiklah aku mulai serius sekarang~" (Name) turun dari pohon, sedari tadi dia mengawasi sukuna dari sana. Sukuna masuk ke dalam ilusi yang di ciptakan oleh (name).

Saljunya mulai menghilang, (name) berdiri dengan tampang mengejek di sana. Melihat sukuna yang sudah sangat amat kesal. Matanya menatap ke arah sukuna, seolah mengizinkan untuk maju.

Sukuna berlari dan mulai mengarahkan tangan nya untuk mencabik-cabik (name). Kali ini ia tak menghilang menjadi asap lagi, tapi menangkisnya dengan payung yang ia bawa tadi.

"Adududuh... kok ga kena Trus si dari tadi..." lagi ia mengucapkannya dengan nada mengejek. Tersenyum manis, tapi sukuna menganggap itu senyuman paling menyebalkan.

"Mati kau! Domain expasion malevolent shrine (Fukuma mizushi)." ucap sukuna. (Name) masuk ke dalam domain milik sukuna, melihat sekitar. Gelap muncul kuil buddha yang berhias tengkorak di depannya. (Name) hanya diam sembari memiringkan kepalanya bingung.

"Hahh.... berubah deh kalo gini" ucap (name). Dengan sekejap ia berubah menjadi rubah putih berekor 9. Menutupi seluruh tubuhnya dengan kesembilan ekornya. Gelembung kecil menutupi tubuh rubah itu.

Sukuna tersenyum puas, melihat ke depan. Di sana (name) masi di dalam gelembung itu tanpa ada luka sedikit pun. Tak terjadi apapun pada (name).

"Ha?... apa-apaan ini?? "Ucap sukuna

Membuka matanya, dan melihat sekitar. Sudah kembali normal. Gelembung itu pecah, (name) masi di dalam bentuk rubahnya.

"Wah!!! Kerenn!! Tapi tak terjadi apa-apa padaku?? Gimana ini??" Ucapnya cengengesan.

"Gadis rubah. Aku sangat ingin membunuhmu sekarang. " ucap sukuna mengeluarkan hawa tak enak di sekitarnya.

"Hahh baik-baik, aku akan serius sekarang." Mata (name) menajam, tubuhnya kembali menjadi manusia setengah rubah. Di tangan kanannya muncul katana berwarna hitam. Di tangan kirinya muncul kipas berwarna biru keemasan.

Mengipasi sekitarnya, muncul rubah-rubah kecil dari es. Bergerak maju ke arah sukuna. Melihat itu, sukuna menyeringai senang. Maju dan menghancurkan habis rubah es itu.

"Baik, mari kita mulai." Suara (name) terdengar seakan ingin membunuh target di depannya.

Menarik katana dari sarungnya, dan bergerak gesit maju kedepan. Menepis semua serangan yang di hantam kan sukuna padanya.

Bergerak maju, bak petir. (Name) mendaratkan tendangan ke perut sukuna. Membuat empunya jatuh terlempar, (name) berpindah tempat dan menatap ke arah sukuna dan mengarahkan ujung katananya keleher sukuna.

Terkejut, baru kali ini ia hampir di kalahkan. Ya hampir soalnya (name) emng ga niat bunuh, cuma pengen main-main aja.

"Nah aku menang!!! Sekarang kita bertemannn!!" Atmosfer yang tadinya dingin kembali menghangat dengan teriakan (name).

"Gadis rubah, kau kuat dan licik. Mengeluarkan kekuatan penuh di akhir, dan membuatku terpojok." Kata sukuna.

"Ha??! Siapa bilang?! Dari awal aku udah ngeluarin semuanya kok, dari ilusi itu. Itu tuh bikin stamina berkurang tau." Kesal (name).

"Sudahlah, kalah ya kalah. " lanjut (name)

"Hahhh... baiklah semoga kau tak menyesal ingin berteman denganku gadis rubah." Ucap sukuna pasrah.

"(Name), Haruko (name). Jangan panggil aku gadis rubah. Itu terdengar aneh di telinga, ya biarpun benarnya gitu." Ucap (name).

"Yasudah (name)."

(Name) tersenyum memberi tangan ke sukuna sebagai tanda perkenalan. Sukuna tak mengerti, (name) melihat itu langsung menarik salah satu tangan sukuna dan mereka berjabat tangan.

"Sekarang kita teman!! Ahahahaaa!!" Tawa (name) terdengar keras. Ntah kenapa ia bahagia mendapat teman.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.

Ryota.

Lady fox (jujutsu kaisen x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang