- 25

256 18 3
                                    

"Kok kakak bisa disini?"

"Amabel, buka pintunya cepat" ujar Razan. "Mau pindah ke pinggir atau keluar dulu muter?"

Pertanyaan Razan membuatnya sadar. "Oh oke oke" dengan segera membuka kunci mobilnya lalu berpindah duduknya ke sebelah.

Razan pun masuk dan duduk di kursi pengemudi. "Nih buat kamu" ucapnya menyodorkan sekantong kresek yang Abel lihat isinya adalah roti kesukaannya, air mineral, kiranti, permen karet, pembalut dan menstruheat.

"Kak? Kakak beli ini semua? Wah ada menstruheat buat cramp relif!" Ujarnya lalu mengambilnya dengan cepat membuka bungkusnya.

"Kakak, makasih udah bawain ini"  ucapnya sambil memakainyadi perut.

"Better?" Tanya Razan saat melihat wajah Abel.

Abel mengangguk dan tersenyum. "Eh kok Kakak bisa disini? Kesini pakai apa?"

"Katanya tadi kamu gak enak perut sama kepala, aku takut ada apa-apa makanya aku susulin" jawab Razan. "Ini dari tadi disini belum maju?"

"Iya, ish sebel banget sih ada apaan di depan"

"Ada kecelakaan tadi aku cek tuh makanya langsung kesini pake MRT"

"Hah MRT?" Abel mengingat-ngingat lagi seorang pria yang dia hampir ketawai karena bersikap aneh di depan pintu keluar MRT, celingak-celinguk dan berlari dengan gaya pakaian yang aneh.

Lalu dia menatap suaminya yang memakai t-shirt, celana pendek, sandal dan tentu saja membawa satu kresek yang sekarang berada di pangkuannya.

Seketika Abel tertawa terbahak-bahak. "Kenapa si?" Tanya Razan lalu dia mengecek kondisi Abel dengan menempelkan tangannya di dahi Abel. "Gak demam kok, masih sakit kepala?"

"Kak, kak" ucap Abel sambil mengendalikan tawanya. "Tau gak kak? Kalau tadi tuh ..." Abel menceritakan kejadiannya.

"Kamu tuh ya, dasar" ucap Razan sebagai respon dari ceritanya lalu mengusap lembut kepala Abel. "Aku khawatir takut kamu kenapa-kenapa makanya nyusul kesini"

"Iya sayang, makasih ya cuami aku yang paling baiiiikkk" ucapnya lalu mengalungkan tangannya di pinggang Razan.

Sebelah tangan Razan terulur mengusap-ngusap pinggang Abel sedangkan satunya memegang stir. "Masih sakit perutnya?"

Abel mengangguk. "But feelin much better"

"Good"

"Oh jalan kak jalan" tunjuk Abel ke jalanan.

"Mau makan dulu?" Tanya Razan saat mereka sudah masuk ke tol dalam kota, disini jalanan sudah lancar.

"Hmm apa ya"

"Kamu lagi kepengen makan apa? Sushi?"

"Engga, aku pengen bikin mie ramyun aja di rumah"

"Loh kok mie sih?"

"Aku lagi pengen yang pedes-pedes kak"

"Hm, gimana kepala kamu masih sakit?"

"Dikit, kan emang suka gini tiap bulan kalau period"

"Iya, makanya aku nyusulin kamu"

"Hmm sweet banget cuami akuuu" ujar Abel.

...

Razan sedang membaca sebuah jurnal dengan televisi nyala dan terdengar suara berita, tak lama Abel keluar dari kamarnya, tercium wangi sabun, dia baru selesai mandi.

"Mau kopi?"

"Boleh sayang"

Abel menyalakan mesin kopi, lalu membuka kulkas dan mengambil kotak yang berisi dada ayam yang telah di potong dadu dan di marinasi sebelumnya, setelah itu memasukannya ke dalam air fryer.

Razan ♡ AmabelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang