Sendiri. Kata itu sangat cocok untuk menggambarkan kehidupanku saat ini.
Jangan tanyakan mengapa?
Karena jawabanya aku tidak tau.
Yang pasti, gelar Alone itu sudah melekat di diriku dari detik ke detik.
Entah kapan aku akan melepas gelarku itu. Aku tidak yakin ada orang yang mampu melepas gelarku itu. Atau lebih parahnya, aku akan sendiri. Selamanya.
Tuhan. Bahkan sampai saat ini, aku belum mempunyainya. Mom and Dad-ku tak pernah menyinggung soal Tuhan. Tak pernah ada do'a, tak pernah ada ibadah, tak pernah ada perayaan. Tapi aku yakin Tuhan itu ada. Walaupun aku tidak tau siapa Tuhanku. Apa agamaku. Tapi aku tidak peduli. Yang terpenting, aku selalu percaya pada Tuhan. Dan berdo'a padanya.
Yup, sesuai gelarku. Alone. Aku memang sangat sulit bersosialisasi. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, yang membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupannya.
Tapi aku? Aku terlalu egois. Hingga aku terjerumus dalam lubang penyesalan yang membuatku berakhir pada gelarku.
Sahabat? Aku terlalu naif untuk menyebutnya sebagai sahabatku. Aku terlalu munafik untuk mengakuinya. Aku selalu mengacuhkanya, mengabaikannya dan menganggapnya sebagai teman biasa. Katakan aku egois. Itu memang benar. Dan itulah kenyataannya.
Pacar? Yah, aku sempat memilikinya. Dia berkhianat, yang membuat hatiku membeku. Namun perlahan mencair sejak adanya seseorang. Dan dia terlalu sempurna untukku. Dia berada di sampingku ketika aku jatuh sejatuh-jatuhnya. Walaupun aku tau, dia kecewa padaku. Tapi kau tau apa yang terjadi? Dia meningalkanku pada akhirnya. Dia pergi tanpa pamit padaku. Dan aku hanya bisa menunggu. Menunggu harapan yang tak pasti.
Orang tua? Aku mempunyai keduanya. Tapi mereka terlalu dalam hamburan uang. Sehingga aku merasa sendiri. Mereka tak pernah mengerti aku. Dan aku selalu membuat mereka kecewa.
Saudara. Aku mempunyai satu saudara. Saudara kembarku. Sangat kusayangi. Namun entah kenapa, dia akhirnya juga meninggalkanku. Apapun alasanya. Aku selalu menyayanginya.
Tuhaan. Kata orang aku tak pernah sendiri. Tuhan dan bayanganku akan selalu mengikutiku. Kemanapun aku pergi.
Tapi aku ingin seseorang. Seseorang yang benar-benar nyata. Yang selalu berdiri disampingku dalam suka maupun duka. Yang menemaniku menempuh jalan hidupku. Aku ingin seseorang itu Tuhan. Ku harap kau mengerti. Aku tak pernah ingin sendiri. Aku ingin kesendirianku berakhir. Aku ingin melepas gelarku.
Dari single menjadi taken.
•••
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending for Alone On Editing (Completed)
RomanceTak selamanya seseorang itu sendiri. Tak selamanya seseorang itu terkena musibah. Sesuatu pasti indah pada waktunya. Tapi apakah itu benar? Mengapa gadis ini selalu dipermainkan keadaan. Seolah olah tak ada kebahagian yang tersisa untuknya. Kesalah...