- 19

272 15 3
                                    

Sakit hati Abel pun bertambah, pria itu sama sekali tidak mengejarnya! Dia berjalan cepat ke mobilnya karena sudah tidak tahan sepertinya air mata ini sudah menuntut ingin di bebaskan.

Benar saja, masuk ke mobilnya yang berada di basement Abel menangis, dia terisak merasa feelingnya bahwa Razan menikahinya karena alasan di jodohkan oleh orang tuanya sedangkan pria itu mempunyai wanita lain yang di sukainya.

Setelah agak tenang Abel mengemudikan mobilnya, meskipun sangat terasa sakit, tadi dia menghabiskan waktu 10 menit untuk menangis di dalam mobil dan selama itu tidak ada tanda-tanda Razan mencarinya juga di basement.

Abel membelokan mobilnya ke Grand Indonesia, dia butuh shopping untuk mengalihkan pikirannya, toh sepertinya si iceberg itu tidak akan mencarinya.

Tak terasa 3 jam sudah dia shopping muter-muter di Mall, masuk toko sana keluar toko sini sambil membawa beberapa tentengan belanjaan.

Abis-abis deh duit kan dia bilang buat gue jajan, liat nih gue jajan beneran!

Abel memasukan semua belanjaannya ke dalam mobil lalu dia mengendarainya pulang, sampai di basement penthouse dia berjalan ke lift masih dengan tentengan belanjaannya.

Tit, tit, tit .. ceklek

"Abel?" Terdengar suara Razan memanggilnya, tapi Abel berjalan masuk tanpa menjawabnya. "Kamu dari mana aja? Aku cariin, ponsel kamu juga mati"

"Tumben" jawabnya lalu berjalan ke walk in closet.

"Kok tumben? Aku khawatir kamu kenapa-napa"

"Tumben banget" jawab Abel lagi, dia menyimpan belanjaan dan tasnya lalu membuka jam tangannya.

"Amabel" ucap Razan, dia ingin fokus perhatian Abel padanya dan dia mendapatkannya, Abel menghadap Razan dan menatapnya.

"Have you ever been in love to me? Just for once?"

"I loved you Abel" jawab Razan, dia bingung dengan pertanyaan sang istri.

"Hah? Ha ha ha" Abel tertawa kecil.

"Abel, kamu kenapa?" Tanya Razan, dia tidak mengerti kenapa istrinya bersikap kayak gini.

"I thought I had you for a slight moment. I thought you and I would be different. We become so close in such a short time and I thought you genuinely cared about me. You didn't play games with me, I thought we could actually be something but I thought wrong. But I do know one thing, we made an impact on one another or just on me and at least we will always be in each other's memories, I mean at least memories don't change while people do"

Razan memandang Abel, di matanya wajah gadis itu terlihat memerah, menahan tangisnya. Razan berpikir apa yang sudah dia perbuat pada istrinya sehingga Abel merasakan bahwa dirinya tidak di cintai.

"It's just me and my expectations too high" lanjut Abel karena Razan tidak merespon ucapannya yang panjang lebar.

Razan menghela nafasnya pelan. "I have to be honest with you, I think about you alot, all time actually. In the morning when I wake up, at night before I sleep, and in the middle of my day in between randomness, it's you, it's just always you" jujurnya.

"Abel, aku minta maaf kalau kamu ngerasa .." Razan maju selangkah mendekati Abel, namun Abel mundur selangkah.

"Don't say you're sorry, don't say I'm yours. When I'm not the only one that you're falling for. Don't say you love me because it just make it worse! I'm losing my balance on edge of your words" jawab Abel dia mengusap air matanya yang jatuh.

"You are not the only one that i'm falling for? What? Maksudnya? Aku gak ngerti Abel, dari pertama aku udah jatuh cinta sama kamu, emang aku cinta sama siapa lagi?" Tanya Razan bingung.

Razan ♡ AmabelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang