15. Pergi bersama?

556 87 3
                                    

Ada kalanya Ningning dibuat bingung dengan Sunghoon. Entah sikapnya yang seketika, atau ucapannya yang tidak terduga.

Karakternya yang dingin serta cuek terhadap lawan jenis melekat kuat dalam sosoknya, hingga tak pernah ada pikiran dirinya akan tiba-tiba bersikap baik atau hangat pada seorang gadis.

Biasanya ketika seorang mendadak bersikap baik, kemungkinan dia punya maksud tertentu dan tujuan lainnya. Lalu apa tujuannya bertingkah agak hangat padanya?

Dia tidak berpikir niat baiknya, sebab dia menyukainya karena keduanya tak terlalu dekat, bahkan dengan minimnya komunikasi antara keduanya bagaimana bisa tumbuh benih-benih cinta? Tapi dia lupa perasaan bisa tumbuh dalam waktu singkat bahkan waktu sedetik pun bisa merubah segalanya.

Turun dari motor dia berdiri seraya melepas helmnya, lalu memberikan pada Sunghoon.

Sungguh sedari awal dia sudah menolaknya, tapi dia terus berkata tak masalah terlebih katanya tujuannya searah.

“Makasih.”

“Iya, gak masalah.”

Walau situasi masih terasa membingungkan dia tersenyum kecil dan berniat pergi.

"Kalau gitu gue pamit, mau masuk."

“Ningning, tunggu dulu.”

Menatapnya heran dia membalas.

“Iya?”

Melihatnya serius dia bertanya.

“Apa lu masih marah sama gue?”

Marah, kenapa dia marah padanya? Apa maksudnya, batin Ningning sampai dia menemukan sesuatu dalam pikirannya. Ah, ini tentang kesalahan pahaman sebelumnya.

“Gak, gue gak marah.”

Meski dia kesal saat dia mengira dirinya kasihan padanya, atau memandangnya rendah tetapi itu tidak sampai membuat  dirinya marah, terlebih atensinya kala itu sedang fokus dengan masalah mantan pacarnya.

“Bagus,” gumamnya, merasa senang.

“Hah?” balas ningning kurang dengar.

“Jadi, kita bisa berteman?”

Apa lagi ini? Kenapa topiknya berpindah begitu cepat, membuat Ningning kurang siap.

Seraya terdiam dia teringat Sunghoon tidak punya banyak teman, bahkan kalau dipikir-pikir dia hanya punya satu teman dekat yang bernama Sunoo pemuda yang berwajah imut. Hal ini bersangkutan dengan kepribadiannya yang tidak tersentuh menjadikannya susah didekati.

Berarti dia kekurangan teman kan? Kalau begitu jika dia menolaknya itu sama saja dia dengan sengaja memukul lukanya.

Ini agak berlebihan, tapi ini kenyataan. Dan untuk seseorang yang memiliki kepribadian dingin dan sulit didekati, pastinya tak gampang untuk mendapatkan teman.

Lalu, alasan dia menahannya serta beralasan mengantarnya demi mengatakan hal ini, karena sebelumnya dia tampak ingin mengatakan sesuatu tapi dia masih ragu dan malu.

Ningning tak tahu seberapa banyak dia mengumpulkan keberanian agar mengatakan hal ini, selagi dirinya termasuk sosok yang tidak mudah mengucapkan perasaannya.

Jadi, tujuan dia baik padanya lantaran mau berteman dengannya? Ningning terkejut dengan dugaannya.

“Lu, mau berteman dengan gue?”

Dengan mata yang saling menatap, dia mengganguk.

“Iya.... Boleh.”

Suasana yang tadinya serius berubah ringan kala Ningning tersenyum kecil.

polaroid love 📷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang