polaroid love 📷

28. You are different

Jay tertegun sesaat, lalu sekelebat bayangan timbul.

Dari awal dirinya masuk sekolah Jay telah mengambil perhatian gadis-gadis disekitarnya. Lambat-laun sedikit demi sedikit banyak gadis yang mulai mengirimkan surat cinta, kado, atau dengan berani menyatakan perasaanya secara langsung.

Jay kadang bertanya-tanya darimana keberanian gadis yang mengaku padanya? Atau karena sikapnya yang kurang dingin membuat mereka percaya diri dan mengajukan diri.

Sayang sekali seberani apapun mereka dan semenyentuh apapun pernyataan cinta itu. Tidak mampu mengubah penolakan Jay, tak bisa mengubah perasaanya bahkan riak sekecil pun tak timbul.

Jay yakin dengan fakta ini lantaran satu tahun hingga tahun kedua dirinya sekolah perasaanya tidak berubah.

Jay masih dengan biasanya menolak pelamar cintanya.

Namun seketika semuanya berubah ketika gadis yang berdiri didepannya muncul dan mengatakan pohon lebih baik dibandingkan dengan Jay.

Jay sontak tertawa jengkel. Bagaimana dirinya yang dipuja-puja oleh banyak gadis seketika diejek gadis lain? Tentu saja harga dirinya terluka dan dia kesal. Dia kira tingkah laku Ningning bertujuan menarik minatnya sayangnya gadis ini betul-betul tak menyukainya.

Dari waktu itu matanya lantas mengikuti Ningning. Jay tak sadar wajahnya tersenyum melihat tingkah konyol Ningning.

Kala tersadar dengan tindakannya. Jay kesal dan bingung kenapa juga dirinya harus diam-diam melihat Ningning? Seolah-olah gadis itu miliki magnet yang hanya terhubung dengan atensi Jay.

Gila? Pikir Jay. Sontak Jay berhenti melirik Ningning tapi keduanya terlibat lagi saat dirinya tak sengaja jalan di belakang Ningning. Buruknya Ningning pikir dia penguntit. Buat Jay marah.

Hari itu selepas permintaan maaf Ningning. Jay kira itu akhirnya, namun ketika Ningning menyatakan perasaannya didepan mantan kekasihnya bukannya menolak tetapi dia menerimanya.

Jay tahu itu pengakuan cinta palsu. Dia juga sadar Ningning memanfaatkannya tapi Jay tidak peduli. Sebab yang diinginkan Jay adalah menggangu hidup Ningning.

Dan terbukti dari Jay menerima pernyataannya. Ningning tampak ngeri.

Other reasons? Jay sama sekali tak terganggu dengan Ningning disekitarnya justru dia menikmatinya.

Jay menatap Ningning dengan lucu.

"You are different... "

Mendengar kalimatnya Ningning ragu.

"Berbeda, gimana?"

Setidaknya otak Ningning butuh penjelasan sejelas mungkin dari Jay. Agar dirinya tak bertanya-tanya terus dengan perasaan Jay.

"Different from the others," balas Jay main-main.

Ningning menatap Jay jengah. Dirinya bosan tapi Jay malah menggodanya.

"That's clear."

"Lu gak ganjen, lu suka gue tapi anehnya lu malah gak suka kita dekat. Gak mau ada yang tau hubungan kita. Tiap dekat atau ngomong pakai aku kamu keliatan gak nyaman."

Entah kejujuran atau pujian dari Jay, tapi Ningning sama sekali tidak bisa menikmatinya. Alih-alih terbuai dirinya malah tersindir karena bagian tengah serta akhir kalimatnya adalah sebuah fakta.

Ningning bahkan tidak bisa berkata-kata, tetapi diam juga bukan solusi.

Ningning tak ingin Jay tahu kenyataan soal perasaanya, dan dengan hati-hati dia berkata.

"Ya, kan karena awalnya kita rada gak akur terus tiba-tiba dekat sampai pacaran makanya gue malu banget. Belum lagi guru udah bilang meski kita pacaran tapi kita harus tetap fokus sama pelajaran. Bahkan nilai kita gak boleh turun justru harus naik. Makanya gue jaga jarak biar kita sama-sama fokus dengan study."

Ini kenyataan tapi bukan ini yang alasan sebenarnya.

Jay menggaguk seakan mengerti dengan perasaan Ningning.

"Jadi sekarang gimana, sudah nyaman karena gak perlu pakai aku-kamuan? Sudah boleh dekat-dekat, gak?" ujarnya yang mepet-mepet ke arah Ningning.

Ningning rasanya ingin mendorong Jay untuk menutupi perasaan malunya.

28/10/24

Up dulu, tapi vote sekarang ya pemirsa yang suka baca ini.