.
.
.
Tok tok tok
*Klek
"Halo, lama tidak berjumpa...(name).
.
.
.
Levi menatap pesan yang baru saja masuk pada ponselnya.
'aku akui kalian memang pandai dalam menilai... tetapi asal kalian tau saja..tidak semua yang kalian prediksi sesuai apa yang kalian inginkan.'
-U.AK
Terdiam, secara spontan dia mengambil kunci dan menuju besmen, bukan tempat rahasia. Tetapi gudang persenjataan milik keluarganya.
"Kita selesaikan malam ini aku semakin kesal saja pria tua bangka! itu tidak mendatangi ajalnya."
Levi berjalan menuju bagian senjata senapan laras panjang dan melihat salah satu kesukaan miliknya saat dulu dia menjalankan rencananya. "Disini kau rupanya."
Sore itu dia sudah menyusun rencana hanya dirinya seorang yang akan datang Erwin dia tugaskan menuju negara lain mencari anggaran dan anggota baru dan dirinya disini menyusun rencana Yap, seorang hanya dirinya dan entah selamat atau tidak malam itu, jika terjadi maka terjadilah.
Semua yang diperlukan telah dikemas sore tadi dan kini ditempat parkir dirinya meneropong dari jauh menggunakan binokular. Tempat yang cukup menyebalkan untuk diterobos. Menghembuskan rokok terakhir dirinya segera menyalakan mobil dan menuju pelabuhan yang dipantau olehnya sedari tadi.
.
.
.
Aku mencoba untuk menidurkan diriku yang sudah tidak tidur selama beberapa hari karena hormon yang tidak stabil. Kalau tidak bisa tidur bawaannya mual dan bahkan sampai lemas.
Aku mencoba mengambil posisi nyaman namun segera aku kembali teringat apa kata Yelena kemarin.
"Aku tidak yakin (name) jika Kenny membiarkan dirimu begitu saja mengingat kejadian lampau yang kau alami sendiri. Segera setelah anak itu lahir ataupun Levi tidak datang menyelamatkan dirimu maka segera akhiri ini."
Menatap suram pada belati yang disembunyikan di dalam nakas (name) bingung bercampur aduk. Tidak bukan karena pilihan yang harus dipilih olehnya namun, kemungkinan yang terjadi yang membuat dirinya kesal tidak bisa bertindak lebih. "Sial," (name) menoleh ke arah pintu disekitar terasa ramai bahkan suara teriakan orang diluar mansion ini.
Mengambil belati dan disembunyikan di belakang punggung, tangan (name) yang lain mencoba membuka pintu dan saat itu juga seseorang masuk dengan menodongkan pistolnya ke depan wajahnya. "(Name)..."
Dilihat Levi dengan beberapa dibagian tubuhnya terdapat luka sayat. "Apa yang kau lakukan?" Bercampur aduk, perasaan yang membuat (name) kesal, senang sekaligus prihatin. "Siapkan barang-barang mu kita pergi setelah ini."
Levi membuka lemari dan mengambil pakaian (name) dan memasukkan ke dalam tas yang tersedia. (Name)encoba mendekat dan ketika Levi merasakan sesuatu menyentuh punggungnya dia terdiam. "Pergi," ujar (name) menahan ketakutan memegang belati dan mengarahkan tepat jantung berada.
"Pergi, sebelum aku memanggil yang lain."
Levi terdiam, saat mencoba berbalik. (Name) semakin membuat belati itu menyentuh punggung Levi.
"Ayo pergi, Kenny sedang tidak ada disini dan penjaga sudah ku bantai semua."
Mendengar hal itu (name) seketika tau jika Levi di depannya kembali pada Levi yang dulu. Semakin kuat ketakutan yang (name) rasakan semakin kuat belati yang dipegang mengarah pada jantung Levi.
"Kalau kau memang ingin membunuhku silahkan, tapi tidak disini. Kita tidak punya waktu. Kalau kau masih ragu..."
Levi berbalik dan memberikan pistol yang sedari tadi disimpan di sakunya. "Ambil pistol ini dan tembak aku sesukamu."
Tepat saat itu tatapan (name) berubah tangisan pecah seketika. Belati dibuang jauh oleh (name) wanita itu menangis sesenggukan dalam pelukan Levi. "Ayo pergi," kata lembut itu bagaikan mantra penenang bagi (name) moodnya kacau hormonnya tidak stabil begitu juga dengan mentalnya. Dia butuh seseorang yang bisa menenangkan dirinya.
Tidak akan menutupi semua yang ada di dalam benak (name) wanita itu merindukan Levi jauh di lubuk hatinya jauh dibandingkan egonya dia masih menyimpan rasa pada orang yang membuat dirinya trauma dengan semua hal yang Levi lakukan tetapi entah apa yang membuat dirinya berpikir jika dia masih membutuhkan Levi saat ini. (Name) juga tidak tahu.
Suara tembakan pistol membuyarkan ketenangan itu sesaat. "Aku tidak menyangka akan ada tikus yang merayap masuk kemari. Benarkan? Keponakanku.."
Kenny tersenyum menatap dari balik pintu yang berlubang karena tembakan. "Walau kau sejujurnya memang menyebalkan, aku yakin darah ayahmu yang mengendalikan ini semuanya."
Levi tak ambil pusing dia meminta (name) untuk berada di belik punggungnya. Saat Levi mendekati pintu.
"Bunuh dia (name)!"
Saat itu juga Levi merasakan benda tajam menusuk perutnya. Dan dapat dilihat wajah ketakutan (name) yang menatap padanya dengan raut menyesal.
*DUAR
"BAGIAN TIMUR MANSION! KITA TELAH DISERANG!"
Seru salah satu anak buat Kenny di bagian penjagaan sebelum tubuh itu tergeletak terkena peluru dari balik pepohonan.
"Sialan kau Levi! Disaat seperti ini kau memintaku huh? Aku masih terlalu dini untuk menggunakan senjata ini.
Hanji mengomel dengan kesal ketika seenak Levi memintanya menggunakan sniper.
"Akhiri ini semua, boys." Levi menatap jendela dan dua helikopter muncul bersama menembaki mansion.
Levi mundur saat pintu di buka paksa dan Kenny tersenyum dengan membawa pistolnya. "Saat mengakhiri ini semua Levi!"
*DUAR
.
.
.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
FanfictionDia, Levi Ackerman. Seorang vokalis band dengan tiga orang termasuk dirinya. Band yang diberi nama "No Name" yang berhasil membuatnya terkenal menjadikannya seorang artis yang dipuja oleh fansnya, walaupun sebenarnya band itu tenar baru-baru ini. Me...