24. Dinner or comedy?

364 51 4
                                    

Ta~da

Jay menatap Ningning dengan tidak percaya.

“Kamu yakin mau keluar gini aja?”

Ningning mengerjabkan matanya, menatap Jay polos.

“Iya, emang kenapa?”

Kenapa? Jelas gadis ini hanya mengenakan kaos abu tua dengan celana training coklat dan jangan abaikan sendal jepit bermotif zebranya. Penampilan Ningning sangat biasa sekali, sangat jauh berbeda dengan Jay.

Jay memakai kemeja army dengan celana jeans hitam, lengan kemejanya sebatas siku dan bagian pergelangan tangannya bertengger jam tangan mahal. Di bagian kaki Jay menggunakan sepatu bukan sendal jepit seperti Ningning.

Gaya Ningning seolah gadis ini akan pergi ke warung, sedangkan Jay persis cowok yang akan mengajak jalan teman ceweknya ke mall.

Hari ini adalah hari keduanya janjian makan bareng.

“Kita kan mau dinner ke resto, masa kamu kaos-san?”

“Siapa bilang kita mau makan ke restoran?”

Jay bingung, bukannya jawab Ningning malah nanya balik.

Di Kehidupan Jay yang terlahir dari keluarga kaya, tentunya tempat makan Jay ketika tidak di rumah maka dia akan ke restoran, atau paling tidak pemuda ini akan makan di hotel milik orang tuanya.

Hanya dua tempat ini menjadi tempat makan seorang Jay saat diluar rumah, jadi tak heran pemuda ini rada kebingungan saat Ningning berkata begitu.

So where are we going, girlfriend?” ujar Jay menaik turun alisnya seolah menggoda Ningning.

Ningning geli dengan panggilan Jay.

Ada perasaan ingin menabok pemuda itu.

Let's see later.

Sesampainya ditempat makan yang diarahkan Ningning. Jay terpaku dengan tempat ini, bukan karena terpukau, tetapi lebih kearah terkejut bahwa ada tempat makan seperti ini, yang dindingnya terbuat dari anyaman bambu.

Ya, sangat melokal dan sangat merakyat sekali. Jujur saja Jay tak paham kenapa ajakan dinner Ningning malah ditempat semacam ini? Apa karena itu gadis ini berpenampilan sangat santai.

Untungnya dia tidak mengikuti saran ibunya pakai jas sebab ketika keluarganya mengadakan dinner pihak laki-laki wajib mengenakan setelan jas.

Bisa-bisa Ningning akan menertawainya.

Dengan ragu-ragu Jay duduk diatas rumah panggung berukuran mini, dan di tengahnya terdapat meja kecil bentuk oval.

“Kita makan disini?”

“Iya, emang kenapa?”

Diluar pengetahuan Jay, sebenarnya jauh hari sebelum keduanya jalan. Ningning  telah meminta sahabatnya mencari tempat makan yang sederhana dan cukup bersih.

Alasannya tentunya buat Jay ilfeel dengannya. Bagaimanapun Ningning sedikit tahu seperti apa kehidupan Jay dari teman-temanya dan sebagai pemuda kaya raya pastinya tempat makan biasa menjadi hal baru buatnya.

Dan biasanya hal yang seperti ini menimbulkan perasaan kurang nyaman, dan Ningning akan menggunakan ketidaknyamanan itu agar Jay mau putus dengannya.

“Apa alasan kamu mau ngajak aku kesini?”

Sudah ada skenario tertulis di kepala Ningning.

“Ya, pengen aja coba suasana baru dengan kamu, pokoknya aku jamin kamu bakal menikmati ini. Kamu keberatan?”

polaroid love 📷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang