12⬜yes i love him

1.4K 134 18
                                    

Januari 2023






hari itu mendekati sore dan Jimin membersihkan ruangan apartemennya dengan menggunakan sapu bulu. Dan juga menggunakan kain lap yang sudah dibasahi sebelumnya. biasanya dia akan membersihkan seluruh ruangan. tapi kali ini mungkin dia hanya ingin membersihkan debu-debu saja.

Rambutnya masih dia ikat berbentuk air mancur. sungguh dia hanya mencari kesibukan untuk menghindar dari Jungkook. pasalnya dia ingin pergi tadinya kemanapun asal tidak bersama Jungkook, karena sudah pasti pria itu akan tetap berada di apartemennya.

Entah sampai kapan, namun setiap kali dia hendak pergi, ketika dua kali mencoba mendekati pintu. Jungkook selalu mengatakan bahwa dia kesakitan. entahlah, jimin juga bingung, diajak ke dokter juga dia tidak mau.

mau pergi keluar sebentar saja, Jungkook sudah kesakitan seperti itu. apalagi besok dia harus pergi untuk kuliah? rasa-rasanya Jimin harus mau berusaha memupuk kesabaran.

Tetapi bukannya melihat pada televisi atau membaca koran yang ada di pangkuannya, Jungkook justru terus memandangi Jimin yang mengelap beberapa gambar dalam figura.

"Memangnya ada sesuatu di wajahku? Mengapa kau melihatku seperti itu terus?". tanya Jimin yang mulai kesal.

"Kupikir setiap kali melihatmu, setelah ku lihat  dengan begitu seksama, wajahmu memiliki paras yang cantik".

Tadinya Jimin mengangkat vas bunga yang dia beli beberapa hari yang lalu hanya untuk menghiasi apartemennya, namun vas itu hampir jatuh sebelum dia menangkapnya kembali. apa yang didengarnya dari Jungkook membuat jantungnya seketika hendak melompat keluar.

Jika bisa Jimin mungkin ingin memaki sekarang. jika bisa dia juga ingin melemparkan kata-kata sumpah serapah. apa yang ada di pikiran Jungkook sampai pria itu mengatakan hal tersebut padanya?.

"Hati-hati Jungkook, kata-katamu yang seperti itu membuatku mengharapkan sesuatu".

"Kau ingin mengharapkan apa?".

Benarkan? sekuat apapun saat Jimin memikirkan untuk tidak berpengaruh dengan  apapun yang Jungkook lakukan padanya . Termasuk memberikan pengharapan, tetap saja nyatanya Jungkook mencoba mengatakan hal yang sungguh itu tidak baik untuk didengarkan Jimin.

Ingin mengatakan sesuatu lagi Jimin mendengar bel pintu berbunyi. Dia memutuskan untuk melangkahkan kakinya dan itu cukup  menguntungkannya karena dia bisa menyembunyikan semburat merah di pipinya.

Siapapun yang datang kali ini mungkin bisa menyelamatkannya, tetapi Jimin tidak memikirkan Jika saja itu mungkin adalah seseorang yang Jimin kenali. Jadi bagaimana dia bisa memberi penjelasan tentang bagaimana Jungkook berada di sana nanti?.

Ketika dia membuka pintu dia membulatkan matanya. tentu itu adalah bo gum yang tersenyum padanya membawakan dua kotak makanan di kedua tangannya.

"Apakah kau sudah makan siang? aku menghubungimu sejak tadi. Tapi kau tidak menjawab panggilanku".

"Kau menghubungiku? aku tidak sempat melihat handphoneku".

Jimin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. seketika dia gugup entah gugup karena apa.  pikirnya mungkin itu orang lain. nyatanya itu benar-benar adalah seseorang yang jimin kenali.

"Kau tidak akan mengijinkanku masuk? atau kita pergi keluar saja sekarang?". Tanya bo gum dengan senyum yang penuh ketampanan.

"Masuk?". Tanya Jimin lagi, bingung harus mengatakan apa. pada akhirnya dia mengangguk dengan gugup dan bergeser.

Dengan senang hati bo gum melangkahkan kakinya masuk ke dalam. tetapi langkahnya terhenti mendapati seseorang yang beberapa waktu terakhir tidak ditemuinya. bahkan tidak berbicara dengan dirinya.

a box of milk✅(Jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang