CHAPTER 2

200 17 0
                                    

"AKU TIDAK MAU!!"

Ujar seorang gadis kini didepan seorang pria yang menatapnya tajam dan bahkan pandangan tidak suka itu diperlihatkan. "Aku akan membayarmu dengan syarat tertentu selama itu, aku akan menanggungnya asalkan jangan menyebarkan semua kebohongan ini? Bagaimana?"

Cukup sudah, kepala gadis itu kini terasa panas dan siap meledak kapan saja. Dengan meraih jaketnya yang tergeletak disofa dirinya kini menuju pintu melupakan obrolan yang tidak jelas dan memakan waktu satu setengah jam untuk nego yang menurutnya tidak berguna. "Untuk sekali lagi, aku tidak  butuh uangmu." ucapnya final, namun.

"Siapa yan memintamu untuk keluar dari tempatku? Dan berniat kembali lagi pada pekerjaan yang sangat tidak berguna itu? Jujur saja. Aku meminta mereka memecatmu dan aku berhasil. Jika kau berniat pergi, aku pastikan kau akan hidup tidak nyaman dengan semua yang terjadi."

"Tidak..."

Serigai tipis dibalik ketenangan pria itu terlihat. "Oleh karenanya, aku memintamu un-"

"Tidak, dan terima kasih." Pintu itu tertutup kencang seiring gadis itu meninggalkan ruangan. "Minta orang untuk menjemputnya di tempatnya. Ya selama baranganya masih bisa digunakan, bawa itu dan pergi menuju tempatku." kepulan asap keluar dari sela mulutnya setelah ponselnya dimatikan dirinya melihat keluar jendela. "Aku tertarik dengannya."

Dia terdiam didepan apartemennya ketika beberapa orang mengeluarkan semua barangnya dan menyobek poster juga beberapa barang yang merupakan peninggalan orang tuanya hancur didepannya. "CUKUP!" kesalnya ditariknya dan dicarinya beberapa barang yang masih berguna baginya dan mencari sebuah benda yang merupakan peninggalan orang tuanya. "Sial, aku akan membunuhnya!" dalam batinnya kini dia merasa sedih. Orang yang dikaguminya malah membuat hidupnya sengsara, benar semua orang hanya berakting jika sudah memasuki dunia seperti itu, walau ada yang secara asli itu memang sifat mereka tapi rasanya kini dirinya mulai ragu apa benar itu yang diinginkan dan diharapkan padahal jelas-jelas jika itu orang yang sama.

.

.

.

Setelah dirasa dirinya mengambil barang yang dibutuhkannya kini dirinya menuju kesebuah motel dengan membayar perharinya. Disebuah ruangan kini (name) memutuskan menuju kamar mandi dan segera bersiap menuju tempat kerjanya, disebuah klub malam biasanya. Ketika tiba, dilihatnya Sasha dan Jean yang sudah siap dengan seragamnya dan dirinya segera menghampiri keduanya. "Lihat siapa yang habis menjadi kekasih seorang artis," menoleh dan merasa kesal kau mencoba untuk menenangkan dirimu. "Kekasih yang menjadi pelacur bayarannya, iya. lebih tepatnya." Sasha menoleh dan melihat (name) pergi menuju ruang ganti dan mereka meninggalkan (name) dengan bermacam pertanyaan.

Klub semakin ramai dan kau semakin dibikin sibuk dengan semua pelanggan yang mencarimu dan meminta dibuatkan minuman. Semakin malam semakin ramai semakin bayak pula pesanan yang harus kau buat. Beberapa kali kau memutuskan untuk mengobrol dengan para pelanggan yang memintamu membuatkan minuman bewarna-warni itu. Sesekali pula kau menghembuskan asap dari cerutu pemberian pelanggan yang berterima kasih padamu karena sudah mendengarkan curhatan mereka.

"Kau memang wanita pelacur ternyata," gadis itu menoleh dan mendapati pria menyebalkan yang sangat dihindarinya. "Lebih baik seperti ini, dari pada harus menjadi pelacur yang dikekang dan diancam? Bahkan merusak hidup orang secara tidak langsung." Meninggalkan pria itu dan menuju pelanggan yang lain menghindari tatapan pria itu. "Coba saja bermain denganku atau kau akan mendapat akibatnya," batin (name) kini bahkan sangat muak dengan semua kelakuan pria itu yang mulai menyebarkan gosip disekitar tempatnya. Tapi, mereka tidak akan memikirkan gosip itu, hal yang sudah sangat biasa dan bahkan terbilang wajar saja toh sama seperti artis yang lainnya. Membuat drama yang pada akhirnya sesama partner akan menjadi musuh dalam selimut dan melihat siapa yang bisa bertahan dengan semua permainan yang dibuat sendiri.

Kau mulai keluar dari tempatmu berjaga sebagai bartender dan menuju keruang ganti, memakai pakaian yang cukup memperlihatkan paha mulus dan perut halus yang sangat membuat pria terpikat. Berjalan lenggak-lenggok seperti merak dan memulai aksi indah seperti angsa. Salah satu bakatmu, pole dance.

"Akan kubuat kau terpesona hingga kau mati bersamanya." ujarmu melihat mata tajam itu yang kini menatap seperti singa buas yang siap menerkam kapan saja.

.

.

.

TBC

sorry kallo typo, ciao

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang