Aku terdiam menatap dibalik ruang tunggu di rumah sakit. Tidak bukan, dan bagaimana aku tidak tahu itu begitu cepat. Dan semua buram setelahnya hanya ada teriakanku yang menggema dan pandangan amarah pada sosok yang tergeletak memegang leher menahan urat nadi, menghentikan pendarahan.
Tanganku penuh dengan darah, pandangan buram itu terus semakin tak karuan. Sampai suara menyadarkan ku.
Tubuh itu terbaring dengan bagian perut yang mendapat luka tembakan akibat melindungi ku. Wajah pucat itu dan senyum itu aku mencoba memeluknya erat tak ingin kehilangan lagi dan begitu aku tersadar Hanji menamparku keras. Dan berakhir aku di rumah sakit dengan perutku yang telah di perban.
"Kita akan tunggu hasil yang akan keluar nantinya. Doakan jika (name) masih bisa diselamatkan."
Hanji terdiam disampingku menatap pintu yang masih tertutup dengan lampu berwarna merah.
"Tidak kah kau mencoba berbicara pada kami? Sebelum mengambil keputusan yang bodoh seperti ini?"
Aku diam tidak menjawab. "Dia masih mau mencoba Levi tapi tidak dengan tindakan yang gegabah ini. Kenny sengaja mengasingkan (name) karena suatu hal bukan karena dia ingin membuat sesuatu rencana. Kalau kau berpikir aku berkhianat saat ini kau juga harus tau, selama ini yang mengatur agar kau di jauhkan dari kami karena perintah ketua utama, ayahmu."
"Kau pikir aku akan percaya?"
"Tidak, aku tahu itu. Tapi, saat aku mengatakan ini. Jika 'ayahmu masih hidup.' Apa yang akan kau lakukan?"
Aku terdiam, tidak mungkin jika itu semua rencana dibalik ayahku apa yang membuat dirinya berpikir seperti itu.
"Setelah kabar dari (name) dan ayahmu yang masih berkeliaran diluar sana. Erwin sengaja mau bergabung dengan Kenny. (Name) tau karena Erwin berniat melindungi dirinya. Tidak karena memang dia memiliki perasaan pada (name) tetapi (name) yang tidak bisa lepas dari dirinya mencintai dirimu."
"Aku tidak tau bagaimana caranya Kenny mendapatkan informasi dimana ketua saat ini yang jelas, dia berada di salah satu tempat di Eropa. Terakhir informasi yang menarik aku dapatkan saat ayahmu bertemu dengan tuan, Frank. Distributor jual beli manusia."
*Nging
Lampu berubah warna dan aku seflek berdiri menghampiri dokter yang melepaskan sarung tangannya. "Tuan Ackerman?"
"Ya, saya sendiri."
Dokter itu menghela nafas berat dan dengan mendekatkan dengan wajah tertunduk. "Operasi pengeluaran peluru berhasil dilakukan, untuk luka dalam yang hampir menembus rahim nona (fullname) kami sudah menutupnya namun, dalam keadaan pasca syok saya harap anda mampu berbicara baik-baik dengan nona. Terlebih rahimnya sangat beresiko karena saya melihat sisa aborsi yang membuat nona mengalami rahimnya melemah. Dan seterusnya saya harap jika nona kembali meminum pil tanpa dosis resiko tinggi yang saya lihat, saya harus mengoperasikan pengangkatan rahim untuk nona (fullname). Saya undur diri, tuan, nona."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
FanfictionDia, Levi Ackerman. Seorang vokalis band dengan tiga orang termasuk dirinya. Band yang diberi nama "No Name" yang berhasil membuatnya terkenal menjadikannya seorang artis yang dipuja oleh fansnya, walaupun sebenarnya band itu tenar baru-baru ini. Me...