- 28

420 20 4
                                    

Abel : Kak, can we talk? Please.

Sebuah pesan Razan baca pagi ini, dirinya sudah 3 hari tidak pulang dan tidak bertemu dengan sang istri tercintanya, padahal dia sangat rindu.

Awal menjalin hubungan dengannya, Razan berpikir jauh tentang sebuah keluarga, menikah - punya anak - menghabiskan seluruh waktunya bersama dengan Abel sampai maut memisahkan.

Bahkan Razan sampai berpikiran untuk mengganti mobilnya dengan mobil keluarga.

Sangat jauh bukan?

Tapi setelah kenyataan itu datang padanya, bahwa Abel hamil, kenyataan bahwa Razan akan mempunyai seorang anak dan dia akan menjadi seorang ayah, ternyata tidak semudah apa yang di pikirkan dulu.

Entah mengapa reaksinya saat Abel memberikan benda kecil itu sangatlah buruk, biasanya dia bisa mengontrol emosi dan ekspresinya tapi saat itu dia tidak bisa.

Razan tahu bahwa dia sangat menyakiti hati Abel dan dia bingung harus bagaimana sekarang, minta maaf? Apakah Abel bisa memaafkannya?

Jam 9 malam Razan sudah selesai dengan pekerjaannya di rumah sakit, entah mengapa dirinya mengemudikan mobil ke sebuah bar di daerah Jakarta.

Entahlah padahal dia tidak pernah sama sekali ingin minum alkohol tapi kali ini dia sangat ingin, pikirannya kacau, kacau balau.

Razan takut Abel akan meninggalkannya.
Razan takut dengan kenyataan bahwa dia akan menjadi seorang ayah.
Apakah Razan bisa menjadi ayah yang baik?
Apakah Razan tidak akan melakukan hal yang pernah di lakukan orang-orang itu padanya?
Apakah nanti anaknya akan kecewa pada Razan?
Dan banyak lagi hal-hal yang ada di otak Razan sekarang ini.

"Aku kangen kamu Abel" gumannya.

"Mas, 1 lagi ya" ujar Razan pada seorang staff di depan mejanya.

"Mas, kayaknya udah terlalu banyak yang di minum deh"

"Guehh bilang 1 lagihhh" ujarnya sambil mengangkat jari telunjuknya.

Staff itu memberikan 1 botol alkohol pada Razan sesuai permintaannya lalu kembali dengan pekerjaannya sambil memperhatikan Razan.

"Shit! Kok gak bisya ini!" Guman Razan dengan emosi. "Mas! Masssshh! Tolong gueh ini hp sialan gak bisya ke buka" ujar nya lagi pada staff tadi.

"Sini saya bantu Mas" ujarnya lalu mengambil ponsel Razan. "Mas tolong lihat kesini, buka matanya"

"Mas buka matanya" ujarnya lagi. "Oke udah ini"

"Call Amabel"

"Hah?" Tanya staff itu.

"Tolonggg caaalll Amabel, istri gueehhh"

"Ah oke oke"

...

Jam menunjukan pukul 11 malam tapi belum ada balasan sama sekali dari terakhir pesan yang Abel kirimkan pada Razan.

Abel naik ke tempat tidur  dengan harapan malam ini Razan akan pulang dan dia bisa memeluk pria itu.

Drrttt ...

Ah Razan! Batin Abel.

"Halo?"

"Halo dengan Amabel benar?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Razan ♡ AmabelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang