Setelah semua sudah mengepak barang kembali mereka melanjutkan perjalanan hingga seperti yang dikatakan oleh Hanji. Tiba pukul sebelas malam dan mereka harus segera istirahat karena konser besok akan menjadi konser kedua mereka. Levi juga masih berpikir lirik lagu baru yang akan segera di liris dadakan saat di kota terakhir. Tiba di kamar segera Levi mengambil peralatan mandi dan meninggalkan (name) yang masih memindahkan barang.
"Butuh bantuan?" (Name) menggeleng dan berusaha menata isi kopernya dan menyusun kembali ke dalam koper. "Tidak, aku hampir selesai," Levi meninggalkan begitu saja dan menuju balkon sambil meminum wine yang baru saja dipesannya. "Aku akan menggunakan kamar mandi," Levi melirik sekilas dan kembali menyeruput winenya. Disisi ini Levi kembali berpikir tentang hal beberapa waktu lalu terjadi dan dirinya memikirkan jika (name) dan dirinya sama-sama menghindar.
Levi memutuskan menuju ranjangnya dan segera tidur namun dirinya seketika berpura-pura memilih tidur saat mendengar (name) menangis sesenggukan di dalam kamar mandi dan Levi tetap diam menunggu hingga suara itu memudar, pria itu berputar membelakangi bayangan postur tubuh (name). Secara tidak langsung membuat dirinya melihat pada batas kasur dan mereka berhadapan satu dengan lain.
"Bisakah aku berharap ada perubahan setelah ini? Kami-sama aku sudah terlalu lelah untuk menahan semua ini." Levi terdiam namun, tidak lama dirinya membuka mata dan melihat (name) tidur nyenyak walau dahinya sedikit berkerut dan beberapa kali mengigau. "Apa maksudnya?" Levi menoleh mendapati (name) berpindah posisi. Namun dengan air mata yang menetes di pipinya.
Dua hari telah berlalu, dibawah kini acara pesta hotel di meriahkan dan pagi ini sudah berapa kali Levi dengan pakaian kasual datang dengan membawa secangkir minuman beralkohol lagi. (Name) dirinya lebih memilih berada di balkon ataupun sofa di salah satu sudut ruangan. Banyak rekan kerja Levi datang dalam pesta itu bahkan Hanji sudah meninggalkan posisi awal yang berkumpul dengan staf. "Kau tidak bosan sendirian? Nona." (Name) menengadah menatap Kenny datang dan duduk di sampingnya."Anak itu sangat keras kepala memang."
"Ya, selalu seperti itu."
"Yelena akan datang mungkin besok ataupun lusa, siapkan dirimu."
"Ya, aku sudah menyiapkannya." Kenny pergi setelah itu meninggalkan (name) ditempat dengan pandangan sayu menatap Levi namun seakan bisa merasakan dari jauh, Levi menoleh mendapati (name) menatapnya dengan maksud yang dalam. Di dalam kamar sendirian (name) duduk termenung menatap bulan dari kamar. Seakan sudah lelah dan tidak mampu lagi untuk menahan dia menangis membiarkan air mata itu mencelos begitu saja. Tidak yakin dengan pilihan yang diambilnya menatap sayu pada atap langit kamar. "Tolong ingatlah," satu kalimat yang ingin disampaikan namun resiko terbesarnya dirinya mungkin akan menghilang dari pandangan pria itu tapi tetap saja rasa rindu yang lama ditahan dan sisi lain yang tidak bisa (name) tunjukkan.
Jadwal terakhir konser akan digelar besok di kota tidak jauh dari jarak mereka saat ini. Dan juga merupakan hari terakhir bagi dirinya bisa bersama Levi. "Tidak banyak yang berubah, aku juga akan segera pergi." Ujarnya sendiri dalam kamar tetapi kali ini Levi lebih unggul satu langkah dari (name) ponsel miliknya dibiarkan tersambung dengan earphone yang digunakan olehnya saat ini. Menatap sekitar Levi merasa beberapa pasang mata menatap dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
Hayran KurguDia, Levi Ackerman. Seorang vokalis band dengan tiga orang termasuk dirinya. Band yang diberi nama "No Name" yang berhasil membuatnya terkenal menjadikannya seorang artis yang dipuja oleh fansnya, walaupun sebenarnya band itu tenar baru-baru ini. Me...