Change Girl | 22

327 44 4
                                    


SelamatMembaca...

+++

Mobil Ayana berhenti di parkiran rumah sakit, Ayana sudah memastikan kalau nama serta alamat rumah sakit yang ia kunjungi saat ini sama persis yang diberitahu oleh Kesya kemarin.

lalu Ayana pun keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit itu.

Setelah sampai di dalam Ayana langsung menuju resepsionis untuk menanyakan di mana ruangan Laura, setelah resepsionis itu memberi tahu Ayana pun segera pergi menuju ruangan Laura.

Tapi ketika ia hampir sampai di ruangan Laura, Ayana memutuskan berhenti melangkah karena ia mendengarkan suara teriakan yang begitu nyaring.

"Itu seperti teriakan Laura." Walaupun sudah lama tidak mendengar suara Laura, tapi Ayana masih mengingat suara wanita itu.

Lalu Ayana pun kembali melangkah dan berhenti di depan pintu. Ayana melihat beberapa perawat tengah menenangkan Laura yang ternyata tengah mengamuk.

"DAMIEN, TOLONG JANGAN TINGGALKAN AKU, AKU TIDAK MAU DIKURUNG DISINI, AKU MAU PULANG."

Laura terus berteriak mengatakan hal yang sama, sampai akhirnya seorang perawat memberi suntikan pada Laura dan Laura pun perlahan-lahan mulai tenang tidak berteriak lagi.

Ayana masih diam di depan pintu sampai akhirnya salah satu perawat menyadari kehadirannya. Lalu perawat itu pun datang menghampiri Ayana. Sedangkan perawat yang lain memutuskan pergi keluar.

"Apa kau kerabatnya?" Tanya salah satu perawat.

Ayana pun menggeleng. "Hanya teman lama." Karena ia tidak tahu ingin memperkenalkan diri sebagai apa, jadi hanya teman lama yang terlintas dipikirannya, walaupun faktanya ia dan Laura tidak berteman sama sekali.

"Ternyata teman, ku pikir kau kerabatnya, karena kerabatnya jarang sekali mengunjunginya."

"Orang tuanya?"

"Orang tuanya hanya mengirimnya kesini dan tidak pernah mengunjunginya." Perawat itu memberitahu.

"Jadi orang tuanya tidak pernah mengunjunginya."

"Ya, aku sungguh kasihan dengannya. Di usia muda dia sudah mengalami hal berat yang berakhir masuk rumah sakit jiwa. Ditambah lagi orang tuanya tidak perduli dengan keadaannya." Ujar perawat itu.

"Boleh saya melihat keadaannya?"

"Silahkan, tapi pasien sedang tertidur karena diberi suntikan."

Ayana mengangguk, lalu Ayana pun berjalan masuk ke dalam dan melihat Laura tengah berbaring di atas ranjang dengan keadaan kedua tangan dan kaki di ikat.

"Kenapa di ikat?"

"Pasien sering hilang kendali, ia sering kali mengamuk dan juga melukai dirinya sendiri, jadi dokter memutuskan untuk mengikatnya." Jawab perawat itu.

Ayana pun melihat tangan Laura yang diperban dan itu menunjukkan kalau Laura memang melukai dirinya sendiri.

Melihat keadaan Laura saat ini sungguh memprihatinkan, Ayana ingat dulu ketika masa sekolah Laura begitu cantik dan percaya diri saat berjalan melewati orang-orang, tapi tubuhnya sekarang begitu kurus, wajahnya yang pucat, serta melukai diri sendiri.

"Saya sungguh prihatin dengan keadaanya saat ini." Ayana berucap.

"Kami para perawat dan dokter juga berusaha membuat dia sembuh, tetapi semakin hari kondisi mentalnya semakin buruk."

"Begitukah."

"Mungkin itu juga karena faktor keluarga yang tidak ada mendukung untuk kesembuhannya."

"Apa teman yang lain tidak ada berkunjung?"

CHANGE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang