Saat tiba di hotel setelah dua jam yang lalu mereka tiba di bandara internasional xx. Levi turun menuju tempat resepsionis dan meminta handuk tambahan serta mengambil barang yang Hanji titipkan padanya. Saat melihat sekitar Levi terdiam pada seseorang yang memakai jas dan menatapnya dari jauh. Tapi segera pikiran itu dielakkan. "Maaf tuan, ini kami sudah siapkan untuk anda. Sedikit kaget melihat set lengkap peralatan mandi untuk pasangan dan suatu hal terselip di bagian dalam lipatan handuk. "Hanji sialan!" Geram Levi dan meminta mengambilkan untuk set seorang saja. "akan ku kubur anak itu setelah ini."
Dengan kesal Levi berjalan menuju kamarnya dengan mewanti-wanti hal tidak terduga yang direncanakan oleh Hanji. Diluar dugaan Levi sedang mendapati kabar jika Hanji dan (name) baru saja menuju kolam renang rooftop. "Malam nanti kita akan kelelahan kalian malahan berenang disini." Protes Levi saat tiba di samping kursi untuk berjemur. Sementara dilihatnya (name) mencuri pandang beberapa kali padanya. Berjalan kearah Mike yang sedang menggoda para wanita Levi hanya memesan minuman ringan tanpa alkohol. "Tidak bergabung dengan mereka?" Tawarnya namun Levi hanya menggeleng dan mengambil rokok serta korek disakunya. "Jangan sampai saat di atas panggung kau mulai berulah lagi." Mike tersenyum menyeringai. "Tidak akan," Levi kembali melihat minumannya dan meneguk sekaligus hingga gelas itu kosong Levi pergi menuju pinggir pagar taman. Siang yang dihias oleh langit kelabu. Levi menatap dalam diam memandang setiap mobil yang memasuki hotel sampai sedikit merasa heran dengan sebuah mobil yang dirasa pernah dilihat sebelumnya.
Namun segera dihiraukan saja olehnya mengingat seminggu ini dirinya tidak ingin ada hal yang menggangu acara world tour. Asap rokok yang mengepul dikeluarkan membuat Levi secepatnya mematikan rokoknya dan dirinya memutuskan kembali menuju kamar.
.
.
.
"Apa kabar kalian semua!" Levi menyapa para fans yang datang dengan meriah bahkan tidak seperti terakhir mereka manggung kali ini Levi melihat semuanya berkumpul bahkan ada yang beberapa desak-desakan. Dibantu petugas Levi juga membantu supaya fansnya bisa ditertibkan. "Apa kalian sudah siap?" Serunya dengan lantang. "Saa, hizamazuke butadomo ga..."
Saat break dan sesi pertanyaan Levi dapat memahami jika mereka ingin mencoba 'tersipu' dengannya namun ada juga pertanyaan yang hampir membuat dirinya dalam jebakan. Sampai seseorang fans wanita berteriak, "Wanita itu dimana! Aku ingin menunjukkan kalau aku lebih pantas bersamamu Levi!" Menggeleng Levi hanya terkikik pelan dan membalasnya dengan senyum. " Yang pantas untuk diriku sendirian hanya ibuku. Jangan aneh-aneh cukup kagumi aku saja." Jawab dengan santainya. Namun tidak sampai disana Levi tau (name) tidak seharusnya ikut dalam masalah kehidupannya ini karena dibalik panggung (name) pasti mendengar suaranya yang diatas panggung ini. Setelah kesalahan yang tidak di ketahui Levi dan juga kesalahpahaman (name) tadi.Flashback
"Aku pikir kau akan berubah ternyata semakin membuatku ingin menghindar." Levi menatap (name) yang baru tiba di kamar tetapi sudah membuat dirinya sedikit merasa kesal. " Jujur saja (name) ini memang salahku yang memaksamu ikut dalam masalah yang aku hadapi tapi tentunya aku merasa sedikit kesal ketika kau bilang malam itu kau tidak merasakan apapun perasaan yang terjadi. Kalau kau mabuk ok, aku yang memang tidak bisa menahan hasrat dalam diriku tapi kau ingat saja. Terlalu mudah kau bohongi aku malam itu karena kau masih setengah sadar dan tahu akan hal itu." Ujar Levi panjang lebar (name) cukup dibuat lama terdiam hingga. (Name) mengambil ponselnya dan melemparkannya pada Levi. "Coba saja lihat itu." Levi melihat foto surat tanda tangan antara dirinya dan Yelena serta perjanjian lain yang menyatakan tidak adanya hal bersetubuh atau hal lain yang menyangkut pribadi satu dengan lainnya.
"Kau menyentuh saat aku mabuk walau aku setengah sadar bukan berarti pikiranku masih waras kan kau tahu itu terus kau mencoba mengatakan perasaanmu sebenarnya sekalipun aku tahu itu mustahil tapi tetap saja. Dalam hal ini itu sudah pelanggaran." Levi berdiri dekat melihat wajah (name) yang menatapnya dengan tajam walau Levi sedikit tidak yakin jika mata itu mulai berkaca-kaca. " Kau yang mengijinkan aku menyentuh dirimu. Tubuhmu tak bisa mengikuti bibir manis itu. Berhentilah sampai sini dan jangan membuatnya semakin parah. Sudah seharusnya kau bersyukur karena tidak kuperlakukan seperti barang." Melewati (name) yang diam mematung Levi hendak pergi sebelum tertahan oleh perkataan (name).
"Puaskah?" Levi menoleh berbalik. Manatap (name) yang menangis juga marah padanya. "Puaskah? Jika aku barang yang bisa diperlakukan dengan semena-mena? Atau memang sedari awal kau hanya menginginkan permainan saja." Levi mendecih mengunci pintu kamar mereka. Mendekati (name) yang merasa takut dengan aura Levi saat ini. "Kalau aku hanya berkata bahwa kau alat untuk mainan kau memang bisa apa?"
Saat itu juga Levi tersentak dengan perlakuan (name) yang mencium dirinya dengan menggebu-gebu dan menarik kemejanya dan mendorong dirinya diatas kasur. "Kalau begitu jadikan aku 'barangmu' saat ini." Ujar (name) dengan penekanan dan nada marah.
Flashback end
Jadilah (name) hanya bisa mendengar dibalik ruang tunggu di belakang stage dengan beberapa makanan dan minuman yang disediakan staf untuk dirinya. Levi tersenyum pada para fansnya dan mengangkat tinggi mic diudara. "Meriahkan musiknya!"
Sementara dibelakang stage saat ini. Seorang pria sedang berbincang dengan (name) dan posisi mereka yang dalam ruangan membuat salah satu staf memergoki mereka dan memfoto keduanya.
"Wah, ini akan menjadi berita besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
FanfictionDia, Levi Ackerman. Seorang vokalis band dengan tiga orang termasuk dirinya. Band yang diberi nama "No Name" yang berhasil membuatnya terkenal menjadikannya seorang artis yang dipuja oleh fansnya, walaupun sebenarnya band itu tenar baru-baru ini. Me...