Di dalam kamar kini Levi duduk dengan (name) yang sedang bermain dengan ponselnya. "Aku perlu bicara denganmu." Sontak (name) menaruh ponselnya dan menatap Levi. "Jika suatu saat nanti kita bertemu lagi apa yang akan kau lakukan?" (Name) terdiam dan menatap dalam mata tajam obsidia itu. "Aku tidak tau," Levi menatap lantai dan (name) tau itu tapi memang kenyataannya jika seperti itu apa yang harus dilakukan?
"Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya, bahkan tidak tertarik sama sekali dengan wanita tapi aku merasa berbeda saat bersamamu." Levi menoleh menatap (name) namun Levi melihat pandangan (name) yang sulit diartikan. "Jangan menatapku begitu," (name) berkedip beberapa kali dan menyadari raut wajah yang Levi jarang di perlihatkan. "tetap pada perjanjian awal. Mau bagaimana lagi? Aku tidak ingin terikat." Levi terdiam cukup lama hingga dirinya meninggalkan (name).
(Name) menatap luar jendela hanya bisa tersenyum kecut. "Bukan salahku, jika hati ini seperti ini." Walau malam itu cukup dirasa baginya dan sampai Minggu depan dirinya bisa pergi dari tempat ini. "Ku harap kau melupakan dengan mudah malam itu." (Name) mengambil ponselnya dan mengganti bajunya.
Berjalan dimalam hari menuju suatu tempat (name) berhenti disebuah toko penjual makanan ringan. Dibelinya seporsi dan dengan senang (name) menikmatinya. Cukup malam hingga orang yang berlalu lalang semakin banyak disekitarnya (name) segera menghabiskan dan berjalan menuju tempat yang dituju. Sementara itu Levi yang berada di parkiran mobil sedang merokok dan meminum bir kaleng yang baru dibelinya. "Sial!"
Shh...hufft
Mata tajam itu tidak sengaja melihat seseorang yang dikenal namun dirinya tidak bergerak dari tempatnya hanya menatap dari jauh. " Apa karena itu ya?" Levi menatap pada kaca spionnya yang mengarah pada dua orang yang bercumbu dibalik mobil tidak jauh darinya. "Setidaknya selama seminggu ini aku akan memilikimu." Ujarnya setelah menghabiskan seluruh kaleng bir yang dibelinya dan meninggalkan mobil dengan masih menghisap rokoknya dalam. "Let's the game begin."
.
.
.
Pagi hari dan semua sudah selesai membereskan barang bawaan yang akan dibawa ke tour nanti. Tentu (name) ikut sebagai tamu VVIP sekaligus mendapat akses selayaknya seorang artis yang tentunya sama seperti Levi. Di meja makan hanya terdengar suara dentuman sendok dan garpu yang beradu diatas piring bahkan semalaman Levi tidak mencari (name) dirinya segera tidur malam itu sementara Levi hanya mendapati jika (name) pulang dua jam setelah Levi tidak keluar kamarnya. Itu pun seorang pelayan yang memberi tahukan.
"Setelah ini kita akan ke bandara, penerbangan akan dimajukan nanti pukul sepuluh. Kau bisa mengecek kembali barang bawaan mu aku akan menelepon jika sudah waktunya." (Name) hanya mengangguk dan melanjutkan makannya. Sementara Levi berjalan menjauh menuju ruang kerjanya dan menelfon seseorang. (Name) kembali mengecek barang yang diperlukan serasa semua sudah selesai dirinya membawa koper keluar kamar dan menaruh diaamping koper Levi. Sambil menunggu ia bermain game dan sesekali mencuri pandang pada sekitar. 'Sepertinya aku akan merindukan suasana ini.' batin (name) yang melamun namun pelayan yang berdiri tidak jauh darinya hanya menatap datar padanya.
Sambil mengingat kembali rasanya dirinya butuh membeli pil obat dan beberapa vitamin. Melihat jam di ponsel yang masih kurang sejam lagi (name) memutuskan keluar dari apartemen itu dan menuju apotik terdekat.
Hall bandara sangat ramai dengan kamera dan wartawan saat seorang pria keluar dari mobil hitam dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Sementara seorang wanita berjalan dibelakangnya dengan sesekali membungkuk menyapa ke arah kamera. Namun, karena beberapa pertanyaan yang terlontar tidak dijawab membuat salah satu wartawan bertanya dengan berteriak. (Name) cukup kaget dengan hal yang terjadi secara spontan bahkan membuat Levi sedikit mendecah tidak suka namun tak tampak karena raut wajah pria itu. "Maaf, jangan terlalu menekankan padanya. Dia agak tidak enak badan beberapa hari ini."
Hanya satu kalimat dan membuat semua reporter mengikuti pria itu dengan berbagai pertanyaan yang membludak namun dengan cepat segera Levi merangkul (name) dan menariknya menuju ruang tunggu. "Jangan jauh-jauh dariku." (Name) hanya menuruti apapun yang dikatakan Levi. Bahkan jantungnya masih berdetak cepat karena pertanyaan tadi. "Selama kau tidak menjawab aku akan menjawabnya tetapi jika aku tidak ada kau harus bisa menjawab dengan hati-hati, karena mereka akan semakin membuatmu gugup." Baru kali ini (name) merasa pria disampingnya peduli padanya terlepas dari insiden itu (name) masih meragukan perasaaan diantara dirinya dengan Levi.
"Cukup tau jika semerepotkan ini jika menjadi artis."
"Ya, dan aku hanya membiasakan diri."
Helaan nafas perlahan dengan teratur membuat (name) merasa beban di pundaknya sedikit berkurang. Setidaknya setelah Minggu depan dirinya harus pergi dari kota ini dan menjauh dari sekitar pria disampingnya. "Lelah, belum apapun sudah seberat ini." Kelu (name), Levi hanya meliriknya sekilas dan kembali berkutik dengan ponselnya. Sampai suara panggilan pesawat yang mereka tumpangi terdengar. (Name) berjalan sedikit mendahului di depan Levi, sementara pria itu hanya menatap gerak gerik (name).
Sampai dikursi penumpang (name) duduk dengan tenang. Menatap jendela pesawat yang masih menunjukkan lapangan bandara. "Tidurlah saat sudah tiba aku akan membangunkanmu nanti." (Name) menggeleng dan nekat sekaligus kegirangan melihat pesawat yang akan lepas landas. Levi hanya diam menatap dan beberapa kali kembali membuka buku yang dibawa olehnya. Dalam keheningan Levi menoleh sekitar pesawat yang nampak tenang. Sampai sebuah kepala bersandar pada lengannya. Menatap (name) yang tertidur lelap membuat Levi mengubah posisinya dan memposisikan kepala (name) bersandar dengan nyaman.
Chup
"Dasar menyebalkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
FanficDia, Levi Ackerman. Seorang vokalis band dengan tiga orang termasuk dirinya. Band yang diberi nama "No Name" yang berhasil membuatnya terkenal menjadikannya seorang artis yang dipuja oleh fansnya, walaupun sebenarnya band itu tenar baru-baru ini. Me...