- 22

262 19 3
                                    

"Emang aku kaya es batu?" Tanya Razan saat Abel duduk di sofa di dalam ruangannya, Razan sedang mengambilkan minuman di chiller kecil miliknya.

"Hah?"

"Itu tadi kamu bilang es batu ke suster"

Abel tersenyum jahil. "Oh, kakak mah bukan es batu, tapi gunung es! He he he"

"Ih kamu ya"

"Kakak tau gak junior-junior di kampus manggil kakak apa?"

Razan menggelengkan kepalanya. "Serius gak tau?" Tanya Abel.

"Iya, apa?" Tanya Razan, dirinya penasaran, kenapa junior di kampus menjulukinya padahal dirinya sama sekali tidak pernah menindas para junior.

"Iceberg!"

"Hah? Bohong ah" ucap Razan tidak percaya.

"Dihh ngapain aku bohong, beneran kok, Stevi aja dia manggil kakak iceberg ha ha ha"

Razan memicingkan matanya lalu mendekati Abel "Bohong ya?"

Abel mengerutkan dahinya, tiba-tiba perutnya di kelitiki oleh Razan, dia berteriak kegelian. "Stop it, stop stop ha ha, geli kak"

"Bohong atau bener?"

"Bener kak, suer dahh! Ha ha ha"

Razan menghentikan aksinya lalu menatap Abel, tiba-tiba saja posisi mereka seperti ini, Abel di bawah tertidur di sofa dan Razan di atas Abel.

Loh kok mukanya maju sih, batin Abel.

Cup!
Sesuatu yang lembut terasa di bibir Abel dan tanpa sadar Abel memejamkan matanya.

Razan menatap Abel lalu kembali mengecup bibir Abel dua kali, lalu kembali menatap wajah Abel. Karena gadis itu tidak merasakan kecupan lagi, dia membuka matanya.

Blushh!!

"Kamu cantik banget"

"Ihh kakak!! .." Abel menutup wajahnya karena malu, kok mata gue malah merem sih, gerutunya dalaam hati.

Razan terkekeh lalu membantu Abel duduk. "Udah makan?"

Abel menggeleng. "Katanya mau makan sushi"

"Eh iya ya, tapi urusan aku belum beres. Kamu udah laper banget?"

Abel mengangguk malu. "Yaudah kita makan ke kantin dulu aja, abis itu kita ke resto sushi pulangnya, gimana mau?

"Okay kak"

Dari ruangannya ke area kantin khusus staff beberapa orang menyapa Razan tapi pria itu hanya menganggukan kepalanya, Abel memperhatikan sesekali membalas senyuman orang yang menyapa mereka.

Razan mengambil nampan dan memberikannya pada Abel lalu dia mengambil untuk dirinya sendiri, setelah mengisi makanan di nampan Razan mengajak Abel duduk di meja yang kosong.

Beberapa orang terbisik tentang mereka berdua dan itu terdengar oleh Abel. "Kak, kakak gak risih denger omongan mereka?"

Razan menggeleng. "Kamu?"

"Aku? Aku biasa aja sih kan aku gak kerja disini"

"Aku udah biasa denger orang-orang ngomongin aku atau siapa pun itu, ners disini emang gitu"

"Oo" Abel mengangguk lalu menyuap makanannya. "Ners yang waktu kemarin itu, sebel banget deh kak"

Razan menatap Abel. "Yang nyangkain kamu pasien?"

"Iya, kekeuh banget mana aku gak di kasih buat ngomong pula"

"Itu ners bukan di bagian aku, entah lah aku gak ngerti juga urusan mereka"

Razan ♡ AmabelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang