19. Setuju?

400 67 2
                                    

“Mau bareng gak? Gue antar.”

“Boleh, tapi sama Liz atau gimana?”

“Gak, gue bawa mobil sendiri.”

Ningning mengangguk seraya memakai tasnya.

“Tumben, tapi lu duluan aja. Soalnya gue mampir ke loker dulu.”

Sesampainya di loker Ningning mengambil jaketnya dan ketika dia selesai menutup pintu loker, dirinya berbalik.

“Oh Tuhan, my heart!

Ningning terkejut, lantaran kedatangan Jay tanpa diketahui atau disadari. Dan tiba-tiba pemuda itu sudah di belakangnya.

Jay belum ngomong apa-apa. Awalnya dia pikir sebaiknya dia biarkan saja Ningning menjauhinya, toh walaupun dia pacarnya tapi Jay tak mau membuat Ningning besar kepala dengan mencarinya atau mendatanginya terlebih dahulu.

Namun sebelum niatnya tercapai sebuah adegan sudah menggangu ketenangannya. Ningning berdiri dekat dengan Sunghoon, entah apa yang keduanya bicarakan tapi diri Ningning yang nampak santai sudah cukup memberikan kesimpulan bahwa keduanya akrab bak teman dekat.

Apa hubungan keduanya, yang pasti Sunghoon bukan pacarnya Ningning tapi suasana keduanya lebih hangat. Dibandingkan situasi dia sendiri bersama Ningning yang malah terkesan canggung, padahal keduanya pasangan kekasih.

Sontak Jay ingin tahu apa alasannya Ningning menjauhinya, dan mengaku keduanya tak ada hubungan apa-apa. Atau jangan-jangan ini berkaitan dengan Sunghoon? Seketika dia ingat ucapan Liz.

Ningning, lu suka Sunghoon kan?

Karena menurut lu Sunghoon lebih baik dari Jay, jadi seharusnya lu berhubungan dengan dia.

Kalau kata-kata Liz benar. Apa sebelumnya Ningning sempat suka pada Sunghoon, tapi kenapa ini terasa mengusiknya? Tidak mungkin dia cemburu, jelas dia tak punya perasaan sama Ningning.

Semakin dia memikirkannya semakin dia tak paham.

Ningning yang tersadar Jay hanya terdiam tampak serius, seraya menatapnya membuat dia agak takut. Dia sontak mengingat perihal soal dia sudah menjauhinya, bisa jadi mungkin ini alasan Jay mencarinya.

“Jay?”

Mata Jay mengerjap.

“Iya.”

“Aku punya alasan kenapa aku menjauh, atau bilang sama yang lain kalau kita gak pacaran.”

Membayangkan alasannya adalah Sunghoon, dia mengerut kening kurang nyaman.

Kemarin dia suka Sunghoon, tapi sekarang dia adalah pacarnya. Jadi terlepas seperti apa alasannya Jay akan menerimanya. Benar berpikir seperti ini perasaan Jay membaik.

“Apa?”

“Kamu gak lupa kan soal aturan sekolah, kita dilarang pacaran di sekolah. Jadi aku pikir baiknya kita sembunyikannya dulu hubungan kita.”

Jay mendadak mau tertawa. Dia sudah menggambarkan segala macam pikiran tentang Ningning, tentang alasannya. Padahal alasannya beda dari dugaannya.

Sedangkan Ningning merasa berdosa lagi, sebab berbohong pada Jay. Dia mungkin egois, tapi Ningning akan jadi sosok yang mementingkan diri sendiri ketika ini bersangkutan dengan kenyamanannya.

Raut Jay berubah lembut.

Ningning lega, benar alasannya mendatanginya karena ini.

“Ok, tapi sampai kapan kita harus pura-pura?”

“Itu... ”

Ningning tidak yakin. Maunya sampai keduanya putus, tapi dia tak bisa seenaknya mengatakan kemauannya.

“Aku gak yakin, tapi aku pikir baiknya kita rahasiakan dulu hubungan kita untuk sekarang. Gimana?”

Dulu begitu banyak yang terang-terangan mengatakan suka padanya, atau diam-diam menyukainya dengan tujuan berhubungan dengannya.

Jay tahu betul reputasi dan seberapa menonjol sosoknya hingga banyak gadis bermimpi jadi pacarnya, sebagian dari mereka punya tujuan ingin pamer kedekatannya dengan dia, tetapi Ningning justru berbanding terbalik dengan mereka.

“Ok, tapi aku dapat apa?”

Ningning memasang ekspresi heran.

“Harus pakai imbalan ya?”

“Iya lah, atau aku teriak disini bilang kita pacaran.”

“Kamu ngancem?”

“Gak sayang, kalau Ningning nurut.”

Ningning geli, rasanya dia pengen menabok Jay.

“Aku nanti traktir kamu, setuju?”

Agree.





27/02/23

Pl up lagi

Jangan lupa vote.

polaroid love 📷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang