CHAPTER 1

267 21 0
                                    

(Fullname)POV

Aku berjalan dijalanan yang sepi dengan hawa dingin. Walaupun mantel yang kugunakan sangat tebal, tapi tidak dapat membuatku merasa hangat. Pekerjaan ini membuatku lelah walau aku senang karena penghasilan yang di dapat lumayan "Huh! Lain kali aku akan menghajar orang itu," batinku yang masih kesal dengan perlakuan seorang pelanggan.

Flashback

Seorang wanita cantik memakai kemeja merah berlengan pendek dengan rok blous diatas lutut memperlihatkan kaki jenjangnya yang tercetak jelas. Tangan yang lentik dan mulus itu dengan cekatan melayani pesanan para pelanggannya, "Ini pesanannya." Suaranya yang lembut membuat para pelanggan suka menggodanya. Dalam sebuah klub malam dirinya bekerja dengan setiap kali saat dirinya melayani pelanggannya disertai senyuman yang membuat siapa saja selalu meliriknya. Selain sifatnya ramah, parasnya yang ayu dia disukai pelanggannya bukan hanya sebatas kenalan namun sebagai perasaan suka pribadi pada masing-masing pihak. Semua ditolaknya dan sering juga berakhir menjadi pertengkaran yang tidak jelas permasalahannya. Untungnya setiap itu terjadi ada seorang bodyguard yang merupakan kenalannya yang membantunya.

Flashback End

Aku membuka pintu apartemen yang ku kunci sebelumnya dan kini aku bisa dengan leluasa menghelakan nafasku. Menjadi bartender penuh dengan resiko selain melayani pesanan minuman orang kadang kali terjadi kesalahpahaman antara bartender yang lain dan paling fatal hubungan antara bartender dengan seorang pelanggan dan berakhir menjadi mengenaskan. Ya, kadang menyebalkan memang tapi tentu saja itu akan menjadi sesuatu yang lain lagi jika kenalan yang dijumpai memang menginginkan suatu hubugan yang tanpa adanya paksaan dan kecurangan. Masalahnya jika menolak itu tergantung setiap pelanggan kadang kala mereka akan dengan bebas dan terkadang juga mereka akan menjadi seonggok daging tak bernyawa. Tapi tidak denganku tentunya. Setiap kali aku hampir terjerat oleh mereka tentu saja aku menolaknya walau dengan paksaan sekalipun setidaknya aku akan sedikit tenang tidak menjadi simpanan salah satu pengusaha itu dengan maksud mencelakaiku.

Setelah membersihkan tubuh dan memakan makanan malamku yang sangat terlambat aku tentu saja mencoba merebahkan tubuhku di kasur dan mulai mendengarkan lagu kesukaanku dan tentu saja dengan berakhir terlelap.

End (Fullname)POV

Seseorang disuatu tempat menatap sebuah dokumen dan menaruhnya kembali tetapi setelahnya dia bangkit dari sofa yang didudukinya. "Apa harus? Kontrak macam apa ini? Kau tidak akan mempermainkanku lagi kan?" dengan waspada tentunya. Seorang pria paruh baya tersenyum disebuah kursi dengan segelas vodka ditangannya. "Hanya melakukan pernikahan kontrak dan jika perjanjian itu selesai kau boleh kembali membujang seperti saat ini. Hanya butuh delapan bulan."

Dengan kesal pria yang memiliki sorot mata tajam itu mengambil kembali dokumen yang dilemparnya dan segera setelahnya dirinya pergi dengan menutup pintu dengan keras. "Sebenarnya apa tujuan si brengsek itu," seseorang dengan jas hitam mengantarnya menuju sebuah mobil dan segera dirinya meninggalkan rumah mewah itu.

Pagi hari yang indah kini telah menyinari kota Tokyo. Merasa terusik dari mimpi indahnya (name) terbangun dengan kesal yang membuat moodnya buruk hari ini. "Padahal itu sangat berarti." Dilihatnya sebuah poster dengan gambar seorang pria yang memegang sebuah mic dengan perban mengitari matanya.

" Dilihatnya sebuah poster dengan gambar seorang pria yang memegang sebuah mic dengan perban mengitari matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Andai bisa bersamanya," rancau (name). Ya, dia sangat menjaga hatinya untuk pria di dalam poster itu dan mau bagaimana pun itu yang membuatnya selama ini bertahan karena lagu yang dinyanyikan oleh pria itu. Walau bukan lagu yang memiliki arti penyemangat tapi dia sangat menyukainya ketika pria itu mulai bernyanyi. Suara bass yang terdengar seksi di indera pendengaran (name). Bukan hanya dirinya tapi seluruh para wanita yang sangat mengidolakannya. Tapi ditepisnya itu kuat hingga (name) sangat sadar dengan kenyataan dirinya. "Aku hanya seorang gadis biasa." Membuat siapa pun pasti akan merasakan hal yang sama jika dirinya tidak memiliki kekayaan atau pun kecantikan yang membuatnya popular.

Ketika melihat ponselnya (name) melihat sebuah notifikasi. Sebuah artikel berjudul 'Tipikal Wanita Seorang Levi Ackerman' dibukanya artikel itu dengan tergesa dan setelahnya dia melihat sebuah cuplikan kecil. Levi di dalam sebuah ruangan diwawancarai sebuah saluran televisi.

"Jadi, bagaimana anda menjelaskan sesosok wanita yang akan menjadi pendamping anda nantinya?"

"Hanya kujawab dua kata saja"

"Baiklah, seperti apa cirinya jika boleh tau?"

"Biasa tapi Anggun"

Levi meninggalkan ruangan itu dan kini repoter itu kembali berbicara, "Jadi, jangan putus asa jika kalian seperti apa yang dikatakan olehnya." Banyak komentar yang tertulis dikolom blog itu. Dengan kesal (name) juga ikut mengomentari sesuatu.

(Name) mematikan ponselnya dan segera dirinya bersiap menuju restoran yang berada ditengah kota yang jaraknya cukup jauh karena daerah rumahnya hampir berada di daerah pinggiran.

Tiba direstoran (name) segera mengerjakan shift paginya dan ketika dirinya memasukan beberapa kardus bahan. Seseorang menabraknya dari samping membuat isi kardus yang dibawanya jatuh dan bahkan ada yang sampai rusak.

"Tch"

Masih pusing dengan benturan yang berakibat pada dirinya bahkan (name) masih terduduk ditanah orang itu menarik (name) dengan paksa dan menghimpitnya didinding tepat dibelakang (name). Kesal dengan perlakuan orang di depannya ini (name) membuka mulutnya untuk berteriak tapi, mulutnya dibungkam dengan sesuatu yang kenyal dan sebuah cahaya germelap juga suara kamera terdengar ketika benda kenyal itu pergi (name) mencoba membuka matanya sebisa mungkin. "Dia calon istriku," suara yang sangat dikenal ketika dilihat seseorang yang memeluknya. Dalam sebuah dekapan dan suara bass seorang pria, dilihatnya, dia Levi Ackerman memeluknya.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Seperti biasanya kalo typo bilang ya!

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang