17. Jay atau Sunghoon?

509 71 11
                                    

Sungguh lucu apabila memikirkan ulang tindakannya, awalnya dia dengan tegas berkata tak mempunyai hubungan apa-apa dengan Jay, tetapi perlakuan menarik lengan dan menyeretnya pergi sudah cukup menciptakan imajinasi berlebihan dari gadis-gadis di sekolahnya.

Jujur, waktu dia membawanya pergi Ningning bingung apa yang akan dia lakukan pada Jay, atau sama sekali dia tidak tahu apa yang harus dia ucapkan padanya.

Dalam pikirannya terlalu banyak bayangan buruk, tiba dirinya tak mampu menjernihkan pikirannya sampai keduanya berpisah tanpa ungkapan.

Dari hari itu Ningning sibuk meyakinkan teman sekolahnya bahwa dia dan Jay tidak memiliki hubungan apapun, adapun kenapa dia memberikan tumpangan padanya itu karena sebatas kebaikan sesama manusia.

Kebaikan sesama manusia? Tapi kenapa ini hanya berlaku pada Ningning? Sementara Jay tidak melakukan ini dengan orang lain, lalu apa yang membuat Ningning berbeda dengan mereka? Walaupun timbul rasa penasaran baru, gadis-gadis itu tetap diam dan merasa lega berkat Ningning dan Jay tak memiliki hubungan apapun.

Supaya lebih meyakinkan ceritanya Ningning secara intensif menghindari, atau menjauhi Jay yang tidak lain adalah sosok pacarnya.

Dalam kehidupan Jay yang selalu disambut hangat dan penuh cinta oleh lawan jenisnya, bahkan jika dia menunjukkan ekspresi enggan atau tak tertarik mereka tetap bersemangat terhadapnya. Jadi, saat dia menyadari tindakan Ningning menghindarinya dia seketika bingung.

Seandainya ini hanya kebingungan itu tampak biasa saja baginya, sayangnya seiring penghindaran Ningning terjadi dirinya mulai merasa kesal dan marah. Dia tidak pernah mendapat perlakuan semacam ini, bukan berarti dia menganggap dirinya spesial malah dia merasakan dikucilkan seolah-olah Ningning mengisolasi dirinya sendiri.

Akan baik bila sikap Ningning sama untuk yang lainnya. Namun, buruknya hanya dia yang mendapatkan pengabaian semacam ini.

Came close, jadi itu cowok lain bukan Jay? Lu serius kan?”

Bohong adalah sebuah dosa, maka sudah berapa banyak dosanya setelah berbohong dengan banyaknya orang? Ningning tak bisa menghitung, tapi ini bentuk penyelamatan diri. Jadi seharusnya dia tak bersalah kan?

“Puja kerang ajaib Spongebob, serius lah.”

“Gue bukan Patrick, jangan main-main lu.”

Ningning mendesah, temannya masih saja mengungkit perihal dirinya datang bersama Jay yang sudah empat hari lalu. Dia juga menghubungkan bahwa sosok penyelamatnya ialah Jay kalau tak kenapa dia mau memberi tumpangan pada Ningning?

Ya, katakan saja Juhyeon bukan gadis lain yang gampang dibohongi. Kemudian Ningning perlu usaha keras untuk meyakinkannya.

“Lu tau sendiri gimana ceritanya Jay jadi penyelamat gue? Setidaknya dia bukan cowok yang mau repot-repot nolong cewek lain, apalagi mau terlibat dengan hubungan asmara gue. Dan lagian juga, lu liat sendiri selama ini gue sama dia gak ada komunikasi apapun.”

Selesai mengatakannya rasa bersalah segera memasukinya, entah sebab kebohongannya atau tentang penghindarannya pada Jay.

Tapi lagian dia sudah bertekad menjauh, sekalipun keduanya berjalan bersama dia dengan susahnya menempuh jalan berbeda. Walau pada akhirnya keduanya berakhir ditempat yang sama-_-

Ningning ingin tertawa mengigat kebodohannya kemarin.

“Iya kah, gue jadi sedih karena lu gak ada apa-apa sama dia.”

Mungkin hanya dia sendiri yang sedih, dan gadis lain justru merasa sebaliknya. Pikir Ningning.

“Siapa?” tanya Liz yang baru muncul.

“Jay, siapa lagi selain dia?” tanya Juhyeon ringan.

Liz mengangguk seakan paham cerita sedari awal.

“Sunghoon lah, bukannya Ningning lebih suka dia?”

Mendengar sosok yang semestinya tidak dibawa-bawa bersama salah pahamnya. Ningning mendengus.

“Sejak kapan gue suka dia?”

  

                           📷



Di ruangan lain yang didominasi anak laki-laki tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing, sebagian berkumpul bermain kartu, ada juga pemuda lain yang sedang main gitar dengan penyanyi yang lebih baik diam saja.

Kian mendengar suara temannya asal-asalan, perasaan kesal beberapa hari mencapai puncaknya sesaat dia melempar pulpen ke pantat manusia disampingnya.

“Jake, diam lu!”

“Kenapa mesti gue? Lu gak suruh aja yang lain yang lagi mengosip kayak Sunoo!”

Sunoo yang disebut protes.

“Sembarang! Gue hanya liat postingan lambe turah sambil share ke teman-teman yang lain!”

Mengabaikan pertikaian temannya yang tidak jelas Jay keluar dari kelas.

Seraya berjalan perutnya bergemuruh lapar meminta asupan. Tanpa pikir panjang dia berjalan menuju kantin sekolah.

Dan dari arah berlawanan dengan tujuan yang sama sosok pemuda lain datang.

“Lu gak lupa kan soal omongan Sunghoon lebih baik dari Jay?”

Memutar matanya Ningning mengangguk cepat.

Bahkan jika dia lupa ada Liz yang akan terus-terusan mengungkitnya, sampai Ningning menyesal mengatakan hal itu.

“Lu juga ngaku gak liat Jay tapi pohon, dan pohon rimbun itu lebih baik dari Jay... ”

Ketika dia berkata dia menunjuk pohon yang terlihat lebih besar dan seram.

Ningning bergidik ngeri, dia tak tahan lagi.

“Gak usah bertele-tele Liz, intinya lu mau ngomong apa sih?”

“Gas lah, keburu Ningning hangus,” timpal Juhyeon tertawa kecil.

Pura-pura paham Liz tersenyum mengerti.

“Ningning, lu suka Sunghoon kan?”

Seiring kata-katanya keluar, dua orang pemuda yang terlibat dalam topiknya tiba dan mendengarkannya.

“Apa?!”

Ningning melotot tidak percaya dengan ucapan temannya.

“Karena menurut lu Sunghoon lebih baik dari Jay, jadi seharusnya lu berhubungan dengan dia.”

Juhyeon yang akan tertawa kembali berhenti saat melihat kedua pemuda itu, ketika Ningning akan berbicara dia menepuk lengannya.

“Hah?”

Sebelum Ningning sadar, Liz berseru.

“Heh, ada Jay sama Sunghoon.”






27/12/22

Setelah sekian lama akhirnya polaroid love up lagi 🎉🎉

Beberapa waktu yang lalu ada yang chat nanya kapan up lagi, aku bilang tunggu aja.

Dan gak tau kapan up lagi, karena gak yakin cerita ini bakal lanjut or gak?

Jangan lupa klik bintang atau sukak🤍

polaroid love 📷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang