|EFA-6| Let's play the Game!!

3.2K 147 1
                                    

Suara dentuman musik beradu dengan riuh tepukan dan sahutan sekaligus teriakan heboh dari para penonton saat melihat Rudy baru saja menuruni panggung. Jeritan itu semakin keras, memecah keheningan malam kala dengan langkah cueknya Rudy berjalan ke lantai dansa, berjalan melewati para gadis SMA yang berteriak histeris lalu berlanjut ke gerombolan teman-temanya.

"Hai," sapa seorang gadis dengan senyum mautnya.

"Hai," Rudy berhenti sejenak, menatap gadis itu lalu tersenyum tipis.

"Suara lo bagus, keren," gadis itu memuji, tatapannya pada Rudy pun begitu. Binar-binar cinta terpancar dari mata coklat gadis itu.

Rudy masih tersenyum, namun lama kelamaan dirinya risih juga. Tangan mulus gadis itu mulai menggenggam tanganya. Tak sopan!

"Thanks,"

"Dansa yuk!"

Rudy menelan ludahnya. Gadis di sampingnya ini sudah tak tau malu. Tangannya bergelayut manja di lenganya. Rudy menggeleng pelan. "Lain kali aja, Mia. Sorry."

"Yaudah gak papa. Gimana penampilan gue hari ini? Cantik gak?" gadis itu memutar tubuhnya. Rambut merah menyala gadis itu berkibar sesaat.

Rudy menggeleng. Gadis itu a.k.a Mia masih mengenakan dress tanpa lengan berwarna merah terang dengan blink-blink yang menyilaukan mata diatas lutut. Dress tanpa lengan itu menampilkan lengan putih Mia, punggung gadis itu sedikit terbuka. Semua orang tau, Mia benar-benar sexy.

"Kenapa?" Mia mengernyit ketika Rudy menutup mata saat dipamerkanya bagian belakangnya.

Rudy menggeleng. Mia tersenyum lalu menyentuh tangan Rudy dan menggandengnya. Ia bahagia bukan main, Mia tak pernah sedekat ini dengan Rudy.

"Sorry, gue harus balik dulu." Rudy melepaskan tangan Mia yang tertaut pada lengannya.

Baru saja Mia merasa terbang ke langit, tiba-tiba saja ia harus jatuh, sejatuh-jatuhnya. Kebahagiaan sesaat. Seperti sebelumnya, Rudy selalu cuek dan mengabaikanya.

Mia mengeram kesal. Tanganya mengepal. Ditatapnya Rudy yang melenggang jauh. Tatapannya berhenti ketika Rudy menghampiri seorang gadis. Gadis dengan rambut coklat lurus dan kulit putih. Ana.

'Ana lagi. Apa sih kelebihan dia? Cewek idiot kayak dia harus di beri pelajaran.'

Mia mendekat ke arah gerombolan itu namun ia berusaha agar orang ditempat itu tak melihatnya.

"Ana lo cantik deh," itu suara Azis. Rupanya Azis sedang menggoda Ana.

Mia dapat melihat, bahwa Ana hanya tersenyum tak enak pada Giselle.

"Ish. Sayang, jangan godain cewek lain ah!" gerutu Giselle.

"Sahabat kamu ini emang cantik kok. Tapi, lebih cantikan kamu sayang!" Azis menoel pipi Giselle yang membuat gadis itu tersipu malu.

Mia tersenyum licik. Sebuah ide terlintas di kepalanya. Azis masih menatap Ana kagum, dan Mia semakin memantapkan idenya.

'Azis, Azis. Dasar player, udah punya Giselle, tapi masih godain Ana.'

Mia menyentuh tombol send sambil tersenyum miring menunggu balasan dari pria itu.

Azis : Hmm.

Mia : Lo mau duit nggak?

Azis : Mau lo apa sih?

Mia : Gue pengen lo jalanin rencana gue. Ntar kalo berhasil gue kasih bayaran buat lo. Setuju!

Azis : Rencana apa?

Mia : Pokoknya ada. Ntr gw telfon kasih penjelasan buat lo. Gmn?

Ending for Alone On Editing (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang