|EFA-8| Syukron, Akhi!

2.9K 134 1
                                    

Hampir setiap pulang sekolah selama seminggu berturut-turut, Ana dan Rudy menghabiskan waktu mereka untuk mengerjakan tugas dari pak Burhan. Seperti saat ini, keduanya sibuk mengetik tugas yang berjibun banyaknya.

"Gue pergi dulu ya Na. Biasalah."
Suara ketukan high heels memaksa Ana untuk menghentikan tarian jarinya. Dengan rok mini di atas lutut warna merah maroon dan blouse warna peach, Audrey berdiri di hadapan Ana. Aroma parfum menguar dari tubuh Audrey.

Audrey mengerling pada Ana dan Ana yang tau arti itu hanya geleng-geleng kepala melihat ke-playgirl-an Audrey.

"Oke drey. Happy date, yeah! Jangan diputusin tu cowok, kasihan."

"Siph." Audrey mengangkat jempolnya.

"Gue pergi dulu Rud, bye semua!"

Ana menatap punggung Audrey yang menjauh bersama Wahyu dengan mobil merah Audrey.

"Akrab banget sih," decak Rudy penuh kagum.

"Iyalah Rud, sejak diperut ajah udah barengan. Jadi ya, deket banget." Ana meletakan dua gelas lemon tea, dua gelas soda dan beberapa cemilan ringan.

"Asyiknya kalo punya saudara. Hmmm, ngomong-ngomong setiap gue kesini gak pernah liat bonyok lo deh. Kemana?" tanya Rudy penasaran karena rumah besar Ana yang terbilang sepi. Bahkan mulutnya pun masih mengunyah kue kering.

Ana terdiam sesaat. Mengambil permen karet dan membuka mulutnya,"Mereka jarang pulang, paling sekali seminggu. Itu pun hanya hari senin."Jawab Ana juga sibuk mengunyah permen karetnya. Ya saat ini mereka sejenak sibuk memakan cemilan.

"Bismillah, dulu," tegur Rudy.

Ana cengengesan, "Oh iya. Lupa!" Ana menepuk jidatnya. "bismillahirrahmanirrahiim."

"Jadi lo di rumah gedong ini cuma berdua?" Rudy manggut-manggut.

"Tambah bibi tepatnya." Ana pun membuang permen karetnya kemudian membuka tempat pensilnya.

"Kita lanjut kerjain tugas Matematika aja. Dari tadi ngobrol mulu." Rudy mengeluarkan buku paket dan buku tulisnya.

"Dari tadi juga kerjain. Kamu-nya aja yang banyak omong," gerutu Ana. Tatapannya kembali fokus ke layar laptop di depannya.

"Lo baca materinya dulu. Biar gue yang ngetik," Rudy menyodorkan buku paket yang baru saja dikeluarkannya.

Ana mengambil buku itu lalu membacanya dalam hati. Rudy yang mengambil alih tugas Ana pun segera menghadapkan layar laptop ke wajahnya.

Iseng-iseng Rudy membuka folder bertuliskan 'funny' di laptop Ana. Karena sudah selesai mengetik, Rudy pun kepo dengan apa yang ada di dalam folder itu. Rudy melirik Ana yang masih sibuk memecahkan soal matematika, akhirnya pun memantapkan hatinya untuk membuka folder itu. Betapa kagetnya Rudy menatap gambar-gambar yang ada di dalam folder itu.

Ia menghela nafas tetap memperhatikan foto Ana dengan seorang lelaki yang seumuran dengannya. Jantung Rudy seakan berhenti berdetak, Foto itu sangat mesra hingga ia tak mampu melihatnya. Hatinya memanas, ia cemburu. Ada pose saat Ana sedang tersenyum manja, pose lelaki itu memeluk Ana bahkan ketika keduanya berciuman. Bukan hanya satu atau dua, tapi ratusan foto di antara mereka.

Dengan perasaan marah Rudy berusaha menetralkan amarahnya dan menutup laptob Ana. Rudy pun menghilangkan pikiranya tentang Foto tadi. Ia menyesal telah membuka privacy orang lain. Ia menyesal mengetahui orang yang disukainya telah memiliki 'orang lain' dalam hatinya. Yang pasti Rudy cemburu. Ia pun ikut tenggelam dalam deretan soal matematika agar ia bisa menetralkan pikiranya.

Ending for Alone On Editing (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang