9. Tindakan yang mengusiknya

663 108 6
                                    

Melangkah keluar dari kafe dia berjalan tanpa afeksi. Isi kepalanya di dominasi oleh kalimat mantan pacarnya.

Niatnya sekedar ingin menghentikan pengejaran mantan pacarnya. Ya, dengan cara yang disarankan dari temannya dengan harapan keberhasilan temannya berlaku juga untuknya.

Hasilnya cara itu tidak hanya gagal untuknya, tetapi juga menciptakan masalah baru untuknya.

Junho menginginkan dia membawa sosok yang 'disukai' bertemu dengannya, lalu apabila dia menolak gagasannya kemungkinan dia akan curiga dengan kebohongan yang dia ciptakan sendiri. Kemudian, selanjutnya dia mungkin akan langsung mengejarnya kembali.

Ningning menggeleng keras dia sungguh tak mengharapkan hasil akhirnya seperti itu, dia pikir dia harus berusaha menemukan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan segalanya agar dia tidak perlu repot-repot lagi terlibat dengan mantan pacarnya.

Jadi apakah dia harus benar-benar mencari pemuda yang bisa dijadikan sebagai sosok yang disukai? Tapi dimana ia bisa memperoleh pemuda yang memiliki sosok yang lebih baik dari mantan pacarnya, dan dalam waktu yang kurang dari seminggu ini? Dia menarik rambutnya kesal merasa semua hal yang mengganggunya belum menemukan titik terang.

Lantaran segala atensinya diambil ahli oleh pikirannya dia tak memperhatikan langkah serta jalan yang dia lalui, dia terus melangkah dan nyaris terjatuh apabila kakinya tidak cukup kuat menahan bobot tubuhnya.

Ningning menghela nafas, lalu akhirnya dia mulai memperhatikan sekelilingnya dan menyadari ternyata jalan dia lewati sedikit sepi serta gelap, dia buru-buru berjalan agar dirinya tak menetap ditempat yang terasa agak menakutkan ini.

Sesaat dia tergesa-gesa dia merasakan bukan sebatas dirinya saja yang sedang berjalan, dia berbalik ke arah belakang untuk mengkonfirmasi tebakannya, sampai dia melihat sosok asing yang juga berhenti tidak jauh darinya seolah mengikuti tindakannya.

Dia seketika menggigil ketakutan berpikir mungkin saja sosok itu ialah seseorang yang sedang diam-diam mengikutinya.

Ningning sontak berbalik dengan perasaan panik ia melangkah cepat, yang ada dalam kepalanya adalah dia harus segera menghindari sosok itu tetapi sepertinya pemuda yang dibelakangnya mencoba menyusulnya.

Dia yang dikuasai ketakutan dan kecemasan melangkah sembarangan, kakinya tak sengaja menginjak plastik menyebabkan dia terpeleset dan terjatuh.

Ningning merasa jantungnya ikut terjun ke bawah, dia masih dikendalikan oleh rasa takut dengan kegelisahan saat melihat sosok yang mengejarnya berjalan ke arahnya.

Selagi dirinya berusaha bangun dari jalan ia merasakan bagian bawahnya seakan kehilangan kekuatan, hingga tidak mampu membatunya berdiri sendiri.

Ditengah-tengah ketidakberdayaan ia berdoa semoga Tuhan menyelamatkan dari orang jahat itu, dia membuka tasnya mencari benda apapun yang bisa membantunya melawan sosok yang menghampirinya itu.

Buku, pulpen, penggaris, dia menggeleng putus asa dan saat dia terus menggali kedalam tas sekolahnya dia mendapati sebuah botol.

Bukankah ini pepper spray? Semprotan merica, dia seketika teringat kegunaannya.

Momennya tepat ketika dia berbalik disaat yang sama sosok pengejarnya berada dibelakangnya, dia dengan cepat menyemprot wajahnya.

Terdengar suara teriakan yang sakit, Ningning tersentak agak bersalah, tapi apa yang dilakukannya ialah bentuk pertahanan diri.

“Ningning!”

Suara panggilan itu terbetik familiar, dengan rasa penasaran ia mengambil hpnya seraya menyalankan senter untuk melihat siapa sosok yang memanggilnya itu.

polaroid love 📷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang